10. Weird

253 35 0
                                    

"Shen lo dipanggil Pak Bayu ke ruangannya!"

"Lah? Kenapa ya Din?"

"Ya mana gue tahu." Katanya.

Aku terdiam.

"Inget! Lo udah punya Adit."

"Gak usah lo ingetin juga gue inget!" Sewotku.

"Yee gak usah ngegas lo!"

"Lo duluan sih!" Aku tak mau kalah.

"Udah sana pergi ke ruangannya si bos!"

Aku segera bangkit dari dudukku dan kemudian berjalan kearah ruangan Bayu.

Aku mengetuk pintu ruangan itu.

"Masuk!"

Aku masuk dengan hati - hati.

"Ada apa ya Pak?"

"Besok kamu ikut saya ke luar kota ya, ada beberapa masalah di kantor cabang."

"Tapi Pak, saya bukan sekretaris Bapak."

"Kamu adalah salah satu karyawan yang bisa saya andalkan, jadi saya minta tolong ke kamu, pasti kamu bisa membantu saya menyelesaikan masalah disana."

Aku terdiam.

"Saya lipat gandakan gaji kamu."

Aku terkejut.

"Bu..bukan begitu Pak tapi saya sedikit bingung."

"Bingung kenapa?"

"Enggak Pak."

"Yaudah kalau begitu kamu bisa siap - siap mulai nanti malam ya, kita berangkat lusa siang."

"Tapi Pak--"

"Saya minta tolong Shen."

Aku mengangguk.

"Baik Pak."

"Terima kasih, sekarang kamu boleh melanjutkan pekerjaanmu."

"Baik Pak, saya permisi."

Aku kembali ke tempatku masih dengan pertanyaan - pertanyaan yang berputar - putar di kepalaku.

"Ngomongin apaan lu sama si bos sampai muka lo gak enak dipandang gitu?" Andini sepertinya menyadari kebingunganku.

"Pak Bayu aneh deh hari ini Din." Kataku.

"Aneh kenapa?"

Lalu aku menceritakan semua yang terjadi di dalam ruangan tadi.

"Bahaya!" Seru Andini panik.

"Kenapa?"

"Bahaya Shen bahaya!"

"Ya bahaya kenapa? Lo jangan buat gue tambah bingung dong."

"Kayaknya Pak Bayu mulai ada rasa sama lo."

"Ngawur!"

"Loh gue cuma mengungkapkan kemungkinan yang ada di otak gue."

Aku menoyor dahinya.

"Lo yang nyuruh jangan putar balik, malah lo yang ngompor - ngomporin."

"Yeee ini bukan ngomporin, ini tu warning biar lo siap - siap dengan segala sesuatu yang nanti terjadi."

"Sok bijak lo!"

"Ye ni anak dikasi tahu malah ngeyel."

Aku tak menyahuti ejekan Andini. Justru aku memikirkan apa yang ia katakan tadi.

Benarkah bahwa Bayu mulai menaruh perasaan padaku? Tapi kenapa? Bukankah dia yang awalnya menyuruhku berhenti?

Ah kisah ini memang tidak akan pernah menjadi mudah bagiku. Tiba - tiba aku ingin bertemu Adit.

Menumpahkan semua cerita hari ini kepadanya, aku mau dia tahu semuanya.

Adit pendengar yang baik, dia juga akan memberikan masukan jika diperlukan.

Sepertinya Adit memang sosok yang sempurna, selama aku kenal dia tak sekalipun aku menemukan keburukan dari sikapnya.

Rasanya hanya aku yang begitu jahat karena tidak menyadari perasaannya selama ini.

Aku mengecek ponselku yang bergetar,

Pak Bayu : Jangan lupa packing beberapa baju untuk lusa!

Bayu memang benar - benar aneh hari ini, aku jadi takut.

Aku berharap masalah pekerjaan nanti di kantor cabang segera teratasi. Aku tidak mau berlama - lama bersama Bayu, itu tidak baik bagi kesehatan hatiku.

Hei tenang saja, aku sudah jatuh cinta pada si perfect boy, Adit.

Move on butuh proses, tidak semudah itu untuk melupakan semua yang terjadi selama tahunan ini dan itu yang terjadi padaku, aku sedang dalam proses untuk membiasakan diri dengan semua ini.

Adit Ganteng : Jangan lupa makan siang, i miss you already!

Aku tersenyum melihat pesan singkat yang dia kirimkan.

Aku jadi teringat saat dia meminjam ponselku dan ternyata dia mengganti nama kontaknya sendiri disana.

Awalnya tidak menyadarinya sampai besoknya saat dia menelponku aku terkejut melihat nama kontaknya yang sedikit narsis.

Pesan singkat dari Adit cukup membuatku melupakan keanehan tiba - tiba dari Bayu.

To be continued..

Weather the StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang