35. Bukan Akhir Kisah

13K 850 22
                                    

Malam itu aneh, Rita sudah mondar mandir di dapur, beberapa kali menyuruh pengurus rumah tangga untuk melakukan ini itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu aneh, Rita sudah mondar mandir di dapur, beberapa kali menyuruh pengurus rumah tangga untuk melakukan ini itu. Bahkan Rita yang jarang memakai jasa mereka di dapur, kini sudah mengarahkan empat orang untuk membantunya.

Wanita itu sibuk sekali.

"Ini mau ada acara sambutan Presiden atau mau nyambut Raja Arab?" tanya Xeryn bersandar di dinding dapur, mengamati kesibukan bundanya.

"Ah! Pas banget. Xer, ambilin piring dan atur di meja makan." Perintah Rita begitu saja.

Xeryn melotot, walau sialnya ia menurut. Ini semenjak amnesia taringnya udah tumpulnya? Nurut aja dari tadi.

Sambil melakukan apa yang diperintahkan Rita, Xeryn bertanya, "Ada apa sih di rumah?"

Rita tak langsung menjawab, wanita itu sibuk memanggang daging. Sesekali memberi intruksi kepada orang disampingnya.

"Mau ada tamu," jawab Rita seadanya.
"Syukuran kamu udah keluar dari rumah sakit."

Xeryn melotot, dasar berlebihan.
"Syukuran aja kayak mau nyambut orang penting."

Rita tak menanggapi, masih sibuk dengan acara memasakannya. Melihat keadaan yang super sibuk ini, Xeryn mendesah. Lebih baik ia masuk ke kamar.

"Aku ke kamar."

Rita hanya mengangguk. Namun kemudian berbalik sambil berteriak agar Xeryn bisa dengar.

"JANGAN LUPA NANTI DANDAN YANG CANTIK. JANGAN BERANTAKAN, SAYANG!"

Xeryn mendengkus tak menanggapi ucapan bundanya.

●●●
Pukul 19.30, rumah utama keluarga Wiranto sudah sangat ramai. Ada sahabat-sahabat Daniel, bahkan Dara dan Amel pun hadir. Padahal Xeryn tidak mengatakan apa-apa kepada mereka berdua. Dan yang paling mengagetkan adalah Gunawan dan Santi hadir malam itu.

Xeryn duduk di antara Juna dan Daniel. Keduanya memaksa gadis itu agar duduk di antara mereka, dan kembali, Xeryn tidak membantah.

Acara makan malam dimulai. Mereka sesekali tertawa dan membicarakan hal-hal ringan seperti sekolah. Bahkan, dengan tanpa dosanya, Daniel mengatakan bahwa Xeryn itu sangat ditakuti di sekolah. Semua berjalan lancar, seperti makan malam keluarga besar pada umumnya.

Setelah makan malam selesai, Rita mengatakan kepada diri anak gadisnya itu bahwa dia bisa bertemu dengan Gunawan jika Xeryn merindukan orang itu. Hal yang jelas saja membuat Xeryn kaget.

"Boleh, Bun?"

Rita mengangguk.
"Walau bagaimana pun, dia adalah ayahmu. Bunda tidak akan melarangmu jika ingin bertemu dengannya."

Xeryn tersenyum senang, ia menoleh kepada Gunawan yang mengangguk sambil tersenyun lebar padanya. Ah, Xeryn menyukai ini.

Entah kenapa suasana kekeluargaan hari ini sangat terasa, hal yang membuat Xeryn tersenyum bahagia. Hatinya menghangat.

Unexpected✓Where stories live. Discover now