BAB 7. Terima Kasih Sudah Menemukanku

13K 1.1K 254
                                    

Hola Yorobundil 3431 kata menyapaaa

Jangan lupa support author dengan cara vote dan komen yahhh

Kalian bisa membaca versi AU-ya di instagram 

Kalian bisa membaca versi AU-ya di instagram 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

selamat membaca

BAB 7. Terima Kasih Sudah Menemukanku

"Aku tinggal di dalam penderitaan, banyak mimpi dan harapan yang tak sempat ku semogakan, karena terlalu sibuk merapikan luka yang berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tinggal di dalam penderitaan, banyak mimpi dan harapan yang tak sempat ku semogakan, karena terlalu sibuk merapikan luka yang berserakan. Kemudian kamu datang dengan tangan yang menarikku ke dalam pelukan bagai air mengalir menumbuhkan pohon-pohon bernama mimpi dan harapan."

*

*

*

Mengerjap matanya mengumpulkan nyawa. Dalam pandangan yang berkunang, dia temukan langit gelap yang sepi tanpa bulan dan bintang. Semenit berlalu, baru dia rasakan sakit membabi-buta pada tulang-tulangnya. Miris sekali. Masih ada manusia jahat yang tidak bertanggung jawab. Setelah menyerempet tubuhnya hingga luka-luka, orang itu pergi begitu saja. Siapa pun itu, dia berdoa semoga hidupnya bahagia selalu dan tidak menemukan hari seperti malam ini untuk menjadi korban serempetan, sedih rasanya.

Sudah hampir tengah malam tapi pencariannya tak kunjung menemukan titik terang. Tak ada Byantara di mana-mana. Terlalu takut menelpon orang rumah karena pasti mereka akan marah besar untuk sebuah keteledoran Praya Gauri Zivana. Terlagi Zivana lupa jika dia tidak membawa ponselnya. Lihatlah, semesta sangat mendukungnya untuk sial. Kakinya menyusuri arah ke mana saja yang memungkinkan Byantara ada. Tapi nihil. Hingga di ujung jalan setapak, di bawah rindang pohon asam dan gayam dia melihat sosok berbadan tinggi dengan bahu lebar berdiri menghadap ke arahnya. Dia hanya diam menyaksikan sosok itu berjalan mendekat tanpa mau beranjak.

"Mas, aku-Byan-Byantara hilang, aku minta maaf, tolong lapor polisi, tapi ini belum 24 jam ya, ayo kita cari, aku salah aku minta maaf, tadi aku mau beli minuman hangat dan roti lalu hujan, aku sembunyi lalu Byan tidak ada lagi di toko itu dan aku kehilangan Byan. Aku takut telpon kalian, terlagi aku lupa bawa ponsel, aku takut dimarahi, jangan marah ya Mas, jangan tinggalkan aku yah Mas." Diucapkan Zivana sambil menyatukan tangan berkali-kali. Jelas terpancar rasa bersalah dalam raut putus asa yang begitu pekat.

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang