Old House

7.3K 1K 142
                                    


Pendek----Pendek.


🌷🌷


Mereka akhirnya tiba di depan rumah itu pada esok harinya. Matahari cukup terik hari itu, ada dedaunan kering yang berserak di atas tanah, tapi tidak cukup menjelaskan bahwa rumah itu sudah bertahun-tahun tidak ditempati. Sepertinya, Bibi Hazel sering menyempatkan waktu luangnya untuk sekadar menyapu halaman rumah lama Melissa. Tapi perhatian Melissa akhirnya terpaku pada bunga-bunga ibunya yang berjejer di depan teras, tidak ada yang layu sama sekali. Pemikiran bahwa Bibi Hazel sering berkunjung semakin kuat, wanita tua itu ternyata masih sangat perhatian.

Pinky.” Melissa mengulas senyum saat Jeon-Jonas menggenggam tangan kanannya.

Mereka berjalan menuju rumah lain, rumah di mana Bibi Hazel tinggal selama puluhan tahun. Ada perubahan yang cukup signifikan, cat rumah Bibi Hazel yang dulunya biru laut kini sudah berganti menjadi cokelat, sudah tidak ada lagi dua kursi plastik yang sering ia duduki dengan wanita tua itu saat bercerita di depan, hanya ada belasan pot hitam yang berisikan bunga mawar.

Jeon-Jonas tersenyum tipis saat Melissa terlihat gugup ketika menekan bel pintu rumah itu. Ia mengusap rambut wanita itu lalu terkekeh geli saat Melissa memegangi dadanya sendiri.

Pintu rumah itu kemudian tertarik ke belakang, Melissa tersenyum kikuk saat Bibi Hazel muncul dengan mata membelalak. Wanita tua itu membekap mulutnya lalu tertawa dengan kencang.

“Melissa!”

“Bibi.”

Bibi Hazel segera memeluknya dengan erat, wanita tua itu menggoyang-goyang tubuhnya lalu memberi kecupan di puncak kepala.

“Ya Tuhan, apa kabar?” Bibi Hazel membingkai pipinya, meneliti semua perubahan yang ada pada Melissa dengan senyum mengembang.

“Aku baik, Bibi.”

“Ya Tuhan, kau sudah dewasa!”

Bibi Hazel masih sibuk memindai penampilan dewasa Melissa, tidak menyadari kehadiran Jeon-Jonas yang sebenarnya berdiri di samping wanita itu sejak tadi. Jeon-Jonas kemudian berdeham, membuat Bibi Hazel segera melihatnya dengan mata membola.

“Melissa, dia ini..”

“Paman Jeon,” jawab Melissa.

“Kenapa dia … oh, ayo masuk.” Bibi Hazel melirik Jeon-Jonas sekilas lalu merangkul Melissa untuk duduk di sofa rumahnya.

“Jadi, apa sebenarnya kalian ingin mengatakan sesuatu … yang penting?” lanjut Bibi Hazel.

Jeon-Jonas yang duduk dengan kaki menyilang di samping Melissa, menatap Bibi Hazel dengan datar.

“Kami akan menikah,” ucapnya.

“Dengan Melissa?” tanya Bibi Hazel.

Jeon-Jonas menaikkan alis, harusnya kata ‘kami’ sudah menjelaskan semuanya.

MY PINKY✔Where stories live. Discover now