Part 18

360 11 0
                                    


-------------------------------

"Loh, kok nangis?" tanya Fandi melepaskan pelukan Rose.

"Jangan pernah berkata pergi kakak, Rose minta maaf udah buat kepala kakak sakit. Hiks, hiks ... Rose menyesal," ucap Rose sesegukan.

"Udah kakak gak papa kok," ucap Fandi menghapus air mata Rose.

'Kok malah gini sih? Jujur nggak ya, kalo aku bohong!' batin Fandi.

"Rose minta maaf ya, sini Rose pijitin," tawar Rose mulai memijit kepala Fandi dengan lembut.

'Hehe ada untungnya juga bohongin Rose. Tapi gak tega kalo Rose nangis kek gitu. Hm oke deh aku jujur tapi nanti.' batin Fandi sambil senyum-senyum.

"Masih sakit gak, Kak?" tanya Rose membuyarkan Fandi dari lamunannya.

"Emm ... oh? Belum sayang kakak masih sakit di sini ya pijitin lagi," pinta Fandi sambil memegang tangan Rose untuk memijat pucuk kepalanya

"Baiklah," ucap Rose dengan senang hati.

Sudah 20 menit lebih Rose memijat kepala Fandi bahkan keningnya pun Rose pijat karena banyaknya permintaan Fandi tempat yang harus Rose pijit

'Pegel banget pijitin Kak Fandi, tapi gak papa deh demi permintaan maaf Rose karena udah buat Kak Fandi sakit.' batin Rose.

"Rose udah aja sayang, pasti Rose capek udah lama pijitin kepala kakak," ucap Fandi yang mulai menyadari pijitan Rose makin lama makin melemah.

"Akhirnya," gumam Rose langsung berhenti memijit kepala Fandi.

"Rose sini dekatan lagi dengan kakak," ucap Fandi menyuruh Rose agar duduk di sebelahnya.

Rose pun menurut, dia duduk dekat dengan Fandi dan sekarang kepalanya ia sandarkan di bahu kukuh Fandi.

"Kakak mau jujur, tapi Rose jangan marah ya," lirih Fandi karena takut.

"Jujur kenapa Kak?" tanya Rose penasaran.

"Janji dulu jangan marah?"

"Iya, Rose janji, Kak," ucap Rose sambil mengangkat jari kelingkingnya.

Fandi langsung mengaitkan jari kelingkin Rose.

"Dah janji nih ye, jadi jangan marah." Ulang Fandi.

"Iya, paan sih emang?" tanya Rose makin pemasaran.

"Emmm ... anu ... itu ... hufftt (Fandi menarik napasnya) sebenarnya kakak tidak sakit kepala karena jambakan Rose, kakak hanya mengerjai Rose, jadi maaf ya," ucap Fandi cengar-cengir tanpa dosa.

"A—pa?" tanya Rose dengan kaget, dan mulut terbuka membentuk huruf O tapi tidak sebulat itu juga hehe ....

"Jadi, dari tadi Rose capek-capek mijitin kakak. Cuma buat kakak kerjain?" tanya Rose mulai emosi.

"Maaf." Fandi dengan menunjukkan wajah lucu, agar Rose tidak murka.

"Kakak!!!" teriak Rose.

Rose ingin memukul Fandi dengan bantal.

"Etss! Perjanjian," ucap Fandi mengangkat jari kelingkingnya.

"Maaf ya sayang," ucap Fandi mengelus-ngelus pipi Rose. Lalu sesegera mungkin kabur dari kamar Rose.

"Dasar kakak durhaka!" ucap Rose mulai memukul-mukul bantal di depannya.

Sedangkan Fandi dia sudah pergi dari kamar Rose, setelah membuat Rose murka dengan keusilannya.

***

Di tempat lain

Rival sudah turun dari kamarnya. Ia menggunakan kaos berwarna abu-abu dengan celana jeans pendek selutut sangat cocok dengan kulitnya yang berwarna kuning langsat.

Celsi menyambut kedatangan Rival dengan senyuman manisnya.

"Hai," sapa Celsi saat Rival sudah duduk di depannya.

"Ya," jawab Rival singkat.

"Rival ajak gue jalan dong ke Indonesia pengen deh lihat mall di Jakarta," ucap Celsi dengan girangnya.

"Aku baru pulang sekolah Cel, jadi agak capek," tolak Rival halus.

"Udah Rival temenin Celsi, kasihan dia jauh-jauh dari Singapura untuk ketemu kamu!" ucap Diana dari belakang yang baru saja datang.

Ya, Diana tadi pergi sebentar karena menerima teleponan dari teman sosialitanya.

"Baiklah, Rival ambilin jaket dulu sama kunci mobil," ucap Rival dengan lesunya, lalu berlalu bergitu saja.

Sedangkan Celsi tersenyum senang karena dia punya waktu untuk berdua saja dengan Rival.

Bersambung ....

ADIK TIRIKU CINTAKU (END)✔️Where stories live. Discover now