chapter 4

466 37 24
                                    

Emu terdiam menatap lurus kejendela yang terpentang lebar dikamar yang bercat putih bersih itu. Bersih...tapi akankah diri bisa sebersih itu juga? Luka...ya hati emu terluka. Luka yang tak pernah kering dan terus berdarah. Bagaimanapun cara ia membalutnya tak kan pernah sembuh seolah luka itu telah membusuk sepanjang perjalanan hidupnya.

"Aku...adalah anak yang tak pernah diinginkan.." katamya lirih. "Aku hanya transaksi untuk alat balas dendam...."

"Kenapa demikian emu?" ryuga menatapnya heran.

"Aku sendiri tak pernah paham kenapa dan untuk apa aku dilahirkan ryu...! Sembilan belas tahun aku dibiarkan hidup hanya untuk alat memenuhi ambisi mereka. Sakit memang! Tapi aku bisa apa ryu? Meski aku lelaki...tapi posisiku lemah, aku taq pernah bisa berbuat apa apa. Aku ingin melawan, berontak tapi apa pantas? Aku tak punya siapapun selain mereka! Aku...aku..apa aku pantas untuk bahagia, ryu?"

Ryuga terdiam. Jujur ia tidak mengerti apa yang emu bicarakan. Tapi ia tidak mau bertanya apa maksud yang tersirat dibalik cerita itu. Cuma satu yang dapat dipahaminya. Emu, pemuda manis dihadapannya ini mempunyai masalalu yang begitu pahit. Atau bahkan  mungkin masih berlansung hingga kini? Entahlah, sebagai teman ryuga hanya bisa berharap mulai kini jangan ada airmata lagi yang mengaliri wajah manis itu. Tapi bisakah ia memastikan itu?

"Emu...tiap orang punya masalalu yang pahit dan juga masalahnya sendiri. Terlepas dari semua itu tiap orang juga berhak untuk bahagia kan?" ryuga mengambil tangan emu yang tersimpan dipahanya. Menyatukannya dengan tangannya. "Aku tidak tau apa yang sesungguhnya kau alami dimasalalu. Tapi kau berhak untuk bahagia. Kuatlah emu..! Aku yakin kau bisa menghadapinya..aku, parad dan semuanya akan selalu ada dan mendukungmu. Percayalah pada kami.."

Emu menatap ryuga dengan tatapan sayu. Kemudian ia tersenyum. "Aku akan kuat! Aku pasti bisa menghadapi semua ini. Arigatou ryu..aku akan menghadapi semuanya..."

"Yosh! Ganbatte...aku senang melihat kau tersenyum! Ayo emu...kita mulai lagi hari hari kita sekarang..." ryuga bangkit diikuti emu. Mereka segera bersiap untuk pekerjaan yang bakal menanti mereka.

&&&&&&&

Parad melangkahnya kakinya dengan santai akan memasuki pretty sweat saat langkah itu terpaksa berhenti karna seseorang telah menghadang langkahnya.

"Apa mau kalian? Aku sudah katakan kalau aku tidak ada hubungannya dengan kalian. Pergi...jangan menggangguku lagi..." bentaknya.

"Kau tidak bisa menghindar lagi parad!" seseorang muncul diantara mereka.

"Takeru...!" desis parad kesal. "Kau selalu mencampuri urusanku! Sudah aku bilang, aku...tidak ada hubungannya dengam situa bangka itu! Minggir..." parad menolak bahu takeru kesal. "Kau sudah membuat aku tetlambat..." katanya meneruskan langkahnya memasuki pretty sweat.

"Aku hanya menjalankan perintah oujusama. Kau tau...simanis emu?"

"Kau...??" parad berbalik dan merenggut krah baju takeru. "Kau mengancamku? Sekali kau menyentuh emu, kau akan habis!" geramnya

Takeru tersenyum. "Kenapa? Emu...memang manis kan? Dan emu adalah makanan empuk bagi oujisama. Kalau kau tidak mau...aku tidak bisa menjamin keselamatan simanis itu kedepannya..." perlahan melepaskan cengkraman parad pada krah bajunya.

"Apa maumu?"

"Ikut kami sekarang..." singkat jawaban takeru.

Parad sempat terdiam. Dia pikir memang tak ada gunanya melawan. Situa itu..dia bisa melakukan apapun untuk mencapai ambisinya. "Baiklah...tapi pastikan tak terjadi apapun dengan emu..."

"Jangan kuatir...kau bisa pegang ucapanku..."

Parad akhirnya pasrah mengikuti kemauan takeru membawanya pergi dari pretty sweat.

Bara ( End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora