𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫_𝟑𝟏,𝓼𝓹𝓮𝓬𝓲𝓪𝓵

779 91 1
                                    

[preview chapt 30]

Soojin kesal, tapi ia tak terlalu menghiraukannya. Ia langsung membuka aplikasi untuk memesan daging. Tetapi, aktifitasnya terhenti begitu ia teringat suatu hal, cincinnya.

"Apa jangan jangan.. ini gara gara cincin itu?" kata Soojin sambil mengalihkan pandangannya ke Chenle.

"Memang gitu, kan?" balik tanya Chenle.

Yang nyembuhin Jungwoo.. Yi?

[chapt 31]

"KAKAK!" teriak Soojin sambil membanting pintunya. Dibelakangnya ada Chenle dan Scarlet yang membawa banyak daging. 

Soojin lompat ke pelukan kakaknya itu. Jungwoo serentak memeluknya balik. "Aku beli banyak daging!" katanya lagi sambil menunjuk kearah Scarlet dan Chenle yang sibuk menata daging daging itu.

"Apa? Gaperlu," kata Jungwoo sambil melirik kearah Scarlet dan Chenle. "Ini bagus! Udah lama ga makan daging sama kamu," kata Soojin lagi sambil terduduk manis. 

"Ah iya, Yukhei, cincinku mana?" tanyanya sambil mengalihkan pandangannya dari Jungwoo ke Yukhei. Yukhei meraih kotak tua itu yang ada dibawah kasur Jungwoo, lalu memberikannya kepada Soojin.

"Itu kotak apaan?" tanya Jungwoo sambil mengambil minuman yang diberi Scarlet. Soojin menggeleng, "Bukan apa apa," lalu ia menaruh kotak itu di tasnya.

"Mari makan dulu," kata Scarlet sambil memberikan daging kepada semua orang.

'''

"Aku pulang dulu ya kak, kalo udah bisa keluar bilang nanti aku bakal jemput," kata Soojin sambil menenteng tasnya. Jungwoo mengangguk. "Hati hati dijalan,"

Ia mengalihkan pandangannya dari Soojin ke Chenle, "Lu,"
"Jangan ngebut ngebut pas bawa adekku,"

Chenle mengangguk ketakutan. Ia bergumam, "Padahal Soojin yang ngebut ke RS," spontan Soojin mencubit kaki Chenle diam diam. "Apa?" tanya Jungwoo lagi. 

"Ng? Ngga, aku pulang sekarang, kakak istirahat, ya," kata Soojin mengalihkan topik, lalu ia keluar bersama Chenle dan Scarlet.

'''

"Iya, sampai nanti," kata Soojin ke Scarlet yang mengantarnya sampai ke kamarnya.

Soojin mengunci pintu, melepas coatnya, lalu mengganti baju. Ia beranjak ke tempat tidurnya, tetapi ia merasa bahunya berat, semakin lama semakin berat, semakin menahannya, hingga ia terjatuh tidak kuat.

Soojin sedikit meringis sambil mengelus elus bahunya, ia spontan menengok kebelakang apa itu barusan. Soojin yang terduduk membalikkan badannya, hingga sampai sesuatu yang hitam mendekat kearahnya.

Soojin mundur, semakin mundur, hingga kepalanya terhentak kasurnya sendiri. Soojin berusaha tenang untuk tidak berteriak saat yang hitam itu semakin mendekat.

Tetapi Soojin tidak dapat menahan teriakannya saat orang itu mengeluarkan benda tajam, dan menusuk Soojin tepat pada uluh hatinya.

Di waktu bersamaan, suara yang terakhir ia dengar adalah jeritan seorang laki laki yang begitu familiar suaranya baginya,
Chenle.

Pembunuhan berencana?
Apa kita akan berakhir seperti Yi?

BRAK!

Soojin mendengar suara hentupan keras dan badannya ikut sakit, sepertinya itu suara dari badannya dilempar. Ia memegangi kepalanya yang terhentup kasar sambil meringis kesakitan.

Ia perlahan membuka matanya, sampai ia sadar bahwa sekitarnya begitu gelap. Soojin sempat menjerit sedikit, ia menengok, melihat sekitar, ia menemukan badan laki laki yang juga terjatuh lemas. Ia mengenal badan itu. Itu Chenle.

"Chenle!" teriaknya sambil berlari kearah tubuh itu, ia sedikit mengguncangkan badannya. Chenle terbangun, ia juga meringis pelan. "Apa? Dimana?" tanyanya sambil memegangi kepalanya, berusaha duduk.

Soojin menggeleng. "Gatau, terakhir ingetan gua.." Soojin menutup mulutnya. "Terakhir," ia memegangi uluh hatinya. "Ada yang masuk kamar gua, gua distab disini," Soojin bergetar.

"Gua juga anjrit!" teriak Chenle. Soojin kebingungan. Ia dan Chenle melihat sekitar, ruangan yang seperti tempat penyimpanan, penuh kardus dan barang barang tua tidak terpakai, penerangan super redup.

''

Soojin menemukan lukisan yang tertutup kain. Ia perlahan menarik kain putih itu. Tangannya bergetar hebat, lututnya tidak dapat menahan, sampai ia benar benar terjatuh.

 "Kenapa, Soojin?" tanya Chenle panik sambil menahan badan Soojin.

Tangan Soojin bergemetar, menunjuk kepada lukisan itu.

Lukisan Yi dengan baju kekaisaran berwarna merah-emas yang terlihat begitu nyata, dengan tulisan di ujungnya, 

C.Z,1935.


hai hai hai!
cecan kambek egen nieh.
sehabis ini (chapter 32) itu chapter terakhir season 1!
huhu.. udah mau season 2 aja..
keinget dulu dulu pas awal2 nulis baru 200 readers senengnya ga ketulung, palagi sekarang udah 5.2K...
makasi klean smua T_T votesnya dikit lagi 600! bisa ga ya 600 votes sebelum season 2 di publish?
oiya, sama aku mau naro tahun generasi karakter karakternya, biar kalian ga pusing.
yang kusebut ini kurang lebih tahun dimana mereka lahir.

1935, buyutnya chenle, Yi dan suaminya (lahir pada tahun yang sama, suaminya lebih tua 3 bulan.)
1955, kakeknya chenle yang sempet muncul di ruang makan, panjang umur si kakek.
1975, ayahnya chenle. gapernah nongol si, papa muda *emot bulgos*
2001, si chenlenya, lahir bersamaan juga kyk Soojin.

*buat kalian yang gatau, Soojin ini bukan Soojin G-IDLE ya, karena namanya Kim Soojin bukan Seo Soojin (Seo Soojin itu Soojin G-IDLE, Kim Soojin karakter fiksi yang aku buat sendiri dengan bantuan gugel:3

chapter ini dan chapter 32 termasuk special chapt karena 2 chapter terakhir di season 1, makanya panjang.

See you in chapter 32!]

him ; zhong chenle✔️Where stories live. Discover now