CHAPTER 7

8K 811 22
                                    

"Baiklah, sampai jumpa," ujar Jimin dengan senyuman tipisnya, mereka jadinya tidak pergi bersama untuk makan sebab Yoora tidak ingin—dia menolak. Walau sudah berbagai cara Jimin lakukan untuk membujuknya agar mereka bisa makan bersama, namun tetap saja gadis itu tidak ingin. Ia tetap kekeh untuk menolak.

Yoora hanya membalas ucapan Jimin dengan senyuman, kemudian dia masuk ke dalam rumah Jungkook. Gadis itu benar-benar gugup disaat ia masuk ke dalam rumah sang paman. "Kau baru pulang?" Baru saja ia membuka kedua sepatunya, ia sudah dikejutkan dengan suara Jungkook yang kini tengah berdiri di depannya, menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa.

"I-Iya Ahjussi, maaf aku telat sebab aku mengikuti kelas tambahan untuk ujian kelulusanku." Dustanya, gadis itu tidak akan mungkin memberitahu kejadian yang sebenarnya kepada Jungkook—jika ia mengatakannya, jelas dia akan dipukul nantinya, dan juga Jungkook tidak akan segan-segan mencari Jimin. Sekarang, pria Jeon itu hanya menyilangkan kedua tangannya dan menatap Yoora dengan tatapan tajamnya, terdapat keraguan dalam hatinya mendengar perkataan Yoora.

"Kau tidak pergi bersama seorang pria, bukan?" Jantungnya berdegup kencang disaat Jungkook bertanya, dengan perasaan yang campur aduk, ia langsung mengangguk cepat untuk meyakinkan Jungkook. Pamannya kini hanya meliriknya dengan tatapan tidak percaya, dia berharap jika perkataannya dipercaya. Karena saat ini, Yoora terus memohon kepada Tuhan agar Jungkook percaya kepada dirinya. "Masuk ke kamarmu, dan bersihkan dirimu. Kau bau keringat." ujarnya lalu meninggalkan Yoora sendirian, perempuan itu bernapas lega karena Jungkook percaya pada dirinya. Namun, dia juga merasa sedikit bersalah karena telah berbohong kepada sang Paman. Benar-benar menakutkan jika sudah menghadapi Jungkook—dirinya seperti tengah berbincang dengan iblis.

Pada akhirnya Yoora dengan segera masuk ke kamarnya dan segera mandi. Ia merasa sangat gerah sekarang. Untungnya, ia bukan tipe orang yang lama untuk mandi, jadinya ketika Jungkook masuk ke dalam kamarnya tiba-tiba, pria itu tidak akan menemukan dirinya yang sedang mandi—kecuali beberapa hari yang lalu.

"Ah, di mana bukunya?" Setelah mandi, Yoora mengingat jika dia memiliki tugas dari sekolah, tugas tersebut harus dikumpul keesokan harinya, dan sekarang buku itu hilang. Dia panik, jangan sampai dia kehilangan bukunya lagi. Dia akan kelelahan untuk menulis kembali materi sebelumnya.

"Yoora! Bersihkan kamar ku!" Oh astaga, Yoora mengacak rambutnya frustasi, kenapa buku itu harus menghilang? Disaat dia sedang frustasi dan pusing mencari bukunya, terdapat Jungkook yang memanggilnya terus-menerus untuk membersihkan kamarnya. Aduh!

Rasanya ingin menangis saja karena buku tersebut sudah terisi banyak catatan, dan kenapa ia harus kehilangannya? Ia juga tidak ingin dihukum besok karena kehilangan bukunya serta dia tidak mengerjakan tugasnya. "Yoora!" Gadis itu terkejut melihat Jungkook yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Baik, dia akan menghadapi monster Jeon sekarang. Wajah pamannya itu sudah telrihat marah sekali padanya, dan Yoora hanya bisa diam. Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang jika sudah menghadapi Jungkook yang emosi. Ingin melawan, tapi ia tidak bisa. Jika dia ingin kabur, dia juga tidak bisa karena ia yakin Jungkook akan mendapatkan dirinya juga.

Jungkook kini mendekatinya dan menatapnya dengan tatapan yang tajam, pria itu kemudian berkata, "kau itu punya telinga apa tidak, sih? Aku sudah memanggilnu beberapa kali untuk membersihkan kamarku, kenapa kau sangat lamban sekali?" tanyanya dengan suara yang sedikit keras yang menandakan dia masih emosi sekarang.

"Maaf Ahjussi, aku tadi mencari buku ku untuk mengerjakan tugas. Tapi buku ku sekarang hilang, aku pusing mencarinya." Jawabnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedangkan Jungkook di depannya hanya terkekeh. Seakan-akan dia tidak peduli dengan keadaan Yoora sekarang.

"Lalu? Kau mengira aku akan peduli terhadap urusanmu? Cepat bersihkan kamarku sekarang. Aku ingin tidur." Yoora menatap Jungkook, ia masih saja diam di tempat, dan itu membuat Jungkook merasa terhina karena tatapan yang keponakannya berikan. Pun, pria itu kini tidak segan-segan untuk kembali memukuli Yoora. "Ada apa dengan tatapan mu itu, perempuan sialan? Tatapanmu seperti seorang bajingan yang setiap hari aku lihat di luar sana, dan kau juga memberikan tatapan itu padaku? Sudah berani kau sekarang?" tanya nya sembari menjambak rambut Yoora sekarang, gadis di depannya hanya diam ketakutan. Perempuan itu sudah tahu apa yang akan terjadi setelahnya, dia pun ketakutan jika badannya akan berdarah dan dipenuhi luka lagi, dengan cepat, ia menggigit tangan pamannya untuk melepaskan jambakan yang Jungkook berikan, dan ia pun segera keluar dari kamar.

Jungkook meringis kesakitan karena gigitan yang diberikan oleh Yoora itu lumayan sakit, setelahnya ia baru sadar jika keponakannua itu akan kabur dari rumahnya, dia pun langsung mengejar Yoora yang sudah berada di depan pintu keluar.

Ting Tong.

Yoora membuka pintu utama, gadis itu yakin jika ada seseorang di luar sana yang bisa membuat dirinya selamat, yang bisa membuat Jungkook tidak jadi untuk memukul dirinya, maka dari itu ia dengan cepat membuka pintu dan menemukan seseorang yang tersenyum padanya.

Yoora dengan cepat memeluk pria itu, pria itu bingung melihat perempuan itu memeluk dirinya dengan erat—bahkan gerak-gerik gadis tersebut tampak ketakutan. "Yoora ada apa denganmu?" Jimin, pria itu adalah Jimin. Jimin membalas pelukannya. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Yoora sekarang, tapi yang ia tahu jika gadis itu berada dalam bahaya. Yoora di sana tidak berbicara, dia hanya memeluk Jimin seakan-akan menjadikan pria itu sebagai pelindungnya. Dia takut sekali.

Jungkook terkejut melihat Yoora yang dipeluk oleh lelaki asing, lelaki tersebut tidak pernah ia lihat, tapi dengan berani pria tersebut memeluk Yoora. "Siapa kau? Yoora ... kau masuk ke dalam, sekarang." Gadis itu tampak tidak ingin, dia masih saja berada di dalam pelukan Jimin, ia masih ingin berada di pelukan pria itu agar Jungkook tidak memukuli nya lagi. Jimin kini menatap Yoora dari bawah, dan perempuan itu seperti ingin mengatakan agar Jimin membawanya pergi dari tempat ini. Pun, ia juga sebenarnya sangat canggung, ia merasa bersalah, dan juga jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya—wajar saja karena ia memeluk Jimin dengan erat seperti ini, ia malu.

"Lepaskan Yoora, sialan." kata Jungkook sembari menatap Jimin dengan tatapan tajam, bahkan dari gerak-gerik nya Jimin tahu jika pria itu akan memukulnya.

"Aku tidak akan melepaskannya sebelum kau menghentikan aksi bodohmu itu, bisa-bisanya kau memukuli gadis yang tidak bersalah dan tidak mengetahui apa pun." ucap Jimin, membelas Yoora sekarang. Jelas pria itu tahu apa yang dilakukan Jungkook sampai Yoora sendiri ketakutkan seperti ini. Pria Park itu melihat Jungkook yang tengah memegang ikat pinggang, dan pastinya Jimin mengetahui tujuan Jungkook memegang ikat pinggang tersebut. Jimin sendiri tidak terima jika Yoora diperlakukan seperti itu, pria Park itu tahu jika Yoora adalah gadis yang baik.

Jimin melepaskan pelukan Yoora dan menyuruh gadis itu ke belakangnya. Karena ia tahu jika pasti akan terjadi pertengkaran antara dirinya dan Jungkook.

"Kau bukan siapa-siapa, jadi pergilah dari sini!" ucap Jungkook, kemudian tiba-tiba dia mencoba memukul wajah Jimin, namun dengan cepat pria Park itu menghindar. Ah, astaga. Untung dengan cepat ia menghindar, jika tidak, sama saja ia mendapat hinaan dari orang yang tidak memiliki harga diri seperti Jungkook. Dan, menurutnya itu sangat memalukan.

"Kau ingin kita bermain kasar, ya? Aku tidak percaya jika manusia sepertimu masih ada. Awalnya, aku ingin berbicara baik denganmu, tapi karena kau yang memulai semuanya dengan kekerasan, maka aku juga akan mengakhirimu dengan kekerasan."

10-11-2020

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

10-11-2020

JIMIN AHJUSSI ✓  Where stories live. Discover now