04. Recovery

66 9 0
                                    

    宿儺 — Stand proud. You are strong.

      "Jang Hoseok, kelas sembilan-satu, Salam kenal, ya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Jang Hoseok, kelas sembilan-satu, Salam kenal, ya!"

Tempo hari seorang pemuda dengan tas ransel yang terbuka dan baju seragam kebesaran yang basah di depan gerbang sekolah berteriak demikian di depan wajah Rika yang kelam, dirinya sedang duduk menunggu hujan berhenti turun untuk pulang ke rumah. Anggap sebuah kejadian klise dalam suatu cerita, namun pemuda bernama Jung Hoseok hanya memperkenalkan nama dan segera bergegas pergi menaiki sepeda yang sudah hampir patah pedal kirinya.

Rika bertanya-tanya kenapa pemuda dengan tinggi yang semapai itu hanya memperkenalkan nama tanpa bertanya balik tentang dirinya atau bahan obrolan lain untuk berbincang—mungkin terlalu terburu—dan alasan lain yang tidak menentu yang tidak diketahui oleh Rika. Pertama kali, perkenalan yang aneh ini membuat tanda tanya muncul bergerombol dalam otak kecil si cantik.

Dan Rika bersumpah setelahnya, pemuda yang bernama Jang Hoseok itu sebuah anugerah dalam kesialan yang berujung manis dan masam dalam lidah pengecap rasa hidupnya.

...

Tepat pada pukul dua belas, bel berbunyi kelas ke seluruh penjuru sekolah. Anak kelas sembilan keluar lebih dahulu, berdesak-desakkan untuk mendapatkan makanan kecil yang berada di kantin lantai bawah.

Rika mengambil tiga buah permen beragam rasa dari balik saku rok hitam selutut yang ia kenakan, bersandar pada dinding putih tak jauh dari keramaian kantin, punggung tangan kanannya memangku dagu bersikap tak acuh pada keributan kantin dan para pemuda yang berada di depan tangga perempuan untuk menggoda sana-sini.

Baru saja berniat untuk pergi dari kantin yang ramai, dirinya sudah dijegal oleh sekelompok anak gadis yang berwajah pongah dan dengan riasan tebal membuat Rika menghela napas lelah pada bayangan apa yang terjadi setelah ini pada dirinya. Tentu tidak akan selamat kalau tidak melarikan diri dari sana.

"Oi." Salah satu dari mereka—ketua kelompoknya—mendekati Rika lalu menarik kuncir rambut yang ia kenakan. "Anak perempuan cantik kalau rambutnya tergerai, bukan?" tanyanya demikian. Setelahnya menarik paksa rambut panjang Rika yang tergerai. Yang mengherankan, semua anggota kelompok si gadis tertawa jahannam pada penyiksaan hari-hari Rika seperti biasa.

Pun ada juga yang mengolok tentang program beasiswa dan juga berkata bahwa Rika lebih baik berada di panti dan membantu Ibu pengurusnya. Menyedihkan. Padahal yang dilakukan seminggu yang lalu, perlawanan dan kejadian melarikan diri serta membolos sekolah demi menangis di depan ruko plaza yang sudah terbengkalai di dekat rumahnya. Terlebih apa yang dilakukan Rika hanya sebuah pembenaran bahwa dirinya tidak salah menjadi orang biasa, kenapa semuanya bersikap kasar menghardik seseorang yang berada di bawah yang jelas-jelas biasa saja?

ODDYSEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang