"Kita hanyalah kemungkinan. Kemungkinan yang tak mungkin."
-Gavino Revano Ricolas-
CekrekMendengar bunyi itu, Aletta langsung menurunkan biola dari pundaknya dan segera membuka matanya lalu terkejut.
"Ya Tuhan, ini anak siapa cantik banget!"
"Mama, Adel mau belajal main gesek-gesek kayak kakak itu."
"Untung udah gue foto, viral pasti!"
"Aduh, bagus banget, saya terharu sekali ...."
"Mbak, boleh foto, gak?"
"Alunannya itu, lho ...."
"Sayang, beruntung kita ke sini tadi."
"Penuh perasaan banget, ya, mainnya."
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Aletta langsung menunduk mendapat beberapa jepretan yang membuat matanya sedikit silau. Masih dengan jantung yang berdetak kencang, karena tiba-tiba di depannya sudah sangat banyak masyarakat yang tadinya ada di pinggiran taman, juga orang-orang yang berkendara yang berhenti di sana.
"Kak, boleh foto, gak? Please ...," pinta seorang gadis yang memakai seragam putih-biru dengan ke-empat teman yang memakai seragam yang sama.
"Oke, boleh. Senyum, ya." Salah satu dari mereka langsung mengambil foto tanpa Aletta jawab karena terlalu senang.
"Thanks, Kakak. Sukses selalu, ya, biola kakak bagus banget, lhoo ...," puji gadis yang tadi duluan meminta foto kepada dirinya.
"Eh ... iya-iya." Masih dengan keadaan bingung. Sungguh, ini semua terlalu mendadak. Siapa yang tidak terkejut jika saat kita membuka mata dan langsung melihat khalayak ramai tepat di hadapan.
"Dek, boleh foto, ya. Hehe, Adel pengen kenalan katanya," ucap seorang wanita yang masih cantik dengan gadis kecil di sampingnya.
"Halo, Kakak cantik. Itu namanya gesek-gesek, ya, Kak?" tanyanya polos dan Aletta sedikit berjongkok guna mensejajarkan dirinya dengan gadis manis ini.
"Halo, Adel, ini namanya biola, ya, Sayang," jelas Aletta dan sedikit merapikan poni anak itu.
"Mama, kalau Adel udah besal, mau pande kayak kakak ini, ya. Adel pengen main biola juga, Mah ...," pinta gadis kecil itu dengan mata berbinar.
"Nanti papa beli sepuluh biola untuk, Adel," jawab wanita dewasa itu.
"Makasih, ya, Nak. Permainan biola kamu tadi, serius, bagus banget," puji wanita itu dan tersenyum, lalu menggendong anaknya--Adel karena suaminya sudah menunggu di dalam mobil yang diparkir di dekat pohon.
"Good bye, Kakak. Muach ...." Gadis kecil itu menghadap belakang, dan melempar kecup jauh dengan mencium telapak tangan kanannya lalu menebarkannya ke arah Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTA
Teen Fiction#4 fiksi remaja [06/9/20] "Aku mau ngapain lagi?" Gavino terdiam. "Kok, lo takut?" Aletta bertanya kembali, "Kamu mau ngapain di sini?" "Ya, mau pulang lah!" ketus Gavino memegang kendali motornya. Aletta menatapnya, jika ingin pulang mengapa moto...