Uncle

12.7K 1.3K 210
                                    


Jeon Jonas menarik sudut bibir tatkala menangkap kepalan tangan gadis itu menggenggam pedangnya, pedang JJ, pedang pemberian Jeon Jonas. Gadis itu membawa dan menyimpannya bertahun-tahun.

Dapat Jeon Jonas simpulkan bahwa gadis itu masih belum melupakannya. Tapi sesuatu menyentaknya. Jeon Jonas baru sadar dengan perubahan Melissa, penampilannya yang lebih dewasa, cara berpakaiannya yang seksi, lekuk tubuhnya. Gadis itu telah tumbuh, ini yang ditunggu-tunggu Jeon Jonas selama ini.

Tapi, ini yang mengganggu Jeon Jonas sejak tadi. Melissa, matanya menjadi lebih dingin dari saat mereka pertama bertemu, ini bukan gadis yang Jeon Jonas ingat. Melissa telah menjadi gadis yang lebih berani, pandai mengambil ekspresi dan terburuknya gadis itu telah membuat jarak yang tak dapat Jeon Jonas hentikan detik ini. Melissa telah hilang digantikan dengan wanita dewasa yang akan melawan tegas ketika diintimidasi.

“Pinky..”

“Menjauh.” Melissa mengacungkan pisaunya, hanya itu yang bisa ia lakukan ketika kakinya bahkan sulit untuk menopang badan. Pria itu masih sepanas waktu itu, ototnya, rahangnya, hidungnya, matanya. Terlalu panas sehingga Melissa yang berusaha mati-matian untuk berdiri tegap malah harus mengumpati diri karena menjadi selemah jelly.

“Bagaimanapun dirimu sekarang, aku selalu mengenalmu. Bahkan ketika kau bertindak jauh untuk menutupi.” Melissa merintih dalam pikirannya, ia benci ketika pria itu selalu dengan mudah membacanya. Setelah bertahun-tahun ia berusaha, Jeon Jonas tetap mengenal gelagatnya dengan baik.

Pria itu mendekat, ingin segera melupakan segala kewarasannya dengan menciumi gadis itu sekarang juga. Akan tetapi, Melissa selalu membuat jarak, menolak semuanya.
“Aku benci kau menghalangiku untuk merengkuhmu, Pinky..” Melissa tidak tahu ini baik atau justru buruk, raganya seakan tersentak setiap kali panggilan itu terdengar. Ia tahu dirinya merindukan bagaimana Jeon Jonas memperlakukannya.

Jeon Jonas mengerang kasar, sudah tidak mampu lagi untuk menahan diri menghempas gadis itu ke dalam pelukannya. Ia mendesah saat tubuh mereka akhirnya saling melega karena bersatu, Jeon Jonas rindu gadis ini, sangat rindu tubuh ini. Jeon Jonas sangat merindukannya. Dan Melissa benci menemukan dirinya hanya terpaku dan menegang dengan cara yang memalukan.

I miss you Pinky, I miss you so much.” Sangat lirih. Jeon Jonas tidak punya kekuatan untuk mengatakan lebih. Ia hanya bernapas lega berkali-kali, sangat bersyukur karena pada akhirnya Tuhan tidak mengutuknya lagi.

Tapi belum lama mereka saling melepas rindu, ponsel Melissa berbunyi menginterupsi. Gadis itu cepat-cepat mengurai pelukan, dan menaruh ponselnya di telinga.

“Magg..”

“Kau masih di sana kan?”

“Ya, aku menunggumu sejak tadi.”

“Ya Tuhan, maafkan aku. Ban mobilnya belum selesai, kami pikir hanya ban depan yang bocor ternyata ban belakang juga. Aku yakin ada yang sengaja menabur paku di sana. Sialan! Bisa tunggu sebentar lagi Mel?” Melissa melirik pria yang saat ini memperhatikannya terang-terangan. Melissa harus di sini lebih lama? Dengan pria itu? kesialan macam apa lagi ini!

“Magg, kurasa…aku akan pulang lebih dulu. Aku akan memberitahu-”

“Tidak! Tidak Melissa,” sela Maggie. “Ini hanya lima belas menit, tunggu. Okay?”

“Baiklah.”

“Aku akan marah kalau kau keluyuran.”

“Iya, ya Tuhan..” Maggie terkekeh lantas mengakhiri panggilan.

Melissa beranjak, memilih duduk di sebuah tempat duduk panjang yang dicat dengan warna putih, berusaha acuh pada pria yang kini melangkah mendekatinya. Saat sentuhan ringan jatuh pada pipinya, ia mendongak. Terkejut karena wajah pria itu sangat dekat dengannya.

MY PINKY✔Where stories live. Discover now