Bab 15 - Come to Me (End)

4.2K 244 135
                                    

Come to Me

Senin pagi itu, Syvia tiba di sekolahnya dan nyaris terlambat. Dilihatnya di lobby, Merry dan Dino yang sudah menunggunya sambil terus mengecek jam. Merry langsung melambaikan tangan ketika melihatnya. Syvia sudah akan pergi ketika ia melihat Daniel bersama Ara dan Angga di samping mobil Angga di depan sekolah.

Syvia urung masuk dan menghampiri mereka. Syvia menggigit bibir cemas ketika akhirnya tiba di hadapan om dan tante Daniel.

"Om, Tante, aku ..."

"Selamat ya, Syvia," Ara memotong kalimatnya.

Syvia mendongak cepat, kaget.

Ara tersenyum padanya. "Niel bilang, kamu habis menang lomba debat bahasa Inggris, ya? Keren banget. Niel mana bisa kayak gitu."

Daniel mendecak kesal. "Tante!" protesnya.

Ara tersenyum geli.

"Lyra tadi telepon dan minta tanyain ke kamu, minggu depan kalau kamu nggak ada acara, mau ikut kita, nggak?" tanya Angga.

"Ikut ke mana, Om?" tanya Syvia heran.

"Barbeque party."

Syvia tertegun. "Tante Lyra ... beneran ngundang aku?" tanyanya ragu.

"Nggak cuma Lyra, tapi yang lain juga pengen kamu datang," beritahu Ara. "Kamu mau ikut, kan?"

Syvia tersenyum haru dan mengangguk. "Makasih, Tante. Dan maaf ..." Syvia menunduk menyesal.

Ia mendongak ketika merasakan tepukan lembut di puncak kepalanya. Syvia mendongak dan dilihatnya Daniellah pelakunya.

"Oke, aku maafin kamu," katanya cuek. "Buruan masuk, sebentar lagi bel," ajaknya, tapi ia pergi lebih dulu.

Syvia mendengus pelan, tapi tak dapat menahan senyum melihat punggung laki-laki itu.

"Kalau gitu, aku masuk dulu ya, Om, Tante," pamit Syvia pada Angga dan Ara yang membalasnya dengan senyum dan anggukan.

Syvia sempat terpaku melihat senyum mereka, tapi ia merasa lebih baik. Ketika terdengar suara bel masuk, Syvia bergegas pergi memasuki gerbang sekolahnya.

***

Merry langsung memberondong Syvia dengan berbagai pertanyaan ketika akhirnya tiba jam makan siang.

"Jadi, kamu beneran udah baikan sama Kak Daniel? Gimana? Kok bisa? Kemarin jadinya gimana? Kamu sama Kak Daniel ngomongin apa aja?"

Syvia menjitak kepala Merry. "Tanya satu-satu," kesalnya. "Dan lagi, sejak kapan kamu manggil dia Kak Daniel?"

Merry meringis. "Anggap aja sebagai bentuk penyesalan dan permintaan maaf."

Syvia mendecih kesal.

Ketika Syvia dan kedua temannya sudah akan masuk ke kafetaria, langkah Syvia terhenti karena sosok yang berdiri di pintu masuk kafetaria. Merry sampai menubruk Syvia karena ia berhenti tiba-tiba.

"Vi, ngapain sih ... eh, Kak Daniel?" Merry terdengar kaget.

Syvia berdehem. "Kamu ... ngapain berdiri di sini? Ngagetin aja."

Tiba-tiba Daniel memindahkan sekotak susu cokelat ke tangan Syvia, lalu berbalik dan pergi begitu saja. Syvia menunduk menatap sekotak susu cokelat di tangannya. Susu cokelat! Bayangkan betapa terkejutnya Syvia ketika tiba-tiba dicegat di pintu kafetaria hanya untuk diberi susu cokelat.

"Vi, susu cokelatnya nggak diracunin, kan?" tanya Merry khawatir.

Syvia mendesis kesal pada Merry. Merry meringis.

To Choose an Enemy (End)Where stories live. Discover now