03. Devilish Euphony

98 12 2
                                    

—OBSESI YANG AKAN MENJATUHKANMU—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—OBSESI YANG AKAN MENJATUHKANMU—

"This symphony can kill you slowly."

Seorang pemuda meringkuk dalam kain tipis di atas sofa. Pemuda tersebut mengerjap mata sembari berharap kepingan-kepingan jiwanya kembali di setiap kerjapan. Tidak dibutuhkan waktu lama bagi kedua iris hitamnya untuk nampak keseluruhan, sudah terbebas dari kuasa kantuk. Televisi yang menyala adalah hal pertama yang dilihat juga didengarnya. Di hadapannya benda kotak pipih itu masih asyik berbicara sendiri, membuat pemuda tersebut menjulurkan tangannya untuk meraih pengontrol agar katup berisiknya tertutup. 

Mual menggelegak. Membuatnya mau tidak mau harus berlari secepat mungkin ke arah kamar mandi dengan tubuh yang masih kaku. Makanan yang tidak seberapa keluar dari bibir tipisnya. Basuhan pun dilakukannya setelah tuntas. Lantas menatap refleksi diri terpampang di cermin. Ingatan segar menerpa akan berita tadi yang menceritakan mengenai sosok Min Yoongi—yang tidak lain ialah dirinya sendiri—yang dipuja-puja atas keberhasilannya menyabet piala di ajang musik bergengsi. Perasaan heran tercecap di hati. Apa yang membuat para manusia itu memuja karya cacatnya?

DEVILISH EUPHONY

"Aku sangat bersyukur kau masih hidup."

Lontaran sinis diterima Yoongi tatkala dirinya baru mendudukkan diri. Paham bahwa lawan bicaranya tidak perlu ditanggapi, maka dia lebih memilih menyeruput kopi hitam yang sebelumnya telah dipesankan oleh orang di depannya. "Jadi, ada urusan apa kau menghubungiku, kak Seokjin?"

 "Tentu saja untuk merayakan kemenanganmu. Selamat, ya!" ucap Seokjin sembari meletakkan sebuah bungkus di atas meja. Senyumnya menyebar hangat, benar-benar tulus. Namun tidak sampai melelehkan es kasat mata yang melekat di bibir Yoongi. "Terima kasih."

Bak film yang terputar ulang terus tiada henti, Seokjin tentunya sudah hapal di luar kepala terhadap sifat sahabatnya ini. Sehingga respon yang diterimanya mental begitu saja di hati. "Sekali-kali rayakanlah kemenanganmu, bukan hanya orang lain saja yang bisa merayakannya, tetapi juga dirimu. Berikanlah hadiah atas kerja kerasmu itu, misalnya dengan mengundang aktor tampan sepertiku di acara makan bersama."

Dengusan dikeluarkan begitu saja oleh Yoongi kala melihat kawannya terkekeh atas usulannya sendiri. Tidak habis pikir dengan pemikiran lawan bicaranya yang terus memikirkan makanan di saat ia masih menggeluti pekerjaan yang mengharuskannya menjaga badannya tetap proporsional. Juga dengan alasan lain tentunya. "Tunggu sampai aku bisa membuatnya bangga, baru nanti aku melakukan hal seperti itu."

"Yoongi, aku tahu musik benar-benar berharga bagimu, tetapi tolong hentikan memberikan label 'cacat' pada setiap hasil yang kau dapat!"

ODDYSEYWhere stories live. Discover now