Chapter 23 : Baku Hantam

1.6K 175 245
                                    

Hai^^
Jangan lupa tinggalkan jejak!

'Salah satu cara untuk meredakan kekesalan adalah —  BAKU HANTAM.' -Reina Agnesia Kamila-

Happy Reading🌻



°ZONA NYAMAN°


"Huaaaaa ... Farel jahat banget! Dia  lebih percaya sama Hanin dan belain cewek kampret itu! Rei-na ngomong jujur dikata fitnah, ngeselin! Aaaaaa !!!!" Reina menangis, saat ini dia sedang menunggu di pinggir jalan  menunggu ojek online yang dia pesan datang. Mengesalkannya lagi ojek online yang menerima pesanan Reina jaraknya lumayan jauh. Hingga tertera di layar handphone Reina bahwa ojek online itu akan tiba 7 menit lagi

Farel tidak berhasil mengejar Reina, karena tadi Reina sempat bersembunyi, hingga Farel tidak menemukannya, alhasil Reina bisa kabur dari lelaki kampret itu.

"Hiks, biarin aja Reina gak mau ngomong sama Farel, nih mulut mau dilem kalau ada Farel!" Celotehnya dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.

Orang-orang yang melihatnya pasti keheranan dengan Reina yang menangis seperti ini.

"De, ade kenapa nangis?" Tanya dua gadis yang berjalan melewati Reina.

Reina terisak, dia menggelengkan kepala. "Gapapa kok gapapa," balasnya dengan lugu, Reina mengusap air matanya, bahkan Reina dikatakan ade oleh dua gadis yang sepertinya seumuran dengan Reina.

"Ade rumahnya dimana?"

Plislah! Reina lagi badmood, dua orang ini malah memanggilnya dengan sebutan 'ade' seakan Reina adalah seorang bocah.

Reina menjawab seadanya hingga akhirnya dua orang itu pergi membuat Reina lega dan menangis lagi.

"Sedih ih jadi Reina, ayah sama bunda udah gak ada, Bang Rey selalu sibuk, dan sekarang Farel malah giniin Reina, Hiks ..." Reina mulai mengungkit itu semua, dia jadi makin melow.

"Usap air matanya, malu nangis di pinggir jalan," ucap seseorang yang juga menyodorkan sapu tangan berwarna biru ke hadapan Reina.

"Jangan nangis, jelek," ujar orang itu.

Reina mendonggakkan kepalanya untuk melihat siapa orang itu.

"Alatas?"

"Hapus dulu air matanya gak enak diliat tau, Rein." Ujar Alatas lantas Reina langsung mengambil sapu tangan itu untuk menghapus air matanya.

"Lo kenapa nangis, siapa yang udah bikin lo nangis gini?" Tanya Alatas.

Reina hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Bohong banget. Gapapa tapi kok nangis. Heumm gue kan udah jadi sahabat lo. Sekarang lo boleh dong cerita sama gue, gue pasti dengerin kok. Lo kenapa?" Tanya Alatas dengan suara yang begitu halus membuat Reina terenyuh mendengarnya.

"Reina kesel, Farel belain Hanin barusan, Alatas tau gak sih tadi Reina dijambak sama Hanin rambutnya terus dia aduin ke Farel kalau Reina ganjen, pas tadi Farel malah percaya sama Hanin, sampai dia keras banget ngomongnya. Reina sedih banget," ujar Reina menceritakan pada Alatas

"Eh lo beneran dijambak sama si Hanin? Setau gue dia anaknya baik loh, Rein."

Reina mengangguk. "Iya Reina dijambak. Alatas juga percaya ya sama Hanin, jadi udah ya Reina gak usah cerita lagi. Alatas sama Farel samanya, lebih percaya sama Hanin daripada Reina."

"Hey gak gitu, gue kan nanya cuma mastiin bukan berarti gue belain Hanin. Keliatan ya lo takut banget kehilangan Farel."

"Iyalah, Reina takut. Apalagi Hanin paling bisa cari cara buat deketin Farel.

Zona Nyaman [Completed]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora