Bab 33

104K 10K 3.9K
                                    

Love pink dulu sini buat Syabella. 💖💖

Happy Reading temen-temen ❤❤

_______________________________________

Hal yang paling menyedihkan adalah ketika harapan besar yang kutanam harus menjadi hal yang kutumbangkan. Mau bagaimana lagi? besarnya pengharapan pada makhluk-Nya selalu berujung mengecewakan.

Kalam Cinta Sang Gus

Syabella membukakan pintu kamar sembari menuntun Mala yang berjalan gontai seolah tanpa nyawa. Perempuan itu seakan kehilangan semangat hidup. Sepanjang perjalanan dia hanya membisu tanpa kata, sedikitpun. Air matanya terus meleleh dalam hening.

Sesampainya tadi, Syabella langsung berberes sedikit kamar kosong yang berada di samping ruang tamu khusus akhwat. Kata Ilham dulu tempat itu pernah menjadi kamar Maira ketika perempuan itu pergi dari rumah suaminya, dan memutuskan untuk menjadi guru di pesantren. Hari ini, kamarnya kembali dihuni wanita yang bukan dari keluarga pesantren. Abel harap, ia juga bisa membantu Mala mendapatkan cintanya, seperti Ilham membantu Maira.

"Mala, kamu bisa tinggal di sini."

Syabella menggenggam erat kedua tangan Mala, ketika wanita itu bukannya menjawab justru terus saja tersedu dalam diam. Dua wanita muda yang tengah mengandung itu duduk berdampingan di tepi ranjang.

"Mala yang Ikhlas ya, setiap kejadian pasti ada jalan keluarnya kok, kita boleh bersedih, kita boleh menangis. Tapi, satu hal yang tidak boleh Mala lakuin, jangan pernah hilangkan iman di hati Mala. Percayalah Allah Swt akan selalu membimbing kita keluar dari setiap masalah dengan satu kunci, yaitu memperbaiki keimanan kita. Jangan pernah hilangkan Allah dari sini, Mala." Syabella menunjuk tepat di jantung hati Mala. Namun perempuan itu tetap saja bergeming dan tersedu dalam diam. "Dalam Surah At Tagabun tertulis jelas, Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

"Ya sudah, Mala istirahat saja. Nanti kalo udah adzan Abel bangunin biar kita bisa sholat berjamaah bareng ya," ucap Syabella sembari membantu Mala berbaring kemudian menyelimutinya.

"Mala yang sabar ya, semua akan baik-baik saja. Percayalah, Abel akan selalu bantuin Mala." Setelah semua ucapan yang tak direspon itu Syabella keluar dari kamar Mala dan menutup pintu.

Ketika berbalik Syabella sontak beristighfar. Di depannya berdiri lelaki tampan berpostur tubuh lebih tinggi dari Ilham, kulitnya putih bersih, serta memiliki sorot mata memikat bagi para akhwat. Tapi tidak untuk Syabella, baginya Irham tidak lebih tampan dari pangeran pertama. Siapa lagi jika bukan suaminya. "Astaghfirullah, Irham jangan muncul tiba-tiba napa? Abel kaget." Syabella mengelus dada.

Irham sempat terkekeh kemudian menjawab, "Kakak ipar Bocil ngapain di situ, hah? Nostalgia sama kamar mantan tunangan Abang ya?" selorohnya seenak jidat.

Mulut Syabella sudah mangap hendak protes, namun lelaki itu lebih dulu mengaduh kesakitan karena telinganya di tarik oleh Ilham. "Kamu panggil dia apa?"

"Aw aw sakit, Bang. Afwan." Irham memohon.

Ilham melepas telinga Irham yang usilnya tidak pernah hilang, "yang sopan, sekarang dia Kakak iparmu."

"Iya, iya, maaf. Maafin ya, kakak Bocil." Irham langsung menutup mulut. "Ups, maksudnya Kakak ipar," ralat Irham cepat, sebelum tangan Abangnya kembali membuat telinganya menjadi semerah kepiting rebus.

Kalam Cinta Sang GUS ✔Where stories live. Discover now