BAGIAN 8

2.2K 211 1
                                    

Memasuki arena pertandingan dengan senyuman lebar. Wei Wu Xian berusaha untuk tetap tenang, meski matanya masih mencari-cari keberadaan Lan wangji. Karena biasanya, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyeimbangkan energi dingin Lan Wangji. Sejujurnya Wu Xian merasa khawatir.

Setelah berhadapan dengan lawannya yang ternyata seorang dari Benua Utara.

"Pedang yang bagus," puji Wu Xian, sambil mengamati.

Pedang itu memiliki gagang berwarna hitam yang mengkilat. Sebentuk kepala ular berwajah manusia terdapat pada bagian pangkalnya. Ujung gagangnya membentuk sepasang taring berwarna keemasan. Pangkal pedangnya bergelombang. Sisinya selebar tiga jari manusia. Semakin ke ujung, lebar mata pedang itu menjadi sekitar empat jari. Sekilas sinar hijau dipancarkan olehnya, kekuatan Diyu energi utama yang dimiliki iblis.

Lawan Wu Xian menoleh sesaat. "Sebaiknya kau waspada. Kau tidak tahu apa yang akan kau hadapi kedepannya."

"Terimakasih."

Wu Xian memberi hormat begitupun lawannya sebagai tanda pertandingan dimulai.

Wu Xian menggunakan pedangnya yang diberikan oleh pamannya, dia tidak mengeluarkan pedang takdir.

Pertandingan berlangsung cukup lama, denting pedang diselingi suara benturan mantra dan formasi spiritual saling bersahutan.

Wu Xian cukup kewalahan, karena ternyata pedang lawannya selain memiliki energi Diyu juga beracun, yang saat menggores bisa menghambat pergerakan Wu Xian.

"Ku pikir, kau akan menggunakan pedang takdir, mengingat kau yang keluar terakhir dari desa kabut, tapi sepertinya pedangmu adalah pedang biasa," seru lawan Wu Xian, mencoba mengecoh konsentrasi Wu Xian.

Lawan Wu Xian berbicara disela pertarungan dengan nada meremehkan.

"Ini bukan pedang biasa, ini adalah Suibian, pedang dari sekte Jiang."
Wu Xian menjawab tidak terima pedangnya disebut pedang biasa.

"Kau menginginkan pedang takdir, kenapa tidak kau tanyakan kepada orang yang keluar pertama dari desa kabut."
Wu Xian melanjutkan perkataannya sambil tersenyum miring.

Pedang di genggaman tangan Wu Xian terkesan sederhana, tetapi sebenarnya sangat tajam dan kokoh, sisi-sisi mata pedangnya yang lurus dan simetris meruncing dengan anggun kebagian ujung.

"Aku ingin melihat apa yang bisa kau lakukan dengan pedangmu itu, tuan muda."

Perkataan itu terdengar menjengkelkan bagi Wu Xian.

"Jangan sombong, aku akan mengajarimu bagaimana teknik bertarung yang sesungguhnya."

Selesai mengatakan itu, Wu Xian merubah raut wajahnya menjadi serius. Memantrai pedangnya., hingga pedangnya melayang-layang mengintari lawannya, dilanjutkan membuat pola formasi rumit yang ketika dilepaskan mengunci pergerakan orang di hadapannya.

Wu Xian kembali tersenyum miring.

"Bagaimana, kuberi kau waktu untuk melepaskan diri jika tidak kau harus menerima serangan ku ...,"

"Satu."

Lawan Wu Xian memberontak, tetapi justru formasi menguat.

"Dua,"

Kali ini cahaya hijau menguar, dari pedang menyelimuti tubuh lawannya.

"Tiga."

Warna hijau semakin pekat bahkan menjadi kehitaman, tetapi formasi yang dibuat Wu Xian belum terbuka.

"Baiklah, kuberitahu satu hal. Energi besar pada tubuh yang lemah, hanya akan merusak tubuh dan mempercepat kematian jadi sebaiknya hentikan."

Wu xian kembali membuat formasi, kali ini terlihat sederhana, yang ketika dilepaskan memancarkan cahaya putih lembut menetralkan cahaya hijau yang menyelimuti tubuh lawan Wu Xian. Hingga tampaklah sesosok pemuda, dengan tubuh lemah tanpa energi spiritual. Pemuda dengan banyak luka-luka di tubuhnya. Pedang yang ada padanya, juga berubah menjadi pedang berkarat. Keadaan yang sungguh memprihatinkan, kekuatan yang bersumber dari energi Diyu ternyata sungguh merusak. Bahkan pemuda yang sebelumnya menjadi lawan Wu Xian, hampir mati. Namun, jika melihat pada tubuh sebelumnya, tidak selemah itu hanya tidak memiliki energi spiritual saja.

JERAT TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang