Chapter 8 : Bertemu Orang Aneh

2.3K 315 308
                                    


"Kenapa selalu ada lika-liku dalam
hidup? Ya karena kalo lurus - lurus aja bahaya, nanti mentok terus kebentur tembok." — Tio Arsean Putra.

HAPPY READING!☁🌷

• • •

08. Bertemu Orang Aneh

"Waktunya girl timeeeee yuhuuu," ucap Anita yang baru saja merebahkan tubuhnya di kasur empuk yang berbalut sprei warna pink polos milik Reina.

"Jarang-jarang loh kita kaya gini. Biasanya kan si kampret kampret itu ngikut mulu," ujar Stevi. Si kampret yang mereka maksud adalah — Farel, Tio, Arga, dan Sandi. Mereka semua memang bersahabat sejak zaman sekolah menengah atas, akan tetapi mereka terjebak percintaan satu sama lain.

Ya, seperti halnya Farel dan Reina — juga disusul oleh Stevi dan Arga, lalu Sandi dan Anita, akan tetapi hubungan Tio dan Alya masih tanda tanya. Kalau Lisa, dia stay kalem di era status jomblonya.

"Pokoknya jangan ada yang main handphone! Matiin handphone sekarang. Kan gak asik lagi kumpul malah main hp, terlebih nanti si kampret ganggu lewat chat." Perintah Alya.

Dia hanya tidak mau jika sedang berkumpul benda pipih itu menganggu waktu kebersamaan merekam

Heumm zaman sekarang memang kebanyakan seperti itu. Lagi dimana, dengan siapa, dan kapan saja. Benda pipih yang bernama handphone pasti saja ada di gengaman masing-masing. Ingat, nikmati kebersamaan dengan teman-teman, keluarga atau dengan siapa pun tanpa terganggu dengan handphone. Karena kebersamaan sangat mahal harganya, jika disandingkan dengan handphone, rasanya tidak seimbang.

Saat ini Reina, Alya, Stevi, Anita, dan Lisa sedang berada di rumah Reina yang sedang tidak ada siapa pun. Reina sudah mengunci pintu rumahnya, jaga-jaga takutnya si kampret kampret itu datang dan akan menganggu suasana.

"Bener tuh apa kata Alya, kita jarang kan ngumpul gini," ujar Lisa yang sedang berdiri di depan cermin sambil merapihkan rambutnya, "Rein, gue pinjem sisir, ya."

"Pake aja sih Lis, segala minta izin. Sisir doang bukan duit," sahut Reina.

Lisa mengangguk, dia pun mengambil sisir milik Reina kemudian mulai menyisiri rambutnya.

"Oh iya, gue seneng banget ih bisa sahabatan bertahun- tahun lamanya sama kalian, nggak tau deh tanpa kalian hidup gue bakal sesepi apa." Ucap Stevi yang mulai mengingat momen kebersamaan mereka sedari dulu, sampai saat ini.

"Iya, senengnya... Walau pun kalian punya temen baru, ada kesibukan masing-masing, tapi kita tetep bisa sama-sama kaya gini." Ujar Reina sembari menatap keempat sahabatnya dengan rasa syukur dalam hati.

Dia bahagia memilik mereka dalam hidupnya yang seakan tak pernah membiarkan Reina kesepian. Mereka selalu ada, menemani Reina dalam situasi apa pun.

"Kalo udah pacaran mah kita dapet julukan. Couple goals...!" Sahut Alya, si jomblo bengis yang malah mengungkit perihal pacaran.

"Apa sih Al, kok bawa-bawa pacaran. Kelamaan jomblo nih gak nyambung!" Maki Anita— pada sahabatnya yang sudah jomblo berabad-abad.

Mereka semua menangapinya dengan tertawa, kecuali Alya yang hanya menyengir.

Sambil berbincang tak lupa mereka pun memakan cemilan yang sudah mereka beli, sangat banyak sampai kasur Reina dijadikan tempat untuk menyimpan makanan itu.

Zona Nyaman [Completed]✔Where stories live. Discover now