-1-

87 27 2
                                    

Libur kenaikan kelas telah tiba, seperti biasa keluarga Mona selalu mudik untuk bertemu dengan kakek dan nenek di kampung, kebetulan kampung mama dan papa Mona tidak sama jadi banyak petualangan yang bisa dinikmati Mona dan keluarga.

Karena kampung papa Mona lebih jauh dari kampung mamanya jadi yang pertama dikunjungi adalah kampung mama Mona, namun mereka hanya sebentar saja, karena mereka akan melanjutkan liburan ke kampung papanya, setelah beberapa hari di kampung papanya, barulah mereka kembali lagi ke kampung mama hingga liburan selesai.

Walau masih kelas 6 SD Mona sudah disukai loh sama ibu-ibu di kampung papa dan mamanya, mereka pada berebut supaya kelak sesudah dewasa nanti Mona jadi menantu mereka.

Waduh... Waduh... masih anak-anak Mona sudah banyak fansnya ya, tidak hanya ibu-ibu saja, bahkan anak laki-laki yang sebaya dengannya juga banyak yang menyukainya, makanya tidak heran jika keluarga Mona sampai ke kampung pasti Mona langsung diajak main-main oleh teman-teman di kampung papanya.

Mona ini juga pilih-pilih kalo mau berteman, dia lebih suka temenan sama anak laki-laki saja, katanya kalau berteman sama anak perempuan pasti cengeng dan nanti kalau sudah dewasa pasti hobbynya ngegosip. Tapi, dia tetap punya teman perempuan loh dan hanya beberapa orang saja, itu juga kalo orang tersebut Mona rasa nyaman saat berteman dengannya maklum saja Mona ini sedikit tomboy.

"Seru banget liburan di kampung papa, walau kampungnya di pegunungan, jalannya juga rusak-rusak, tapi senang banget bisa mandi di sungai yang airnya kalo pagi dingin banget, nah kalo siang sejuk, udaranya juga dingin saat malam hari, jadi nggak perlu pake AC, pergi ke kebun cabe kakek dan nenek juga seru, aku jadi tahu cara memetik cabe yang benar, nggak seperti tadi pertama kali aku memetik, bukan cabe saja yang terpetik, pohon cabenya juga tercabut hahahaha." Cerita Mona.

"Ya ampun mon, sampai ikut tercabut juga pohonnya?, jangan-jangan bukan hanya satu pohon saja yang tercabut nih?." Tanya Ipan yang mencurigai adiknya itu.

"Hehehe... Ia, ada dua pohon tadi, tapi udah aku tanam balik lagi kok"

"Jadi pohon cabenya tercabut dua pohon? Yah, rugi nenek gaji kamu tadi. Hasil petiknya cuma sekilo bayarannya lima kilo, ehh pohonnya juga tercabut." Sahut nenek.

"Maaf ya nek, tapikan setelah itu mona udah pinter memetiknya, besok mona bantu petik lagi ya, tapi tetap digaji ya nek?." Memeluk nenek.

Liburan di kampung papa mona sudah usai, mereka kembali ke kampung mama untuk menghabiskan sisa libur sekolah. Sesampainya di kampung Mona dan keluarga membersihkan diri dan menikmati makan siang bersama kakek dan nenek serta keluarga lainnya.

Kampung mama mona ini tidak di pegunungan, namun udaranya kalau malam dingin juga, suasananya juga ramai ditambah lagi posisi rumah kakek dan neneknya dipinggir jalan, kebayang dong ramainya.

Hari semakin sore, Mona pergi keseberang jalan menemui temannya Rika, kebetulan rumah rika besebrangan dengan rumah kakek dan nenek Mona, tak lama bercengkrama datanglah anak laki-laki menghampiri mereka berdua.

"Hai Rika, siapa nih? Kok aku baru lihat dia di kampung kita? Saudara kamu ya?." Tanya Fran.

"Oh, ia ini saudaraku, kenalan aja bang Fran." Jawab Rika.

"Namaku Frandana, panggil saja Fran" Mengulurkan tangannya.

"Hmm.. Aku Mona" menjabat tangan Fran, "salam kenal"

"Kalo kamu saudara Rika, kok aku baru lihat kamu sekarang ya?"

"Ya ela bang Fran, kepo amat sih, si Mona ini tinggalnya kagak dekat-dekat kampung kita, keluarga Mona itu tinggal di Riau. Dia kemari karena lagi liburan sekolah aja"

Penantian Rahasia (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang