01. Ikut Abang

30.2K 1K 21
                                    

Sejak pagi Lila mengurung diri dikamarnya, rebahan didepan laptop marathon nonton drama korea. Hingga sekarang pukul dua belas siang, cacing diperutnya berasa konser didalam sana. Lila bahkan lupa, bahwa dirinya belum ada makan sama sekali sejak pagi. Dengan berat hati ia keluar dari kamarnya. Ia melewati kamar Kenza, Abang kesayangannya yang baru tiga hari lalu pulang dari Singapura. Tapi Lila memundurkan kembali langkahnya, berdiri diambang pintu kamar Kenza sambil memperhatikan Kenza yang sedang sibuk dengan barang-barangnya.

"Widiiihhh, Abang mau kemana?" Tanya Lila kepada Kenza.

"Mau muncak, kangen Abang udah lama ga muncak."

"Baru juga tiga hari di rumah, udah gatel aja tuh kaki."

"Udah dua tahun Li, semenjak Abang kuliah di Singapura ga pernah muncak lagi, Papa ngasih waktu juga dua minggu untuk santai sebelum Abang kerja di kantornya Papa. Ya daripada Abang bosen dirumah dan berantem mulu sama kamu, mending Abang cabut aja ke gunung." Sudah dua tahun Kenza berada di Singapura untuk menempuh pendidikan S2 nya. Setelah selesai pendidikan, Wija sang Papa menyuruhnya untuk kembali ke Indonesia dan bekerja di kantornya. Wija menyuruh Kenza supaya belajar dahulu, sebelum menggantikan posisinya.

Lila menyunggingkan senyum, satu ide muncul begitu saja di otaknya. Berhubung Lila juga gada kegiatan di rumah dan bosan juga menjadi kaum rebahan, kenapa engga ikut Kenza saja mendaki gunung, ya walaupun Lila belum punya pengalaman sama sekali tentang pendakian. Tapi Lila sering melihat story instagram teman-temannya mendaki gunung, dan menurut Lila itu keren.

"Bang,"

Kenza hanya menjawab dengan gumaman, dan terus sibuk dengan perlengkapan mendakinya.

"Lila ikut ya?"

Kenza mendongakkan kepalanya menatap Lila dengan kening mengkerut. "Kamu mau daki gunung? Enggak! Yang ada kamu bakal ngerepotin Abang disana, belum sampe puncak udah rewel duluan."

"Abang kok gitu sih? Lila boleh ikut ya Bang? Lila bosen juga tau Bang dirumah mulu."

"Abang perginya sama temen-temen Abang, Li. Cowok semua gada ceweknya. Abang ga ngizinin, masa iya kamu cewek sendiri entar."

"Yakan ada Abang sih, kalo sama Abang mah Lila aman tau,"

"Ngeyel."

"Jadi gimana Bang? Bolehkan Lila ikut?"

"Enggak, Li."

Lila mendekat kearah Kenza, mencoba membujuknya dengan tatapan penuh permohonan supaya Kenza mengizinkannya untuk ikut. Dengan berat hati, akhirnya Kenza menuruti permintaan Lila, dengan syarat Lila ga boleh banyak ngeluh dan rewel saat pendakian nanti yang dianggukin Lila dengan senyum merekah. Lila pun memeluk Kenza sayang.

"Thanks Bang, udah ngizinin Lila ikut. Makin sayang deh." Ucap Lila lalu keluar dari kamar Kenza.

"Izin sama Papa Mama juga, Li." Teriak Kenza.

"Iyaaa." Jawab Lila.

"Besok bangun pagi, ikut Abang jogging."

"IYAAA." Teriak Lila.

Kenza menghembuskan napas pelan, niat hati ingin mencari ketenangan malah Lila minta ikut, yang ada sepanjang pendakian Lila bakal berisik dan ngerepotin Kenza.

***

Lila bersama teman-temannya Kenza sudah berada didalam mobil. Awalnya Lila pikir teman-temannya Kenza bakal ngebosenin dan Lila akan merasa canggung, tapi ternyata teman-teman Kenza seru dan humoris. Tapi, ada satu teman Kenza yang sedari tadi hanya diam saja, tidak seberisik yang lain. Jadi teman Kenza ada tiga, Eky, Reno dan Gani. Eky dan Reno ini ramah banget sama Lila, bahkan sesekali mengajak Lila ngobrol dan kadang Lila dibuat tertawa sama mereka. Sementara yang bernama Gani, dari tadi pasang muka datar terus. Disaat yang lain pada tertawa, Gani paling Cuma senyum doang. Padahal ganteng, Lila aja sampe sering curi pandang melirik Gani dari kaca spion mobil.

GANINDRA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang