Part 21

358 11 1
                                    

Fandi berjalan dengan tangan kiri membawa kantong belanjaan Rose dan tangan kanannya menggengam tangan Rose.

"Mau ke mana lagi?" tanya Fandi sambil terus berjalan. Rose melihat-lihat toko baju.

"Ke situ," tunjuk Rose pada salah satu toko baju laki-laki.

"Ngapain? Itukan tempat pakaian lelaki?" tanya Fandi menatap Rose.

"Udah ikut aja," tegas Rose lalu menarik lebih dulu tangan Fandi untuk menuju ke toko baju.

Rose melepaskan pegangannya pada Fandi, lalu berjalan melihat-lihat baju kaos untuk lelaki.

Sedangkan Fandi hanya mengikuti Rose dari belakang, layaknya anak ayam yang membuntuti Ibunya.

Rose mulai memilih baju kaos yang di gantung dengan memanjang.

Rose mengambil salah satu kaos dan merentangkannya pada tubuh Fandi.

"Bagus," gumam Rose.

Rose terus saja melakukan seperti itu, memilih baju dan mencocokkanya pada Fandi.

Fandi? Jangan ditanya lagi, dia hanya diam dengan manut pada adik kesayangannya.

"Yuk," ajak Rose kepada Fandi untuk menyuruh penjual membungkus baju yang dia beli, karena dia sudah menemukannya.

Kaos putih polos lengan pendek dan tipis sangan cocok untuk kulit Fandi dan tubuhnya yang berotot, serta hodie yang berwarna abu-abu cocok dengan leher baju yang mempunyai pelindung kepala langsung, sehingga Fandi akan terlihat cool jika menggunakannya. Dan beberap baju kaos lainnya Rose pilih dengan seleranya sendiri.

---------

Setelah membayar baju yang Rose beli, Fandi langsung membawakannya.

"Buat siapa sih baju ini?" tanya Fandi.

"Buat orang yang aku sayanglah," jawab Rose enteng.

Deg!?

Siapa orang yang Rose sayang? Apa Rose sudah mempunyai kekasih? Atau mungkin Rose dekat dengan lelaki lain selain Fandi?

"Si—apa?" tanya Fandi gugup.

"Kepo!" ucap Rose.

"Serius!" tegas Fandi.

"Mmm ... kasih tahu gak ya?" ucap Rose sambil berpikir.

"Kasih tahu dong," ucap Fandi memelas.

Bagaimana pun Fandi harus tahu, Rose menyayangi lelaki siapa selain Fandi?

"Gak usah deh," ucap Rose enteng.

"Rose ...," sekarang suara Fandi  terdengar seperti rengekan anak kecil, yang meminta pejelan kenapa tidak dibelikan main.

"Huftt ... (Rose menarik napas) buat kakaklah, siapa lagi kalo bukan kakak yang Rose sayang?" ucap Rose dengan jujur.

"Serius?" tanya Fandi mulai berbinar-binar.

"Dua rius," ucap Rose.

"Makasih sayangnya kakak," ucap Fandi langsung mengelus pucuk kepala Rose.

"Sama-sama sayangnya adik," ucap Rose membelas ucapan Fandi.

"Hihihi .... " Fandi cengar-cengir.

"Hehehe ...." Rose cengengesan, sengaja mengejek Fandi.

¤¤¤¤¤¤¤

Di 'Mall Aksari' Rival dan Celsi juga berada di dalam mall ini. Sudah dari tadi mereka datang dan memilih makan dulu di restoran baru berjalan keliling mall.

"Udahkan? Sekarang mau ke mana lagi?" tanya Rival saat dia dan Celsi baru saja ke luar dari restoran setelah makan.

"Cari toko sepatu," ucap Celsi manja.

"Yaudah, yuk," ajak Rival sambil berjalan mendahului Celsi.

"Yaudah, yuk! Tapi jalan duluan terus. Lah, gue? Ditinggalin gitu aja," gumam Celsi sambil berjalan mengikuti Rival.

"Rival, tungguin gue," ucap Celsi.

"Cepet," ucap Rival berhenti berjalan.

"Yaudah lanjut yuk jalannya," ucap Celsi setelah sampai di samping Rival, sambil bergalut manja di lengan Rival.

"Lepasin Cel, jalan di samping gue aja tapi gak usah pegang-pegang juga!" ucap Rival ketus.

"Kenapa?" tanya Celsi.

"Gak papa," jawab Rival santai, lalu mulai berjalan.

Celsi hanya bisa memanyunkan bibirnya karena merasa diabaikan Rival sejak tadi.

'Siapapun yang buat Rival berubah makin jauh dari gue kek gini, lihat aja nanti akibatnya jika gue tahu orangnya!' batin Celsi.

Bersambung ....

ADIK TIRIKU CINTAKU (END)✔️Where stories live. Discover now