Part 12

484 10 0
                                    

Fandi mengantar Rose ke sekolah, tapi setelah sampai tiba-tiba cuaca mendung.

"Rose, apa kau yakin ingin sekolah?" tanya Fandi menatap Rose cemas.

"Yakin!" jawab Rose mantap.

"Tapi cuacanya mendung, nanti kalo hujan dan tiba-tiba ada petir gimana? Rose 'kan takut sama petir dan suara guntur," ucap Fandi dengan lembut.

"Gak papa, Kak. Rose yakin akan baik-baik saja," ucap Rose tenang.

"Tapi ...." ucap Fandi terpotong.

"Sudahlah, Kak. Rose ingin jadi pemberani biar gak nyusahin kakak terus karena Rose serba takut," lirih Rose.

"Huss! Gak boleh ngomong gitu, Rose sama sekali tidak mereputkan kakak, justru kakak senang merasa selalu dibutuhkan Rose kapan saja." Fandi berucap sambil membelai rambut Rose.

Rose langsung memeluk Fandi dengan erat.

"Rose sayang kakak," lirih Rose.

"Kakak juga sayang Rose," lirih Fandi.

'Seandainya Rose mengucapkan kata sayang bukan karena aku kakaknya tapi karena dia mencintaiku, pasti aku akan sangat bahagia.' batin Fandi.

"Yaudah, Rose pergi ke kelas ya kak," ucap Rose melepaskan pelukannya.

"Apa perlu kakak antar sampai depan kelas?" tanya Fandi.

"Tidak perlu kak, kakak pasti hari ini ada meeting lagi, jadi kakak segera pergi ke kantor saja," tolak Rose lembut.

"Hm baiklah," ucap Fandi lalu mencium kening Rose.

"Belajar yang rajin, jangan dekat sama orang asing apa lagi laki-aki, jangan lupa telepon kakak jika ada sesuatu." Fandi menegaskan setiap ucapannya pada Rose.

"Iya, Bosku," jawab Rose cengengesan.

"Dahhh," ucap Rose melambaikan tangannya.

Fandi hanya tersenyum hangat sambil membalas lambaian tangan Rose.

***

Rose pergi ke kelasnya. Nampak sekali cuaca semakin mendung sepertinya tak akan lama lagi hujan akan turun.

"Semoga hari ini tidak hujan. Jika hari ini hujan semoga tidak ada petir dan guntur." Rose berucap dengan lirihnya hampir tak terdengar oleh siapapun.

Rose langsung duduk di bangkunya, menunggu lonceng masuk untuk memulai pelajaran.

"Hai," sapa Rival di belakang Rose.

Namun, Rose hanya bergeming di tempatnya tanpa ingin menoleh apa lagi menjawab sapaan ramah Rival.

"Apa kau ingat aku? Kenapa tak mejawab pertanyaan–" ucapan Rival terpotong karena lonceng masuk sudah berbunyi.

Beberapa saat setelah bunyi lonceng, guru sudah masuk dalam kelas Rose.

Semua siswa-siswi langsung diam duduk dengan rapi di bangku masing-masing. Tidak ada satu orang 'pun yang berani berbicara karena guru yang mengajar hari ini termasuk guru 'Killer' yang sangat memperhatikan kedisiplinan selama pelajaran berlangsung.

Sekitar 1 jam pelajaran akhirnya pelajaran pertama selesai juga.

Ting ... Ting ... Ting ....
(Lonceng istirahat)

Hujan mulai turun, siswa-siswi ada memilih pergi ke kanti ada juga yang menetap di kelas.

Rose memilih tetap di kelas, keringat dingin mulai bercucuran seiring turunnya hujan yang makin lama makin deras.

ADIK TIRIKU CINTAKU (END)✔️Where stories live. Discover now