Seventeen

177 37 0
                                    

Situasinya kini berubah dengan begitu cepat dari yang semula diatas angin karena rencananya tidak diketahui siapapun, kini menjadi terpojok di tengah-tengah dua pembunuh yang siap menghentikannya kapan pun. Tapi Hitomi belum menyerah. Dia tidak bisa menyerah sekarang ketika situasi sudah menjadi seperti ini.

Sakura masih berbicara dengan para gadis lain yang sedang berusaha mengalihkan perhatiannya dari apa yang terjadi tepat di belakangnya. Sementara Hyewon berusaha mengambil pisau Hitomi yang telah terjatuh di lantai namun tentu saja Hitomi tidak semudah itu membiarkannya. Ia menginjak tangan Hyewon yang sudah memegang pisau tersebut di lantai.

"Akh.." Hyewon berusaha menahan suaranya sekecil mungkin sambil menahan rasa sakit. Dia mendongak menatap Hitomi dengan geram.

Kemudian Hitomi segera mengalihkan kakinya dari tangan Hyewon kepada kaki Nako yang sedang berdiri memegangi tangannya di belakang. Pegangan Nako pada tangannya pun mengendur. Hitomi memanfaatkannya untuk melepaskan diri. Ia berdiri dari kursinya.

Yujin yang menyadari situasi di belakang makin memanas pun segera bergerak ke belakang Sakura untuk menghalangi pandangannya.

"Cepatlah selesaikan." Batin Yujin yang mulai sedikit cemas. Bisa-bisanya mereka melakukannya di saat seperti ini. Sebentar lagi bel berbunyi, pasti ada guru yang akan datang ke dalam kelas. Bagaimana jika guru itu melihat apa yang terjadi di belakang sana ?

Hitomi terbukti menjadi lawan yang cukup sulit dikalahkan meskipun Hyewon dan Nako sudah menyerangnya secara bersamaan. Dia kini sudah bebas dan mulai melakukan serangan balasan kepada mereka berdua.

Hitomi mengarahkan sikutnya ke arah perut Nako yang berdiri di belakang. Serangannya cukup keras sampai membuat Nako mundur beberapa langkah sambil memegangi perutnya. Lalu Hitomi mengarahkan tangannya dengan cepat ke leher Hyewon.

'Dak !'

Terkena serangan telak itu, Hyewon tersedak dan memegangi lehernya. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Hitomi untuk berdiri dari kursinya dan bergerak menuju pisaunya. Sayangnya Nako sudah pulih kembali dan berhasil menendang pisau itu sampai menghilang di bawah kursi dan meja di ujung ruangan.

Hitomi mendesis geram menatap ke arah Nako. Ia hampir tak bisa menahan amarahnya lagi untuk menahan agar pertarungan ini tetap sunyi dan terhindar dari perhatian Sakura.

"Hei, kalian tidak duduk di kursi ? sebentar lagi, kan masuk." kata Sakura.

"A-ah, tenang saja." sahut Yujin.

"Iya. Kami masih ingin mengobrol sebentar disini. Kalau memang ada guru yang masuk kami bisa langsung duduk." imbuh Eunbi yang nampaknya berhasil menyembunyikan kecemasannya. Matanya beberapa kali melihat ke arah belakang Sakura menyaksikan pertarungan yang sebenarnya mendebarkan itu. Dia sendiri tidak tahu bagaimana akhirnya nanti.

Hitomi bergerak ke arah Nako kemudian melebarkan telapak tangannya. Dia tahu bahwa melayangkan pukulan biasa akan menimbulkan keributan. Maka dia hanya ingin menguncinya saja dan membuatnya pingsan.

Tapi nampaknya Nako juga menyadari hal yang sama. Ia pun melebarkan telapak tangannya, bersiap menangkap serangan apapun yang mungkin datang kepadanya. Dia melirik ke arah Hyewon yang masih memegangi lehernya sambil membungkuk. Terlihat seperti dia tidak akan kembali ke pertarungan untuk sementara waktu.

Telapak tangan Hitomi terulur cepat ke arah tangan Nako namun ia berhasil menghindarinya. Setelah berhasil menghindarinya Nako yang kini berusaha memegang lengan Hitomi. Namun karena tangannya yang pendek tidak butuh banyak usaha dari Hitomi untuk menghindar dan melanjutkan lagi serangannya.

Kali ini Hitomi mengincar leher Nako untuk memberikan serangan yang sama seperti yang ia berikan kepada Hyewon. Nako berhasil menangkap tangan itu sebelum mengenai lehernya dan itu menjadi keuntungan baginya.

Nako begerak cepat untuk memelintir tangan Hitomi kemudian menekan bahunya ke bawah. Hitomi menyadari dirinya kini sudah terpojokkan. Dia harus mengeluarkan senjata terakhirnya sekarang sebelum semuanya terlambat.

