𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫_𝟏𝟒

918 96 5
                                    

Soojin terjatuh terduduk begitu Somi melepas cengkramannya. 

Siapa tadi itu-

Chenle?! Ia yang menampar Somi?!

"KIM SOOJIN!" teriak Chenle sambil menghampiri Soojin yang terduduk lemas dilantai. Ia terbatuk batuk.

"Ya, Kim Soojin!" lanjutnya sambil menyodorkan botol minum yang sisa setengah. Soojin langsung mengambil dan meneguk habis air itu.

Somi melihat kejadian itu dan perlahan air mata karena sesak didadanya mulai mengalir.

"Kenapa..." kata Somi pelan, namun terdengar jelas satu kelas.

"KENAPA KAMU MALAH NYELAMATIN SOOJIN?!" teriaknya lagi, yang membuat Chenle menengok.

"PADAHAL KAMU YANG NAMPAR AKU!" 

"JANGAN GILA, JEON SOMI! KAMU NYEKEK ANAK ORANG!" balas Chenle berteriak.

"A-Aku kan ngelakuin demi kita, Chenle.." jawab Somi gemetar.

"Apa?! Kamu berniat bunuh Soojin biar kita bisa sama sama lagi, gitu?!" tanya Chenle sambil berteriak kearahnya.

Soojin menarik lengan baju basket Chenle. Ya, ia kesini setelah selesai turnamen. Ia mendengar kabar keributan Soojin dengan Somi dikelasnya Mark. Belum berganti baju, ia langsung berlari kekelas Mark.

"Le, udah.." kata Soojin serak, tenggorokannya tidak baik.

Chenle prihatin melihat Soojin. Ia perlahan membantu Soojin berdiri, tetapi kaki Soojin lemah. Untung Chenle dengan sigap menangkap kakinya yang terjatuh.

Tanpa pikir panjang, Chenle langsung mengangkat Soojin.

Ia menatap Somi tajam, "Jangan sentuh Soojin lagi,"

Somi merasa dadanya begitu sesak. Ia menggenggamkan tangannya. Ia berkata lirih, "Kim Soojin.. ga akan ku maafkan!"

'''

"Kamu suaminya, kan? Lebih baik bawa dia pulang, keadaannya kurang baik," kata suster yang menjaga UKS sambil menepuk pundak Chenle.

"Keadaannya baik baik saja untuk dibawa ke rumah sakit?" tanya Chenle prihatin.

Suster itu melihat Soojin, lalu ia mengangguk, "Ya, dia baik baik saja. Bawalah kerumah sakit apabila bekas lukanya tak hilang dalam 5 hari, atau tenggorokannya sakit,"

Chenle mengangguk. Ia menuntut Soojin keluar UKS. 

"Oh, ya," panggil suster itu kembali. Chenle dan Soojin menengok.

"Jangan dengarkan perkataan orang orang tentang pernikahan kalian, dan sebaiknya Soojin istirahat dulu," katanya sambil melepas sarung tangan karetnya.

Chenle mengangguk lalu berterima kasih.

''

Mobil Chenle melaju keluar gerbang setelah ia berhasil meminta izin kepada wali kelasnya tentang Soojin. 

Somi juga sudah ditahan dan ditenangkan diruang BK.

"Lehermu sakit?" tanya Chenle.

Soojin mengangguk.

"Aku sudah bilang kemama mu. Kita langsung kerumah," kata Chenle, memutar setirnya kearah yang berlawanan dari rumah Soojin.

"Kerumah siapa?" tanya Soojin serak.

Chenle melihat kearahnya dengan tatapan bingung. "Mamamu belum bilang?"

Soojin tambah bingung, ia menggeleng.

"Ah.. kemaren papaku udah beli rumah buat kita, semua sudah diatur, kurasa barang barangmu juga," jawabnya santai.

"aPA-" teriak Soojin tetapi suaranya pecah diakhir.

"Ssh, nanti tenggorokanmu tambah sakit," larang Chenle sambil masih fokus ke jalanan.

Rumah?

Tinggal bareng makhluk ini?!

Huwee mamaaa T_T

Pagar rumah dibuka oleh para security.

Gila? Rumah ato mansion--

Chenle memarkirkan mobilnya dirumah mewah berdominan putih itu.

"Lu udah kesini?" tanya Soojin dengan suara seraknya, karena ia merasa Chenle sangat familiar dan hapal dengan jalanannya.

"Ini rumah almarhum kakekku, diwariskan ke papa, papa ngasih ke aku," jawab Chenle sambil ngelepas sabuknya.

"Ayo masuk," ajak Chenle sambil keluar mobil.

''

"Soojin sakit, tolong buatkan teh sama anter kekamarnya, kalo bisa bawain sup juga," kata Chenle ke pelayan perempuan sambil melepas coatnya.

Pelayan itu mengangguk.

"Mari," ajaknya sambil tersenyum. Soojin balik tersenyum lalu mengikutinya. 

''

"Perkenalkan, saya Scarlet," kata pelayan itu sambil membuka coat Soojin. Soojin mengangguk.

Ia menggantungnya digantungan samping pintu kamar Soojin.

Kuncinya digantung disini, anda bisa menguncinya kapanpun, saya punya kunci cadangan," jelasnya sambil menggantung kunci kamar Soojin.

"Silakan duduk disana, saya akan segera bawakan baju ganti dan makanannya," lanjutnya lagi, Soojin lalu tersenyum sambil mengangguk.

GRAK!

Soojin mendengar suara saat ia duduk dipinggir kasur.

Ia melihat kebawah kasur, kotak kayu?

Ia perlahan menarik kotak itu. 

Ah, terkunci. batinnya saat ia tidak dapat membuka kotak kuno itu. 

Scarlet masuk membawa tatakan. "Ah, nona, itu-" katanya gagap saat melihat Soojin memegang kotak kayu itu.

"Itu peninggalan almarhum Yi.." lanjutnya sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangannya, sedangkan satu tangannya lagi memegang tatakan.

Yi?

Yi Zhong?

Bukannya dia..



him ; zhong chenle✔️Where stories live. Discover now