Twenty Five

167 33 2
                                    

Rasa terkejutnya membuat Chaeyeon berhenti di tempatnya. Eunbi yang menatapnya pun tidak memberikan efek apapun selain kebingungan yang lebih lagi. Mereka saling menatap di koridor asrama yang kosong menanti siapapun untuk memberikan kata yang lebih banyak.

Eunbi tidak menemukan apa yang ia cari. Dia berbalik kemudian mulai melangkah.

"Tunggu !" Chaeyeon menyusulnya. "Jelaskan kepadaku."

"Seperti yang aku bilang tadi. Ada seorang agen yang menyusup ke sini. Dia pasti ingin melindungi Sakura."

Semuanya pasti akan menjadi lebih rumit sekarang. Begitulah pikir Chaeyeon.

"Jadi apa yang akan kamu lakukan ?" tanya Chaeyeon.

"Tentu saja aku akan mencari tahu siapa dia."

"Bagaimana caranya ?"

"Soal itu aku masih belum tahu. Dia pasti bukan amatir jika sudah bisa menyusup selama ini tanpa ketahuan. Dia berhasil menyembunyikan dirinya dengan baik."

Memutuskan untuk memberitahu Chaeyeon mungkin adalah pilihan yang buruk karena masih ada kemungkinan jika Chaeyeon adalah agen itu. Tetapi Eunbi merasa tidak punya pilihan lain. Dia tidak punya petunjuk apapun.

"Tapi bagaimana kamu tahu informasi ini ?" tanya Chaeyeon.

"Aku ini perwakilan Society. Jangan lupakan itu."

Jawaban Eunbi membuat Chaeyeon mendengus keras karena ia terdengar begitu sombong. Tapi dia harus mengakui Eunbi punya keuntungan itu. Dia pasti mendapatkan informasi tersebut dari Society.

"Aku tidak tahu kenapa aku memberitahumu. Aku harap kamu tidak membunuhku segera." kata Eunbi lalu menoleh ke arah Chaeyeon.

"Kenapa ? aku bukan agen itu."

"Hmm, entahlah."

Chaeyeon berpikir mungkinkah ia akan bisa memanfaatkan situasi ini ? tujuannya yang ingin melindungi Sakura jelas bukan karena dia adalah agen itu. Tetapi jika tujuan agen itu adalah melindungi Sakura, ia bisa memanfaatkan bantuannya. Dia harus menemukan agen itu sebelum Eunbi menemukannya.

~~~

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka semua menjalani hari seperti biasanya. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore ketika Yujin menaiki rooftop sekolah, rambutnya tertiup angin yang dingin membawa awan yang mungkin akan datang nanti malam.

Yujin menurunkan tas ransel yang dibawanya. Matanya memandang sekilas ke arah jendela kaca besar di gedung di depannya. Itu adalah kafetaria tempat semua siswa akan menyantap makan setiap hari.

Sekali lagi Yujin melihat ke sekitar dan memastikan bahwa tidak ada siapapun yang mengetahui keberadaanya di sini. Setelah itu ia mulai membongkar tas ranselnya. Mengeluarkan bagian-bagian yang nantinya akan ia rakit menjadi sebuah senapan runduk.

Sembari mengeluarkan bagian terakhir dari senapannya Yujin melihat waktu pada jam tangannya. Para pengurus kafetaria biasanya masuk pukul 5 sore untuk menyiapkan makanannya. Sekarang masih pukul tiga lebih sedikit. Waktunya masih banyak. Yujin hanya berharap jika Minju akan berhasil membawa Sakura ke meja yang sudah ia incar itu.

Sekarang ia mulai merakit senapannya dengan fokus setajam pisau.

~~~

Minju sendiri jauh dari kata siap seperti yang sudah ia rencanakan bersama Yujin. Tiba-tiba saja Chaeyeon berada tepat di depan pintu kamarnya ketika ia baru saja ingin pergi menjemput Sakura. Keterkejutan Minju masih bisa ia sembunyikan namun kebingungannya terlihat jelas dengan dahi yang berkerut itu.

"Ada apa ?" tanya Minju.

"Aku sudah tahu kamu mau pergi memancing Sakura." jawab Chaeyeon dingin. Minju tidak siap dengan semua ini. Bagaimana Chaeyeon bisa tahu tentang rencana ini ?

"Memancing apa ?"

"Tidak usah pura-pura bodoh." Tekan Chaeyeon. "Kamu bekerjasama dengan Yujin, kan ? Maaf saja tapi aku tidak akan membiarkanmu."

Situasi ini tidak menguntungkan, Yujin pasti sudah menunggunya kini. Apakah dia akan sempat untuk pergi kesana ? Minju tidak yakin dengan gangguan dari Chaeyeon yang tiba-tiba datang ini.

"Kamu pikir aku akan benar-benar bekerjasama dengan Yujin dan melepaskan hadiah besar itu ?" Minju menyeringai. Chaeyeon masih diam tanpa ekspresi sedikitpun. Wajahnya masih sedingin tadi.

"Aku juga berniat mendapatkannya. Bekerjasama dengan Yujin adalah salah satu cara yang termudah menurutku." Sambung Minju.

"Jadi kamu akan mengkhianatinya begitu dia menyelesaikan tugasnya ?" Tanya Chaeyeon.

"Tentu saja. Jadi kalau kamu pikir aku akan bertarung denganmu demi keberhasilan rencana Yujin kamu salah." Jawab Minju. "Jadi kalau memang kamu menghalangiku sekarang, aku tidak akan repot-repot melawan."

Chaeyeon bertatapan dengan Minju selama beberapa saat yang lama. Minju pun mencoba bersikap setenang mungkin selama itu. Meskipun ia bertanya-tanya bagaimana Chaeyeon tahu tentang rencananya Minju tetap tidak akan bisa bertanya langsung karena itu akan membenarkan hal tersebut dan menghapus kebohongan yang sudah ia pertahankan ini.

"Jadi apa yang mau kalian lakukan sebenarnya ?" tanya Chaeyeon.

Mendengarnya Minju mengerung. "Kamu bilang tahu apa yang aku rencanakan."

"Aku hanya tahu kamu akan memancing Sakura."

"Itu saja ?"

Chaeyeon diam. Lalu Minju menghela napas. Dia lega sekaligus kesal. Karena sudah begitu cemas tadinya hanya dengan mendengar ucapan Chaeyeon yang tanpa dasar itu.

"Yasudah, terserahlah." Minju segera menutup pintu dengan cepat dan menguncinya meninggalkan Chaeyeon yang berdiri mematung. Mengetahui Minju yang baru saja masuk membuatnya tak bisa melakukan apapun. Dan dia juga bisa lega karena tahu Sakura akan aman. Untuk sementara waktu.

Chaeyeon pun akhirnya berbalik kembali ke kamarnya. Sakura mungkin masih belum kembali dari urusannya membeli snack di vending machine kafetaria. Chaeyeon sengaja meminta dibelikan banyak snack agar Sakura cukup lama menghabiskan waktu di sana sampai ia menyelesaikan urusan dengan Minju. Yang ternyata sudah selesai lebih cepat dari yang ia perkirakan.

~~~

Suara gemeletak karena senapan yang sudah jatuh dari tangannya itu menyatu bersama suara angin yang makin kencang bertiup. Mata Yujin melebar tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengarkan dari seseorang di hadapannya ini.

Lalu dalam sekejap rasa terkejut itu berubah menjadi amarah yang terpancar jelas pada gerahamnya yang mengatup dan matanya yang membara. Yujin tidak punya waktu untuk membereskan lagi senapannya. Ia segera berjalan cepat ke arah pintu dan menghilang di baliknya. Meninggalkan seseorang yang menyeringai, karena satu lagi kemenangan telah ia dapatkan. Atau sebenarnya, ini bisa jadi dua kemenangan jika semua berjalan seperti yang dia harapkan.

Angin lagi-lagi berhembus di hari yang makin sore. Bumi belum menggelap namun udara sudah begitu dingin. Ia menggosok-gosokkan tangan pada lengannya berharap mengusir dingin itu.

Tak lama kemudian ia pun berbalik dan menghilang juga ke dalam pintu.

~~~

Minju tengah berkacak pinggang di depan kaca jendela yang menghadap ke pemandangan kota ketika pintunya diketuk dengan keras. Minju sedikit terkejut dan terjingkat sebelum akhirnya berniat membuka pintu dengan kesal. Jangan sampai Chaeyeon lagi yang ada di hadapannya.

Ketika pintu di buka Minju terkejut mendapati Yujin lah yang berdiri di depan pintunya. Dengan tatapan mata yang membara ia menatap ke arah Minju.

"Sedang apa kamu disini ? kukira kamu menunggu di atap." kata Minju.

"Aku salah mempercayaimu." balas Yujin.

"Apa maksudmu ?"

"Aku salah telah mempercayaimu, Shinigami."

~~~

Maaf ya lama.. Author lagi ribet di DuTa.

Kalian tolong, dong kasih pendapat kalian tentang cerita ini biar Author tahu apa yang kira" kurang gitu. Oke ?

TARGETDonde viven las historias. Descúbrelo ahora