09. A day with you

265 34 0
                                    

Hari ini adalah hari libur dan rencananya aku akan pergi jalan dengan Adit.

Padahal aku baru saja merencanakan untuk tidur hingga siang namun dia memaksaku untuk pergi.

Dia berjanji akan mentraktirku boba jika aku mau dan sekali lagi aku kalah, aku memang sangat sulit menolak jika sudah disogok dengan boba. Hah murah sekali.

"Cantik banget sih." Katanya saat aku baru keluar dari kamar.

Seperti biasa dia akan menungguku di sofa depan televisi.

Aku hanya mendengus mendengar gombalannya.

Dia bangun dari duduknya kemudian berjalan kearahku dan merangkulku.

"Jangan cemberut dong, kapan lagi coba bisa jalan seharian full bareng Adit? Nanti aku janji traktir kamu boba berapa pun yang kamu mau."

"Benaran ya?"

"Iya sayang."

Aku tersenyum. Adit sangat manis, lama - lama aku bisa diabetes.

"Yuk kita berangkat sekarang!" Ajaknya.

"Emang mau kemana sih?" Tanyaku.

Aku bahkan tidak diberi tahu kemana dia akan mengajakku pergi, gara - gara sogokan boba aku langsung saja setuju tanpa basa - basi.

"Mau ke toko buku."

"SERIUSS?!!!"

Daebak! Aku sudah sangat lama tidak pergi ke toko buku gara - gara pekerjaanku yang semakin menumpuk dan hari ini aku akhirnya bisa mendatangi tempat kesukaanku itu.

"Kenapa?" Tanya Adit saat mengetahui aku yang bersemangat.

Aku menggeleng kemudian mencium cepat pipinya.

Aku tak sempat melihat ekspresinya karena aku langsung kabur, malu juga ternyata.

Aku sangat tahu kenapa Adit mengajakku ke toko buku, beberapa hari yang lalu aku mengeluh kalau buku bacaanku telah habis dan aku bosan.

Adit memang sangat idaman, peka sekali orang itu.

Tanganku tiba - tiba digenggam, aku menolehkan kepalaku dan saat itu juga aku melihat Adit dengan wajahnya yang terlihat begitu bahagia.

Dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, kemudian berbisik,

"Kamu bisa cium aku kapanpun kamu mau, gak usah malu, aku siap 24 jam."

Aku langsung mencubit keras lengannya hingga dia mengaduh.

Dari siang hingga malam aku diajak keliling olehnya, tak terkira bahagianya.

Adit ternyata benar - benar menyayangiku, lihatlah kini dia sedang mengantri hanya untuk membelikanku boba. Padahal sudah aku katakan tidak usah karena jujur saja aku sangat malas mengantri hanya untuk sebuah minuman.

Tapi dia sangat keras kepala, dia menawarkan diri untuk membelikannya untukku bahkan dia sudah berjalan menuju antrian tanpa sempat aku mengiyakan tawarannya.

"Kok banyak bangett?"

Adit berjalan kearahku membawa beberapa boba dengan warna yang berbeda - beda.

"Biar kamu gendut." Godanya.

"Kalau aku gendut entar kamu gak mau sama aku lagi." Aku menggodanya balik.

"I love you just the way you are."

"Alah sepik kamu Mas!"

Sudah sering aku mendengar gombalannya tapi tetap saja aku belum terbiasa, terkadang aku masih salah tingkah jika dia melontarkan kata - kata manisnya.

"Beneran kok!"

"Iya-in aja deh biar kamu senang." Kataku menyerah.

"Ayok pulang, udah malem."

Aku membalas uluran tangannya dan ia langsung menggenggam erat tanganku.

Satu hari penuh dengan Adit dan itu ternyata sangat menyenangkan, dia tidak bosan menungguku memilih - milih novel di toko buku tadi, dia tidak mengeluh saat aku ajak melihat - lihat baju, dan dia tidak protes saat aku yang memilih tempat makan tadi.

Adit berhasil membuatku layaknya ratu hari ini, aku benar - benar dimanjakan.

"Dit.."

Adit menoleh.

"Thanks ya! Aku happy banget hari ini."

Adit mengangguk.

"Aku senang bisa buat kamu happy kayak gini."

Dan aku yakin, malam ini aku akan tidur dengan nyenyak.

To be continued..

Weather the StormWhere stories live. Discover now