Warung Soto Alm. Mbah Tajab

24 1 0
                                    

Setelah keluar dari kelas melukis. Diaz lebih memilih untuk makan soto terlebih dahulu. Jangan anggap hanya sekadar soto. Ini sotonya enak banget, dan paling utama menjadi jajanan utama murid SMA Salafie. Soto nya sih soto biasa tapi rasanya luar biasa. Serta ngangenin lagi. Semua murid-murid SMA Salafie sering menyebutnya Soto Mbah Tajab. Unik kan namanya? Nama itu diambil dari penjual soto yang kerap dipanggil Mbah Tajab. Tapi sekarang orang nya sudah tiada. Dan rasa soto-nya masih tetap sama. Sama enak, gurih, nikmat, dan ngangenin. Tak lupa harganya murah lagi.

Balik ke topik.

Diaz masuk ke-warung Soto Mbah Tajab. Memesan satu mangkok soto serta minuman.

Renanda serta Leon pun mengikuti Diaz, mereka tau, pasti saat Diaz buru-buru keluar dia bukan langsung pulang. Melainkan makan soto terlebih dahulu. Karna itu sudah menjadi kebiasaannya dan sampai kedua sahabatnya hafal betul.

Sama seprti Diaz, Leon dan Renanda memesan masing-masing satu mangkok dan tak lupa minumannya.

"Huah!! Kenyang gua bro!" seru Leon menghabiskan soto-nya terlebih dahulu.

"Cepet banget makan lo?" saut Renanda.

"Karna gua mau balik ke-kantor," jawab Leon dengan senyun sok tampannya.

"Ngapain sih njir? Baru aja keluar sekolah mau balik ke-sekolah lagi?"

"Gua.. gua tuh mau nyari nomor WA nya si cewek tadi loh."

"Uhukk-uhukk!!" suara Diaz tersedak ayam suiran.

Leon menatap Diaz heran. Tak biasanya teman cuek satunya ini bisa tersedak makanan. Orang Diaz makannya aja paling pelan serta hati-hati banget. Ngga biasanya dia tersedak makanan.

"Lo kenapa Yaz?" tanya Leon curiga.

Diaz mengambil tisu yang ada didepannya, dan mengelap mulutnya yang belepotan kuah soto karena terbatuk.

"Nggak papa." jawab Diaz cepat lalu membuang tisu nya ketempat sampah.

Sejenak Diaz melamun. Entah kenapa pikirannya tiba-tiba kosong.

"Lo mau minta nomor?" tanya Diaz pada Leon yang tengah sibuk menghabiskan minumnya.

Leon meletakkan gelas yang ada ditangannya. Dan menatap Diaz dengan tatapan bingung.

"Iya, kenapa?" jawab sekaligus tanya Leon.

"Cewek yang mana?"

"Kenapa? Mau minta juga?" goda Leon.

"Tergantung." jawab Diaz singkat.

"Tergantung apanya?"

"Ngga papa."

"Ren..!" panggil Leon pada Renanda yang sedang melanjutkan makan sotonya.

"Hmm?" saut Renanda tanpa melihat Leon yang memanggilnya. Toh Renada lagi nikmatin sotonya.

"Ke-masjid yuk." ajak Leon.

Renanda melepas sendok dan garpunya dan ditaruh diatas mangkuk. Dahinya berkerut beberapa lapis. Ia menatap Leon dengan bingung.

"Ngapain?"

"Sujud syukur," jawab Leon.

Renanda semakin dibuat bingung oleh Leon.

"Emang lo berhasil dapetin si cewek tadi? Yang ngajakin Diaz kenalan? Maksudnya Si Fia tadi?" tanya Renanda bertubi-tubi.

"Belom lah, gue aja baru mau nyari nomornya buat PDKT-an ma dia."

"Lah trus? Ngapain?"

"Sujud syukur karena Diaz udah mau terbuka ma cewek bro."

"Tau dari mana?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cuek vs JutekWhere stories live. Discover now