Hitomi merasakan bahunya benar-benar nyeri karena semakin ditekan oleh Nako. Ia pun segera menggerakkan satu tangannya yang bebas untuk menyibak roknya dan mengambil sebilah pisau kecil yang tersimpan di pahanya. Setelah mengambil pisau itu Hitomi menusukkannya ke paha Nako.

Rasa sakit yang tiba-tiba datang di pahanya membuat Nako mengernyit dalam. Tapi untung saja suaranya berhasil ia tahan. Pegangan pada Hitomi pun akhirnya mengendur. Ia dihempaskan dengan mudah oleh Hitomi sampai jatuh terduduk ke belakang.

Hitomi meregangkan bahunya yang masih terasa sakit. Satu halangan sudah berhasil ia hilangkan. Nako tidak akan berdiri untuk beberapa waktu. Ia kemudian menoleh ke arah kursi Hyewon. Namun ia tidak ada di sana.

Terlalu fokus pada pertarungannya dengan Nako, Hitomi kehilangan perhatinnya kepada Hyewon yang dikirinya sudah tidak berkutik. Lalu tiba-tiba dari belakangnya sebuah tali menjerat lehernya. Hitomi berusaha meronta-ronta meraih tangan yang makin mengeratkan jeratan pada lehernya itu. Tapi Hyewon tetap dengan wajahnya yang datar itu menjaga kekuatan jeratannya.

Hitomi hampir kehabisan napasnya. Dia tahu dirinya akan hilang kesadaran sebentar lagi. Lengah sedikit saja dirinya sudah ada di ambang kematian setelah lolos dari Nako. Apakah mungkin inilah kegagalannya ?

Hyewon menarik tubuh Hitomi mundur sampai akhirnya Hitomi jatuh perlahan ke lantai. Pandanganya menggelap seiring tarikan Hyewon. Hingga akhirnya gelap itu sepenuhnya menelannya. Hitomi tidak sadarkan diri.

Hyewon pun melepas jeratannya. Ia kemudian menekan nadi Hitomi. Detakan lembut di lehernya itu menandakan gadis itu masih hidup. Hanya saja kini pekerjaannya telah gagal.

Nako menatap ke arah Hyewon. Gadis itu sengaja memanfaatkan kelengahan Hitomi yang sudah hampir berhasil ia kalahkan. Ia pasti tidak mau mengambil resiko untuk bertarung satu lawan satu melawan Hitomi dan berakhir sepertinya, akhirnya dia hanya datang di saat-saat terakhir dan setelah Hitomi mengeluarkan senjatanya yang masih tersembunyi.

Hyewon membalas tatapannya dan menyeringai. Ia kemudian melepaskan jeratan pada leher Hitomi dan mengangkatnya untuk berdiri.

Yena dan Yuri yang baru datang pun terkejut melihat apa yang terjadi. Nako yang jatuh dengan paha tertusuk pisau dan Hitomi yang tidak sadarkan diri. Mereka hanya bisa menyimpulkan bahwa sebauh pertarungan di sini. Hitomi yang mendapat giliran pertama sepertinya sudah memulai aksinya dan seperti yang sudah mereka duga sebelumnya Hitomi pasti tidak akan dibiarkan.

Mereka berdua melihat ke arah kerumunan yang mengelilingi Sakura. Para pembunuh itu mencoba menghalangi Sakura menyadari apa yang terjadi. Dan mereka berdua terlambat datang.

Yena melirik ke samping dan menyadari seorang guru sudah berjalan menuju kemari. Dan kemudian bel masuk pun berbunyi menyusul. Ia memberikan isyarat kepada Yuri dan Yuri mengangguk.

Yena berjalan menuju Hyewon dan ikut membantu membawa Hitomi keluar dari kelas ini. Sementar Yuri menuju ke arah Nako.

"Tahan." kata Yuri. Kemudian ia mencabut pisau dari paha Nako dengan sangat cepat. Tatapan geram Nako tidak dihiraukan Yuri. Nako kemudian melepaskan blazernya dan mengikat erat luka di pahanya. Yuri pun membantunya berdiri.

Mereka berempat setidaknya bisa menghilangkan tanda pertarungan yang akan menimbulkan kecurigaan di tempat ini kecuali bekas darah Nako di lantai. Tapi mereka tidak perlu khawatir karena bekas itu bisa ditutupi dengan kursi dan meja.

Yena dan Hyewon yang membawa Hitomi bersama Yuri yang membawa Nako pun keluar tepat ketika guru memasuki kelas sehingga mereka tidak terlihat olehnya. Para gadis duduk di kursinya masing-masing seakan tidak pernah ada apapun yang terjadi.

~~~

>>>



TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang