外露 ―outro.

517 115 51
                                    

hyunjin memasuki kelasnya dengan tidak tenang, sesekali netranya berusaha untuk mengintip kelas sebelah.

hari ini hyunjin sama sekali tidak menemukan keberadaan kim, sepertinya firasat dirinya kemarin ada benarnya.

"ngelamun aja lo, kenapa?"

hyunjin mendengus pelan kala ryujin kembali menghampiri. gadis itu mengacak rambutnya sejenak, lalu mengambil duduk di depan.

"si hyunjin hyunjin itu nggak masuk lagi hari ini," jelas ryujin, tanpa diminta. "kayaknya jisung—"

"jin? HYUNJIN MANA HYUNJIN GOBLOK?!"

hyunjin mengalihkan pandangannya ke arah jisung yang tampak tergesa, "sini lur."

jisung menghela napas lega saat menangkap sosok hyunjin di matanya, lalu spontan mendekat kemudian.

"napa lu? lagi pms?"

"anjir bukan," elak jisung. "itu, apaan sih tadi gua mau ngomong—"

"si hyunjin hyunjin itu, sung?" sela ryujin. "kenapa dia?"

"iya, hyunjin katanya... kemaren malem meninggal."

hyunjin terkesiap setelah ia mendengar penuturan jisung barusan. ternyata benar, firasatnya kemarin tidak salah.

"eh kenapa?" tanya ryujin, hati-hati.

"lo tau kan kalo dia bisu?"

"etdah jadi beneran ternyata?" lanjut hyunjin, kaget. "gua kira dia cuma sakit tenggorokan anjir..."

"makannya diem dengerin dulu, ganteng," balas jisung. "hyunjin dulu pernah kecelakaan parah, kakak cowonya langsung meninggal di tempat. dianya trauma, makannya jadi bisu sekarang."

"trus gimana?"

"hyunjin punya turunan penyakit juga dari ayahnya yang udah nggak ada, lu pada tau pneumonia kan?"

"pe—pe apa?" sahut ryujin, kelabakan.

"pneumonia," eja jisung, jelas. "paru-paru basah lah, nah kemaren pas dia nggak masuk itu kata mamanya makin parah,

"udah nggak kuat dia ternyata..."

suasana di sekitar mereka bertiga menghening seketika, ditemani oleh suara ribut bola basket dari lapangan di luar. jisung mengusap wajahnya kasar, hyunjin diam tidak berbicara, dan ryujin heran kenapa semuanya jadi seperti sekarang.

"selama ini gua yang nganter hyunjin ke rumah sakit, jin. gua yang temenin dia setiap jadwal kontrolnya," ujar jisung, dalam. "itu yang bikin gua sering bolos latihan, itu jin alesannya."

"kim hyunjin itu—"

"iya, dia tetangga gue. orang yang katanya ngagumin lo dari jauh lewat sticky note juga," sela jisung, sambil tersenyum kecil. "gue aja baru tau kemarin."

hyunjin menarik napas panjang, tidak mengira bahwa semua yang muncul di hadapannya akhir-akhir ini ternyata saling berkaitan.

"sung—"

"nggak jin, dia nggak nitip apa-apa ke lu," jisung menatap hyunjin sendu. "tapi ke ryujin, iya."

"hah apaan?" ryujin yang merasa terpanggil mengalihkan atensinya dari tumpukan sticky note di meja hyunjin.

"kata orang yang lu panggil si hyunjin hyunjin itu, tolong jagain ini bocah, hwang hyunjin," ujar jisung sambil menepuk pelan pundak hyunjin. "nggak tau lah gua maksudnya apaan, tapi kalian sesama spesies wanita pasti ngerti kan."

"iya gua ngerti," ryujin tersenyum kemudian. "boleh nengok nggak gue ke si hyunjin hyunjin itu, sekarang?"

"nggak bisa, mamanya terakhir ngontak gue kemaren. pagi ini rumahnya kosong, gue juga nggak tau pastinya di rumah sakit mana dia."

hyunjin kembali menghela napas panjang, "gila sung, kayaknya... gue telat ya?"

THE END.

⤷ anonymous, 1512

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

anonymous, 1512.

[#1] sticky notes | hwang hyunjin ✔Where stories live. Discover now