Mark-Perth

5K 135 7
                                    

Tidak terasa sudah 2 tahun aku menjadi seorang siswa di sekolah favorit yang ada di kota ku. Sekolah yang menghasilkan siswa siswa berprestasi dan nantinya akan mudah di terima di universitas terbaik yang ada di negara ini. Dan tinggal 1 tahun lagi aku lulus dari sekolah ini, aku yakin aku akan jadi siswa terbaik selama 3 tahun berturut turut.

Di kelas 3 ini aku kembali dipercaya oleh teman temanku menjadi ketua kelas. Menurut mereka aku cocok jadi seorang pemimpin karena aku orang yang tegas, dan tidak membeda bedakan temanku yang lain. Walaupun ada beberapa anak yang selalu membuatku sakit kepala karena sulit di atur. Dan mereka selalu ada dikelas yang sama denganku. Sepertinya memang takdir kami selalu bertemu seperti ini.

1 minggu berlalu sejak aku menginjak kelas 3 dan selama 1 minggu ini aku selalu dibuat kewalahan oleh mereka, mereka selalu membolos, membuat keributan di kelas, dan melanggar peraturan yang ada disekolah dan yang paling parah membuly beberapa anak di kelasku. Sudah beberapa kali aku mengingatkan mereka untuk berhenti membuly sesama teman. Tapi tidak dihiraukan walaupun mereka tidak berani padaku.

"Mau kemana kalian?" Tanyaku saat jam pelajaran terakhir akan di mulai. Aku menghadang didepan pintu agar mereka tidak bisa keluar.

"Minggir, kita mau ngerokok dibelakang" jawab salah satu dari mereka yang merupakan pentolan sekolah.

"Gak bisa. Kalian udah sering bolos. Dan aku gak mau kelas kita semakin di cap jelek gara gara kalian" ujarku kesal. Namun mereka malah tertawa dan memaksa keluar hingga aku terdorong dan hampir terjatuh jika saja aku tidak memegang tangan salah satu dari mereka, namun dia tersandung dan membuatnya terjatuh di atasku.

Untuk seketika aku terdiam menatap wajahnya yang hanya beberapa senti di atasku. Nafasnya yang hangat menerpa wajahku. Matanya tidak berkedip sama sekali.

Deg. Deg. Deg.

Aku mendengar suara detak jantung yang sangat keras. Namun aku yakin jika itu buka suara detak jantungku.

"Perth, Mark apa yang kalian lakukan?"

Suara seseorang membuyarkan lamunanku. Aku tersadar jika saat ini aku masih tertidur dilantai dengan tubuh tertindih. Aku segera mendorong Mark dan bangun. Dia juga bangun karena ternyata suara itu milik guru mata pelajaran terakhir kami.

"Maaf pak tadi kami terjatuh" jawabku jujur. Namun sepertinya guru itu tidak mengambil pusing dan menyuruh kami semua masuk. Aku duduk di kursi paling depan dan Mark serta teman temannya duduk di kursi paling belakang. Saat aku menoleh kebelakang Mark menatapku, sepertinya dia marah karena aku menggagalkan mereka bolos.

Bel pulang pun berbunyi. Aku membereskan seluruh buku dan alat tulisku ke dalam tas. Ku lihat pacarku Sasya sudah berdiri didepan pintu untuk menunggu ku, karena kami selalu pulang bersama.

"Aku dengar tadi kamu didorong sama Mark. Apa kamu gapapa?" Tanya nya khawatir.

"Aku gapapa. Ayo pulang" aku menggandeng tangan Sasya menuju mobilku.

"Malam minggu nanti Charyl ngadain party buat perpisahan karena dia mau ke New York, jadi kita date nya hari minggu aja ya" ujar Sasya setibanya didalam mobil.

"Oke kalau gitu, salam buat dia ya. Dan kamu jangan sampe mabuk ngerti?"

"Iya sayanggg"

Aku mencubit hidungnya gemas.

**

Malam minggu yang biasanya aku jalan dengan Sasya, sekarang hanya dirumah karena Sasya pergi ke rumah Charyl. Orang tuaku pun sedang pergi ke luar kota dan hanya aku sendirian dirumah. Karena bosan akhirnya aku membaca buku pelajaran dan mengerjakan semua tugas yang ada.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

🔞BL One Shoot🔞Where stories live. Discover now