O1 - Being My Husband

831 76 32
                                    

Pagi ini, semua orang terlihat sibuk. Lebih tepatnya, akan menjadi pagi yang melelahkan bagi seluruh siswa kelas satu mengingat masa orientasi akan segera dimulai.

Masa orientasi SMA Jaeguk sebenarnya adalah salah satu momok paling menakutkan yang ada di sekolah ini. Tapi mengingat syarat awal masuk untuk bisa bersekolah disini, mau tidak mau seluruh peserta didik harus mengikutinya. Tidak main-main, masa orientasi yang biasanya hanya berlangsung selama tiga hari pun kini berlangsung hingga satu minggu lamanya.

Semua itu di lakukan sekolah untuk membuat kepribadian yang selain berpendidikan, namun juga bertanggung jawab, memiliki jiwa sosial tinggi, rasa solidaritas, respek antar sesama lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari.

Jadi, meski bukan sekolah dengan nilai tertinggi, sekolah ini menjadi yang tertinggi untuk nilai kedisplinan. Membuat lulusannya paling diminati perusahaan-perusahaan atau lapangan pekerjaan bidang lainnya.

Singkatnya, jaman sekarang-Banyak yang berprestasi tapi tidak bisa bertanggung jawab. Jadi, SMA Jaeguk menerapkan jika pretasi urusan belakangan tapi yang harus di bangun adalah kepribadian orang itu sendiri.

Masa orientasi SMA Jaeguk sebenarnya sama saja dengan sekolah-sekolah lain. Yang membedakan adalah bagaimana sistemnya dan siapa yang membimbing mereka selama masa orientasi.

Mereka adalah tim kedisplinan SMA Jaeguk. Tapi anak-anak lain menyebutnya dengan malaikat pencabut nyawa—

"Hoaam," Chanyeol menguap lebar diatas penjelasan Jongin yang menggebu-gebu. Membuat si lelaki Kim berhenti dari cerita serunya dan menatap Chanyeol geram.

"Aku sedang bercerita disini ngomong-ngomong," Ujar Jongin sarkas, yang hanya di balas oleh gelak tawa milik Chanyeol.

"Oke, maaf Jong. Tapi bukan 'kah itu terlalu di lebih-lebih 'kan? Lagipula, ini hanya masa orientasi dan mereka cuma anggota tim kedisplinan. Kenapa kau separanoid itu?" Chanyeol menggeleng-geleng, tidak habis pikir dengan jalan pikir Jongin yang sudah seperti akan menghadapi neraka saja.

"Dasar, aku belum selesai cerita! Bagian terpenting, inti pokok dari cerita ini adalah, jika ingin selamat selama masa orientasi dan menjalani kehidupan SMA-mu dengan tenang, jangan pernah berurusan dengan si Killer Byun," Bisik Jongin di akhir seraya mata miliknya yang mengawasi sekitar. Seakan-akan nama si Byun itu adalah kalimat sakral yang orang-orang tidak boleh tahu.

Dan Chanyeol cuma bisa merotasikan bola matanya malas. "Siap lagi Killer Byun ini?"

"Dia adalah yang terparah! Jika anggota tim kedisplinan yang lain adalah malaikat pencabut nyawa, dia adalah pembunuh sadis dan brutal yang ujung-ujungnya juga akan mencabut nyawamu. Singkatnya, malaikat pencabut nyawa sekaligus pembunuh. Bukankah itu sebuah kombinasi mengerikan?" Jongin bicara hiperbolis, lalu mengusap-ngusap tengkuknya merinding membayangkannya.

"Ayolah, tidak akan semenakutkan itu. Mungkin mereka cuma menakut-nakutimu dengan cerita ini agar saat masa orientasi, kau menuruti semua perintah," Tanggap Chanyeol santai.

Jongin hanya mencibir, kehabisan akal untuk membuat Chanyeol percaya dengan gosip yang ia yakini benar adannya. Merasa butuh udara segar, ia pergi menuju balkon kamar Chanyeol setelah sebelumnya memberikan jari tengahnya kepada Chanyeol dengan wajah kesal.

Chanyeol terbahak melihat ekspresi Jongin, namun setelah Jongin keluar, ia terdiam. Memikirkan apa yang baru saja di ceritakan Jongin.

"Killer Byun? Yang benar saja."

xxx

"Seluruh murid baru yang sudah mendapatkan tanda pengenal dan kaos selama masa orientasi, harap bergegas pergi ke aula utama. Sekali lagi, bergegas pergi ke aula utama. Kami tidak mentolerir keterlambatan!"

The Killer Who Like Pink Milk [CHANBAEK]Where stories live. Discover now