CHAPTER 41 •Daryna Pusat Perhatian•

18.3K 1.1K 61
                                    

"Gue nggak akan pernah berhenti mikirin dia sampai kapanpun."

***

Daryna sampai di sekolahnya dengan raut wajah sedikit tegang, bagaimana ia tidak tegang jika semua orang-orang sekolah kini menatapinya dengan aneh.

Pagi-pagi seperti ini dimana seharusnya suasana masih tenang tetapi malah seketika buyar ketika melihatnya datang dengan para lelaki berseragam berbeda dari sekolahnya dan menimbulkan suara yang cukup berisik.

Daryna sudah berkali-kali mengatakan pada Catur jika cowok itu seharusnya tidak usah membawa kawan-kawannya yang benar-benar telah menarik seluruh perhatian sekolah.

Daryna merasa ini sudah kelewat batas, ia bukanlah Ratu Elizabeth yang jika pergi ke suatu tempat harus mendapatkan pengawalan yang lebih seperti ini dimana di belakangnya teman-teman Catur mengikutinya dengan motor trail.

Gila sumpah, edan nih orang-orang, rutuk Daryna dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kecil.

Ini terlalu berlebihan menurut Daryna, apalagi yang sedang bersamanya sekarang ini adalah para siswa yang terkenal dengan reputasi buruk.

"Catur, lo gila! Sumpah sekarang semua orang liatin gue, Tur," lirih Daryna dengan wajah yang cukup memelas, perutnya entah kenapa kini terasa mulas.

"Terus kalau mereka semua liatin kenapa? Mereka punya mata, itu hak mereka," balas Catur santai, tangannya menarik kunci mobilnya laru keluar dengan wajah datarnya.

Seragam sekolah berwarna hijau kotak-kotaknya itu benar-benar membuat semua warga sekolah melebarkan mata karena mereka semua tau jika para siswa sekolah Harapan Bangsa tidak memiliki hubungan yang baik dengan para siswa sekolah Mahatma Gandhi.

"Sumpah gue rasanya pengen mati sekarang," gumam Daryna dengan nada tertahan karena dirinya berusaha dengan sabar menahan amarahnya.

Tiba-tiba pintu di sebelahnya terbuka dan Catur tersenyum, "Silahkan keluar, Tuan putri," ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya.

Daryna menatap uluran tangan itu dengan datar lalu perlahan sebelah alisnya terangkat angkuh, ia keluar dari mobil tanpa menyambut uluran tangan Catur.

Catur menatap sekitarnya dengan malas, cukup kesal melihat uluran tangannya di tolak seorang gadis untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya.

Ia menutup pintu mobilnya kasar lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Nggak nyangka ternyata ada cewek yang bisa nolak pesona gue."

Daryna tersenyum paksa lalu menyilangkan kedua tangannya dengan lagak angkuh lalu mendekatkan wajahnya pada Catur, "Gue nggak akan anggap lo sahabat gue lagi sebelum lo baikan sama Alejandro, jelas?"

Cukup sudah dirinya menjadi spotlight di pagi hari ini, kakinya berbalik hendak pergi namun Catur menarik pinggangnya dengan gesit.

"Catur!" Seru Daryna dengan mata melebar, tagannya membatasi antara dirinya dengan Catur.

Catur menyeringai kecil, "Gue nggak suka di tolak, Daryna. Seharusnya lo terima tangan gue tadi."

Daryna menatap sekelilingnya, gadis itu berharap supaya Ares jangan sampai melihatnya seintim ini dengan Catur, ia tak mau Ares salah paham.

"Catur, gue punya pacar!" Seru Daryna, mengingatkan dengan mata sedikit melotot.

Catur terkekeh, ia semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Daryna, "Cowok lo nggak peduli sama lo."

"Tapi gue peduli sama dia!" Balas Daryna kamudian tanpa dapat Catur prediksi pergerakannya, Daryna tiba-tiba menginjak kakinya dengan sangat keras.

My Bad BoyWhere stories live. Discover now