Bolos!

4.1K 254 7
                                    

Libra berjalan lunglai, tubuhnya seakan kehilangan semangat hidup. Ia benar-benar tak habis fikir dengan kejadian hari ini. Belum sampai tengah hari tapi seluruh tenaganya sudah terkuras habis, kejadian beberapa saat lalu membuatnya hampir gila

Ia menghentikan langkahnya, menyandarkan tubuhnya di dinding samping pintu tangga darurat tak jauh dari ruangan teknisi. Ia tertawa miris mengingat kelakuan Ibram- sang bos

Bagimana bisa pria itu memberinya penawaran gila dengan mengajukan dirinya menjadi ibu kedua dari anak pria itu, lantas satu hal terbesar terlintas di fikirannya.... Mau dikemanakan istri pertama nya? Dasar bajingan!!!

Libra mempertanyakan kewarasan pria yang dihormati seluruh karyawan di perusahaan tempatnya bekerja itu. Hampir saja ia mematahkan hidung Ibram jika ia tak ingat posisinya sebagai karyawan yang membutuhkan pekerjaan

Ia tak mengerti apa mau Ibram sebenarnya, ia tak cantik, pendek, kurus, terlebih hanya karyawan biasa alias kacungnya. Lalu apa yang dia cari? Libra juga bukan anak orang kaya. Fix dia gila! Pasti bos nya itu sama kaya tipe CEO di novel-novel, gemar mencari wanita hanya untuk di jadikan teman tidur

Berulang kali ia menyebut, fikirannya berubah kotor seakan nama Ibram Agryatama memang sudah tercemar di ingatannya. Sebagai wanita waras jelas ia menolak, dan meminta Ibram menjauhinya atau memperlakukannya biasa saja layaknya karyawan lainnya

Dan Libra ingat sekali ekpresi pria itu saat ia mengatakannya. Rahang tegasnya mengetat, sorot tajam mata biru mudanya seakan menembus kepala gadis itu, tapi yang tak disangka-sangka setelahnya adalah... Ibram melepaskannya, menyuruhnya keluar dari ruangan pria itu meski dengan nada yang begitu dingin. Dia memang kelihatan sangat marah, dan Libra tak ambil pusing dengan langsung angkat kaki dari ruangan sang bos tanpa ingat akan tugasnya

Persetan dengan tugasnya itu, jika nanti ada panggilan yang meminta dirinya secara khusus maka saat itu juga Libra akan kabur. Ia lebih baik mendekam di dalam toilet sampai satu atau dua jam, masalah pak Wawan ia akan mencari alasan. Yang terpenting ia aman

"eh ada neng Libra!"

Libra tersentak saat meilihat Cecep tiba-tiba mengintrupsinya, pria yang memiliki rupa setara dengan Stefen William versi sunda itu tersenyum dengan lebar hingga menampilkan sederetan gigi putih nan rapinya

Libra yang memang sedang kacau pun hanya bisa tersenyum lemah lalu menyapa pria itu tak semangat

"Hai bang Cecep"

Cecep mengernyit ia merasa tak biasa melihat ekpresi yang ditampilkan Libra, kemana senyum manis gadis itu?

"Neng Libra masih sakit?" Libra menggelengkan kepalanya

"Enggak kok bang, Libra udah sehat"

"Oh... Tapi kok gak semangat gitu, apa mau Cecep anter ke klinik biar diperiksa?"dengan ramah Cecep menawarkan diri tuk membawa Libra

"makasih bang, tapi serius kok Libra gak sakit"Libra memaksa senyumnya agar Cecep tak terus mengkhawatirinya

"Yaudah kalau begitu. Terus ini neng mau kerja atau udahan?"Cecep kembali bertanya seraya menunjuk kotak perkakas ditangan Libra

Gadis itu terkesiap, entah kenapa sedikit gugup
"Ehm... U-udah selesai kok bang, yuk masuk!"tak mau membuat pria itu merasa curiga, Libra pun langsung mengajak Cecep memasuki ruangan teknisi dengan menarik lengan pria itu

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang