01. Blood, Sin and Tears

169 20 1
                                    

            "Burung yang menawan tidak akan bisa terbang jika salah satu sayapnya patah. Begitupun sampah yang berada di manapun pasti akan berada di tempat sampah seberapapun jauh jarak antara itu." 

— KENYATAAN ABSOLUT YANG MENYAKITKAN DAN SANGAT BENAR —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— KENYATAAN ABSOLUT YANG MENYAKITKAN DAN SANGAT BENAR —






OTAKNYA selalu dibubuhi oleh pikiran pendosa. Hanya ada darah, jeritan, isak tangis, rasa keputusasaan, kotoran. Dosa, dosa, dosa. Hanya itu yang ia tahu. Tangannya selalu dibaluri darah. Matanya selalu menyorot dengan ketajaman bak elang. Eksistensi dan presensinya selalu tak pwernah diharapkan. Tempat penuh persaingan dan persaingan untuk memperebutkan materi dan tempat orang-orang penuh dengan iri hati, ketamakan, kedengkian, nafsu dan nafsu yang begitu tinggi adalah tempat bekerjanya. Suara ledakan dan suara yang menyakitkan sudah seperti makanan.

Ia hanya menjalankan tugas. Tidak. Tidak ada yang salah dari itu. Semua manusia berhak memilih apa pilihannya. Semua langkah yang Namjoon lakukan selama ini tidak ada salah karena ia masih memiliki prinsip dan alasan melakukan itu. Tidak salah.

" Kapten Roger ! Misi selesai. Tuan Yoo sudah ditangkap dan diamankan. Para bawahan sudah kami singkirkan semua."

"Kerja bagus RM! Sekarang kita bisa mendapatkan informasi tentang harta yang ia sembunyikan! Ngyahaha! Kalau tidak mau akan kupaksa juga dia untuk membuka mulut!"

"Oke, kapten . Tolong juga kecilkan tawamu itu. Telingaku sampai sakit gila."

" Ya! Dasar tidak sopan!"

"Terimakasih atas pujiannya," katanya sambil tertawa. "Saya tutup dulu."

Namjoon mengantongi ponselnya seraya melangkah dengan langkah tenang. Tangan dan bajunya telah kotor oleh darah. Senjatanya sudah terapkan disembunyikan dengan baik. Kini hanya perlu pergi untuk mengoperasikan salah satu yang masih tersisa.

Hatinya.

***

"Sayang. Aku pulang."

Pintu terbuka. Namjoon melangkah pelan ke dalam rumah. Rumah yang tak begitu besar. Namun, mampu membuat Namjoon selalu pulang. Yang mampu membuat Namjoon rindu.

"Sayang ..." Namjoon celingukan. Ia melangkah menuju dapur yang mendengar suara sendok. "Kamu di dapur, ya?" Katanya sembari membuka lebar pintu dapur yang hanya terbuka setengah.

"Oh! Kamu sudah pulang! Maaf terlalu sibuk mencuci piring aku sampai tidak menyadari kamu sudah pulang. Padahal aku istrimu." Namjoon terkikik tatkala mendengar ujaran panik istrinya.

ODDYSEYWhere stories live. Discover now