Chapter 21 - Terkejut

44.3K 5.7K 78
                                    

Jangan lupa klik ⭐ sebelum membaca

~Happy Reading~

Semua bangasawan yang diundang ke acara ulang tahun Putri Jialin sudah mulai berdatangan, mereka memasuki gerbang utama dengan rapi dan menunjukan undangan agar bisa masuk. Tanpa undangan mereka tidak akan bisa masuk karena istana Kekaisaran memiliki aturan yang ketat sehingga orang-orang masuk ke istana kekaisaran harus memiliki posisi yang jelas di istana atau mendapatkan undangan dari keluarga kekaisaaran hal ini dilakukan untuk menjaga anggota kekaisaran dari orang-orang yang memiliki maksud yang buruk. Beberapa penjaga istana dikerahkan untuk menjaga keamanan istana selama acara berlangsung.

Semua orang telah menyiapkan hadiah yang baik untuk Putri Jialin, karena sejak penampilan Sang Putri di ulang tahun Kaisar, mereka sadar bahwa posisi Putri Jialin sekarang bukanlah seperti dulu lagi, ia sudah berubah dan Kaisar mulai memperhatikannya, jadi mereka harus menyiapkan hadiah yang baik untuk menyenangkan Sang Putri.

Para pelayan memasuki Taman Bunga, tempat acara dilaksanakan untuk mempersiapkan semuanya agar pesta berjalan lancar. Namun, ketika mereka melihat panggung pertunjukan mereka terkejut melihatnya sebab telah membeku karena air. Sontak mereka sangat ketakutan melihatnya, dan segera melapor kepada Kaisar untuk menyelesaikan masalah, karena sudah menjadi tradisi umum bahwa sebuah acara atau perjamuan yang diadakan harus menyiapkan panggung pertunjukkan, agar menghibur para tamu dan memperlihatkan bakat muda Kekaisaran, tanpa adanya panggung tersebut sebuah acara atau perjamuan akan dianggap lelucon diseluruh Kekaisaran.

Salah satu pelayan yang memimpin persiapan acara itu berkeringat dingin ketika melihat panggung pertunjukan yang telah membeku, ia sedikit menarik pakaian bawahnya untuk mempermudah gerakannya dan berlari menuju kediaman Kaisar untuk melaporkan insiden tersebut.

Gia dan Junzhi berjalan sambil berbicara untuk menuju Taman Istana, mereka dengan asyik membahas acara tersebut dan penasaran pertunjukan apa yang akan ditampilkan pada acara ulang tahunnya. Gia menghentikan pembicaraannya ketika melihat seorang pelayan berlari terburu-buru.

Gia mencengram lengannya dan menghentikannya. "Kenapa kamu berlari?"

Pelayan itu terkejut melihat Putri Jialin yang menghentikannya, ia segera sadar dan memberi salam. "Salam yang mulia maaf nucai tidak menyadari keberadaan anda, dan tidak segera memberi salam."

(Nucai = Cara pelayan pria memanggil dirinya sendiri a.k.a aku)

"Lupakan saja, sekarang jawab pertanyaanku!" Gia mengibaskan tangannya pelan.

Pelayan itu tak berani membantah dan menjawab dengan jujur. "Lapor yang mulia, panggung yang digunakan untuk pertunjukan telah membeku dan tidak bisa digunakan nucai ingin melaporkannya pada Kaisar."

Gia yang mendengarnya malah menyeringai senang, ia tidak menghentikan pelayan itu dan melepaskannya.

"Kalau begitu cepat laporkan pada Kaisar!" Dia mendorongnya pelan.

Pelayan itu bingung mengapa Sang Putri malah terlihat senang? "Baik yang mulia nucai permisi dulu" Pelayan itu menunduk hormat dan pergi melapor pada Kaisar.

Gia membalikkan tubuhnya menghadap Junzhi. "Junzhi ambil 2 bungkusan kain disamping ranjangku!" Gia memerintahkan Junzhi yang disampingnya.

"Untuk apa Yang Mulia?"

Gia menyeringa kecil. "Kau akan tahu."

Dengan patuh Junzhi melaksanakannya. "Baik yang mulia"

Setelah memastikan Junzhi pergi ia pergi menuju Taman Bunga dan memanggil semua pelayan untuk menghampirinya. "Hei kalian semua kesini!"

The Ghost King Wife : The Singer Princess [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora