chapter 12

273 31 36
                                    

Ada satu kata yang begitu berarti dan penuh makna namun juga menimbulkan kepedihan dan luka hati yang dalam. Kata itu adalah cinta...

"Kau yakin dengan keputusanmu Poppy? Kakakku itu kau tau orang seperti apa dia. Lagi pula ada hubungan apa kau dengan Emu sehingga kau begitu ingin bertemu dia?" Parad menatap wanita yang sudah dianggapnya kakak ini. Keputusan Poppy itu sangat berat menurutnya. Samalah halnya mengumpankan diri kekandang macam.

"Emu...dia adalah adikku. Tepatnya keponakanku. Aku memang sudah mencarinya sejak lama. Sejak aku mengantarkannya kepada Tsurugi beberapa bulan yang lalu aku tak lagi pernah mendengar kabarnya. Entah dimana dia kini. Sampai kemudian Kuroto menyebut nama Emu lagi...."

"Kau menyayangi keponakanmu itu?" tanya Parad pelan.

"Tentu saja. Kenapa kau tanyakan itu?"

Parad menarik nafasnya. "Sebenarnya seperti apa rasa sayangmu padanya. Kenapa kau tega menjualnya kepada Tsurugi, germo tua itu?" Parad kesal pada Poppy.

"Aku melakukan itu agar ibunya berhenti menjerumuskan dan menyiksa batinnya terus menerus, Parad! Emu itu sejak kecil sudah menderita karna kelahirannya tak pernah diakui oleh kakakku. Ia lahir karna sebuah kesalahan. Kakakku ingin menjadikan anak itu pelacur untuk melampiaskan dendamnya pada lelaki yang telah menghamilinya. Ia menjadikan Emu piala bergilir tapi untunglah anak itu tak sampai rusak karna aku selalu bisa menyelamatkannya sampai akhirnya aku tak tahan lagi dengan perlakuan kakakku dan memilih menjual Emu pada Tsurugi. Dan aku tak tau lagi nasib keponakanku itu sesudahnya."

"Emu sudah dirusak oleh Tsurugi juga akhirnya, Poppy! Kau terlambat untuk menolongnya. Bahkan kini ia telah menjadi pelacur simpanan Kuroto pula." kata Parad dalam hati. Ia menatap Poppy dengan pandangan iba.

"Maukah kau membantuku untuk bertemu dengan Emu, Parad?" tanya Poppy penuh harap. Ia memang sangat rindu dengan keponakannya yang manis dan penurut itu.

"Kau sudah dengar sendiri kata kakakku itu tadi. Emu tidak lagi tinggal bersama kami saat ini. Kakakku itu tidak menyukai ada yanf ikut campur dengan kehidupan pribadinya. Itulah kenapa saat ayah memarahinya dia lansung mengatakan keinginannya untuk pindah dan dia sudah melakukannya sekarang."

"Aku juga merasa sangat sedih tak dapat bertemu dengan Emu lagi. Walau tidak berhasil memilikinya tapi setidaknya dia masih ada. Namun sayangnya itu tak lagi dapat kugapai kini..."  Parad kembali menghela nafas panjang. Apa yang dia ucapkan bertentangan dengan hatinya. Ia memang masih sangat mencintai Emu walau kadang hatinya sakit melihat kemesraan Emu dengan kakaknya itu.

"Tidak bisa ya? Mungkin memang aku harus menerima tawaran Kuroto juga. Tidak apa-apalah Parad! Asal aku dapat bertemu Emu dan minta maaf padanya, apapun akan kulakukan termasuk harus bekerja padanya."

Bara ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang