Come, Again [38]

3.2K 318 113
                                    

[The Struggle]

"We are meant to love, we are meant to lose. love is our promise to bitter sweet ends, and our desperate, hopeless struggle not to hurt anyone along the way. " - Courney M. Privett

 Privett

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Mobil yang sedari tadi melaju membelah kota Gangwon itu terasa begitu hening. Di tengah gerutuan kesal dalam hati Irene yang terdiam sembari menatap ke arah luar jendela. Melamun lebih tepatnya. Tanpa menyadari bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan, dan tanpa menghiraukan Suho yang sudah berkali-kali menghembuskan nafas kecil ketika melihat perubahan sikap Irene sekarang. Yang lagi-lagi bersikap seolah tidak perduli padanya setelah beberapa menit yang lalu berhasil membuat hatinya melega.

Tapi kenapa yang kembali justru keadaan hening seperti ini?

Jujur, rasanya sekarang semua ini canggung. Dan dapat Suho pahami dengan jelas bahwa masih ada jarak di antara mereka berdua. Yang berusaha pria itu maklumi dengan jelas walaupun ada rasa tidak terima di dalam hatinya. Berusaha memaklumi juga memahami semua alasan di balik sikap tidak perduli yang Irene tunjukkan saat ini, memahami keadaan canggung yang tercipta di antara mereka saat ini.

Selang beberapa menit terdiam, tanpa adanya pergerakan berarti dari Irene, juga tanpa adanya kesadaran dari wanita itu, tangan kekarnya tergerak secara perlahan. Menyingkap helai-helai rambut Irene yang sedari tadi menutupi pemandangannya untuk menatap dalam-dalam wajah ayu di sana. Suatu pergerakan yang berhasil menciptakan satu sentakan kecil pada tubuh Irene.

Dia menoleh, mengerjap cepat berkat rasa kaget dan linglungnya. "Ke- kenapa? "

Lagi. Bibir tipis pria itu lagi-lagi membentuk satu senyuman tipis yang hampir tidak terlihat. Kembali berada sedekat ini dengan Irene benar-benar berhasil membuat Suho mengucapkan rasa syukurnya berkali-kali di dalam sana. Kembali mengingat pengaruh dari ketidakhadiran wanita itu di sekitarnya selama beberapa hari ke belakang. Hingga kembali membuat hatinya menghangat di tengah malam yang dingin seperti saat ini.

"Sudah sampai.. kau tidak ingin keluar? " Perlahan namun pasti. Secara lembut Suho mengamit tangan kecil Irene, menggenggamnya penuh minat, dan penuh kehangatan. Mengusap punggung tangan wanita itu dengan lembut dan perlahan ketika melihat ada kebingungan di maniknya.

"Sudah sampai? "

Suho mengangguk. Kecil dan penuh senyuman yang terlukis di sana. "Iya, sayang.. "

Uh?

"Kau sedang sakit? Hm? Wajahmu pucat seperti ini. " lanjutnya dengan mata memicing

Memperhatikan wajah putih memucat Irene yang memang sudah menarik perhatiannya sejak berada di supermarket tadi. Dan hal itulah yang berhasil membuat rasa khawatirnya bertambah berkali lipat. Tapi justru yang dia dapatkan hanya sebuah gelengan kecil dari Irene. Di tengah kesadarannya yang mulai terkumpul setelah merasakan kebingungan selama beberapa menit yang lalu.

My Arrogant CEO ✓Where stories live. Discover now