CHAPTER 3

9.1K 842 70
                                    

Yoora saat ini berada di depan sang paman yang kini sedang menatapnya dengan tatapan yang tajam. Merasa heran dan bingung mengapa gadis yang berada di depannya baru pulang sekarang. Tidak wajar sama sekali. Menimbulkan perasaan curiga kepada Yoora. "Kau ... kenapa baru pulang sekarang? Apa yang kau lakukan di luar sana? Kau bermain dengan siapa? Hey, kau harusnya malu untuk kembali ke rumah ini, kau datang-datang di pagi hari ini, kemarin kau kemana saja? Kau menjual dirimu?" tanya Jungkook dengan suara yang lumayan besar—dia meneriaki gadis yang berada di depannya, membuat Yoora ketakutan, bahkan tubuhnya sampai bergetar mendengar suara Jungkook.

"M-Maaf Ahjussi, kemarin aku pingsan di jalanan, dan aku baru sadar pagi ini." jawabnya bohong, dia menjawab dengan suara yang gemetar, tapi Jungkook tidak peduli. Jika menurut pria itu salah, dia tidak akan mendengar penjelasan Yoora lagi. Menurutnya, percuma menjelaskannya dengan panjang lebar. Toh, keponakannya ini sudah melakukan kesalahan.

Jimin memang mengantar Yoora, namun tidak mengantarnya sampai di rumah, perempuan itu sendiri yang menginginkannya, sebab dirinya tidak ingin jika Jungkook memiliki masalah dengan pria yang sudah berbaik hati dengannya. Cukup Yoora saja yang menanggungnya, Jimin jangan.

"Hey, perempuan bodoh, sejak kapan seseorang pingsan selama satu hari? Kau pikir kau koma? Kritis? Kau bahkan menggunakan pakaian orang lain, kau menggunakan pakaian seorang pria. Kau tidak pandai berbohong, kau bodoh, sama dengan ibumu, kalian tidak jauh berbeda. Tidak aku sangka kau menjadi gadis murahan, Yoora." Jungkook terkekeh pelan kemudian dia diam sebentar dan melanjutkan perkataannya, "tinggal bilang saja kepadaku jika kau menjual dirimu, kau tidak perlu berbohong mengenai kau yang pingsan, bodoh sekali." ucapnya kemudian ia melepaskan ikat pinggang yang ia gunakan untuk memukuli Yoora. Gadis di depannya hanya bisa merintih kesakitan, memohon ampun kepada Jungkook, lebih baik dia dihina dibandingkan fisiknya yang disakiti.

Karena sejujurnya, kalimat jahat yang dilontarkan oleh pamannya itu masih bisa ia hadapi, namun jika fisiknya yang disakiti, Yoora tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya bisa menangis di depan Jungkook sembari melontarkan kata maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

Jungkook ini seperti seorang iblis, ia tidak memiliki hati dan tidak memiliki rasa kasihan, ia akan terus mencambuk gadis itu sampai dirinya merasa puas. Melihat Yoora yang menangis seperti ini di depannya seperti salah satu cara memuaskan dirinya. Jeon Jungkook seperti psikopat.

"A-Ahjussi maaf, aku berjanji tidak akan mengulanginya." rintihnya dengan suara yang gemetar. Jungkook tidak peduli, dia tidak akan mendengarkannya. Seakan-akan telinganya itu tuli, dia tetap melakukan apa yang ia inginkan, tidak peduli Yoora berteriak kesakitan dan menangis di bawahnya.

Jungkook pada akhirnya berhenti, ketika dia merasa puas. Dia melakukan kekerasan tersebut hampir 10 menit, menurut orang-orang 10 menit itu sangat cepat, tapi bagi Yoora tidak sama sekali. Mendapat cambukan itu rasanya sakit sekali. Selama hidup dengan Jungkook, dia selalu mendapatkan kekerasan, padahal saat orang tuanya masih bersama, dia sama sekali tidak merasakan apa yang namanya pukulan, cubitan, apalagi cambukan.

Jujur saja, hidup bersama Jungkook seperti hidup di neraka. Tapi, mau bagaimana lagi? Hanya Jungkook yang ingin menampung dirinya, itupun dirinya dijadikan budak oleh pria tersebut. Semua tidak gratis. Kalau dirinya waktu itu tidak menawarkan diri sebagai budak untuk Jungkook, seperti mengurus rumah, makan, dll, pria itu mana mau menampungnya? Akan menambah beban untuk Jungkook sendiri.

Ketika Jungkook sudah meninggalkan dirinya, Yoora dengan segera beranjak ke kamarnya. Berjalan dengan pelan karena harus menahan rasa sakit pada tubuhnya.

Saat sudah berada di kamar, Yoora mengambil kotak P3K untuk mengobati luka-lukanya. Gadis itu mengembuskan napasnya panjang dan sedikit meringis, dia menahan rasa sakitnya. "Ah, sial." Yoora pun akhirnya mengobati luka-luka yang berada pada beberapa kulit tubuhnya.

Di bagian pipinya juga memar dikarenakan Jungkook menamparnya dengan sangat keras.

Yoora mengaku dia salah karena baru pulang hari ini, tapi bisakah dia diberi hukuman yang cukup waras? Jika fisiknya disakiti seperti ini, Yoora sendiri rasanya ingin melaporkan Jungkook ke polisi karena kekerasan yang pria itu lakukan padanya. Tapi, gadis itu tidak bisa, dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, juga karena Jungkook yang membiayai kehidupannya. Jika pria itu ditahan dan dimasukkan ke dalam penjara, bagaimana nasibnya nanti?

"Sepertinya berendam adalah pilihan yang terbaik." gumamnya, saat ini tubuhnya memang terasa lengket akibat keringat, dia juga ingin membersihkan luka-luka nya lagi, sekarang dirinya berdiri di depan cermin, Yoora merasa dirinya seperti orang bodoh yang kehilangan arah, dirinya tampak menjijikkan di depan cermin, dan gadis itu hanya bisa menghela napasnya dengan pasrah. Kali ini, Yoora melakukan semuanya, tapi dengan pasrah juga.

Masuk ke dalam kamar mandi, sekarang Yoora mulai memasukkan tubuhnya ke dalam bathtub, ia mulai memejamkan matanya dan menikmati air hangat yang menyelimuti tubuhnya, sesekali meringis karena luka nya yang masih terasa sangat sakit. Selama berendam, ia berpikir, kenapa sangat banyak orang yang tidak menyukainya bahkan sangat membencinya? Padahal, dirinya tidak melakukan apa pun, dia hanya melakukan apa yang terbaik untuk dirinya. Kenapa Tuhan memberikan takdir seperti ini kepada dirinya? Sampai kapan dia harus menahan semuanya?

Yoora pun tak jarang menangis diam-diam di malam hari, ia tidak ingin menunjukkan kesedihannya kepada orang-orang sekitar, cukup dirinya dan Tuhan saja yang tahu.

Orang-orang selalu menganggapnya dirinya ceria dan bahagia. Tapi, kenyataannya, tidak sesuai dengan apa yang orang-orang pikirkan. Justru karena dia mengalami hal yang buruk, ia menghibur dirinya sendiri dengan senyuman dan hal-hal yang lucu yang membuat dirinya tertawa. Cukup di rumah ia terlihat menyedihkan, di luar rumah ia tidak mau menunjukkannya. Akan dianggap apa dirinya nanti di luar sana jika Yoora terlalu menonjolkan bahwa dirinya tidak baik-baik saja?

"Yoora! Cepat bersihkan kamar ku!" Teriak Jungkook dari luar membuat gadis itu tersadar dari lamunannya, Yoora dengan cepat memakai Kimono miliknya dan keluar dari kamar mandi.

Saat Yoora keluar, ia terkejut bukan main melihat Jungkook menunggunya di depan pintu kamar mandi, ia bisa melihat tatapan pria itu yang menatap dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Jungkook di sana tersenyum aneh, dia mendekati Yoora. "Sejak kapan kau memiliki tubuh yang bagus seperti itu, Yoora?" tanya Jungkook membuat Yoora bergidik ngeri, bulu-bulu tubuhnya merinding seketika setelah mendengar ucapan Jungkook. "Pantas saja kau menjual tubuhmu ini kepada orang-orang yang ingin dipuaskan napsu nya, ternyata kau memang memiliki tubuh yang bagus. Berapa kau menjual tubuhmu selama satu malam?"

Jungkook kini memiringkan kepalanya dan memainkan lidahnya di dalam mulutnya, Yoora merasa sangat takut sekarang.

"Hey ... kau tau, semuanya tidak ada yang gratis. Hidupmu ku biayai, menjadi pembantu saja kau tidak cukup, Yoora." Jujur, gadis Lee ini ketakutan bukan main sekarang, perkataan Jungkook sangat membuatnya ketakutan, ia tahu arah pembicaraan ini. "Yoora, sebagai balas budimu kepadaku, kau harus menjadi budak pemuas napsuku. Sekarang, aku ingin kau bermain denganku."

***

08-11-2020

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

08-11-2020

JIMIN AHJUSSI ✓  Where stories live. Discover now