CHAPTER 6

8K 788 10
                                    

Menemukan Yoora di supermarket, adalah keuntungan untuk Jungkook sendiri. Dia tidak perlu bersusah-payah untuk mencari Yoora, karena gadis itu ia temukan ketika dirinya ingin membeli cemilan untuk dirinya sendiri. Sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, Jungkook dengan segera membawa Yoora pulang dan melakukan apa yang ia inginkan, salah satunya melampiaskan rasa emosinya terhadap gadis tersebut.

Lagi-lagi, Lee Yoora hanya bisa meringin dan menangis meminta ampun kepada Jungkook. Lama-lama ia merasa ada yang tidak beres dengan paman nya ini. Apa yang dipikirkan oleh Jungkook sampai ingin memukulnya terus-menerus? Bahkan pukulan ini semakin kasar, semakin keras, dan akhirnya tubuh Yoora dipenuhi dengan luka akibat dari pukulan Jungkook yang begitu menyakitkan.

Menurut Yoora, hukuman kekerasan seperti ini lebih baik dibandingkan ia mendapat hukuman yang lebih buruk dari Jungkook—pelecehan.

"Kau pantas mendapatkan ini karena kau sudah kurang ajar kepadaku." kata Jungkook dengan wajah nya yang datar namun suaranya terdengar tegas. Yoora hanya bisa diam karena ia juga merasa takut, ia pun tidak berani menjawabnya, sebab ia takut jika Jungkook semakin marah terhadap dirinya.

Bahkan perempuan itu tidak tau kapan Jungkook akan berhenti, dia akan membiarkan Jungkook memukulnya sampai pria itu puas dan lelah sendiri. Sudah Yoora bilang, dia akan membiarkan pamannya memukulnya dibandingkan melakukan hal yang lebih buruk padanya. Pun, gadis itu yakin jika memang Jungkook tidak akan melakukan hal itu padanya. Dia percaya kepada pamannya.

Dan ternyata, Jungkook tidak selama itu menyiksanya, ia berpikir pria itu akan menyiksanya selama satu jam lebih, tetapi lebih cepat dari kemarin. Tidak sampai lima belas menit.

"Hari ini kau ku biarkan karena aku memiliki pekerjaan yang harus ku kerjakan, jika kau berulah lagi, aku tidak segan-segan melakukan hal yang lebih buruk padamu. Kau paham?" Yoora hanya bisa mengangguk paham, dia tidak bisa mengeluarkan satu kata pun karena merasa sudah tidak bertenaga. Rasanya lelah. Yang ia rasakan saat ini lebih kebanyakan rasa lelah dibanding rasa sakit.

Dan sekarang yang ingin Yoora lakukan hanyalah istirahat, dia sudah tidak kuat melakukan apa pun lagi selain ingin tidur. Toh, jika tidak tidur nanti yang ada ia tidak memiliki tenaga. Besok kan, dia harus sekolah lagi. Dia tidak boleh bolos, karena sebentar lagi dia akan lulus. Walau nilainya tidak seberapa, tetapi jika dia rajin masuk, dia akan diberi kesempatan untuk mendapatkan nilai yang bagus.

Yoora tidur dengan cepat kali ini, pun keesokannya dia bangun cukup terlambat. Lisa dari awal sudah memperhatikannya, juga dia mengkhawatirkan keadaan Yoora yang datang terlambat dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik-baik saja.

"Yoora ... kau sudah makan?" tanya Lisa dengan nada yang khawatir, sekarang jam istirahat, dan Yoora tidak merespon sama sekali, dia hanya diam.

Beberapa menit setelahnya, gadis Lee itu tampak mengembuskan napasnya dengan pasrah kemudian menjawab, "Belum, aku belum makan sama sekali." Sejujurnya dia tadinya tidak ingin menjawab karena ia tidak ingin dikasihani. Tapi, jika tidak menjawab Lisa sama saja dengan ia tidak tau diri. Dan Yoora tidak ingin dianggap seperti itu oleh Lisa.

Lisa hanya menatap Yoora iba, dia merasa kasihan sekali dengan sahabatnya ini. Kadang Lisa berpikir, kenapa Yoora kuat sekali menghadapi kehidupannya ini? Mengapa ia tidak pernah terlihat mengeluh sama sekali? Kenapa Yoora ingin terlihat jika dia baik-baik saja dengan semuanya? Terkadang Lisa ingin memarahi sahabatnya tersebut dan mengatakan jika dia berhak untuk melawan semuanya. Tapi, Lisa tidak bisa, dia mengerti perasaan sahabatnya.

Ketika keduanya sama-sama terdiam, pandangan Lisa tiba-tiba saja menuju ke arah tangan Yoora yang terlihat berwarna merah, penuh luka, terdapat banyak bekas pukulan.

JIMIN AHJUSSI ✓  Where stories live. Discover now