Kompensasi 3: to be my wife

993 63 2
                                    

"Alur mik susu trus bobok ya sayang." Ayomi membujuk Alur untuk tidur.

Mereka masih di Bali masih gathering perusahaan, kamar Ayomi dan Alur berhadapan dengan kamar Michael.

"Alur obok sama ayah aja." Michael senang mendengar jawaban Alur.

"Alur bobok sama ayah, bener?"

Alur mengangguk.

"Ayok sini" Michael mengangkat Alur ke kasur dan mereka tidur berdua.

"Ibu mau bobok sama Ayah juga? Sini." Michael menepuk-nepuk kasur agar Ayomi tidur disampingnya.

"You wish!" Ayomi sudah mulai sebal dengan godaan-godaan Michael.

"Ya udah kalau Alur mau bobok sini, tapi kalau malam jangan ngompol ya, jangan nangis."

"Iya ibu."

"Minum susu trus bobok."

"Ayah baca cerita." Alur meminta Michael.

"Hah cerita? Oke, jaman dahulu ada seorang gadis cantik tapi galak, lalu seorang pangeran tampan dan baik hati jatuh cinta pada nya, sayangnya gadis cantik itu bodoh, dia tidak sadar akan sinyal-sinyal cinta yang diberikan oleh pangeran tampan."

"Ayah, ini cerita ayah yang cinta ibu ya?" Alur dengan polosnya bertanya.

Michael termenung dan menatap Ayomi 'nih anak kecil aja tau aku suka sama kamu'

"Hahahaha kok kamu tahu?" Michael tertawa bahagia. Sementara Ayomi tetap datar tanpa ekspresi.

"Pak, nanti kalau Alur sudah tidur tolong kasih tau biar saya bawa ke kamar saya."

Ayomi keluar kamar meninggalkan mereka berdua.

Tak butuh waktu lama bagi Alur untuk tidur.

-tok tok tok-

"Maaf pak merepotkan ya, sini pak, tolong taruh Alur disini."

Michael meletakan Alur dengan hati-hati agar tidak membangunkan.

"Makasih ya pak."

"Ya." Michael berjalan ke arah balkon.

'kenapa dia malah ke balkon?'

"Bapak mau saya bawakan minuman?"

"Ngga, aku pengen ngobrol sama kamu." Michael berdiri di pinggir pagar balkon sambil melihat bulan yang bersinar terang, kedua tangannya bersandar pada bibir pagar.

"Ada masalah dengan pekerjaan pak?"

"Oh G, emangnya kalo ngobrol harus pekerjaan doang ya?" Michael menoleh ke arah Ayomi yang sekarang berdiri tepat disampingnya dengan jarak yang begitu dekat.

Deg.

Hati Michael berdegup lebih cepat.

"Bapak mau ngobrol apa?"

"Aku mau kompensasi ke 3 nya."

"Apa itu pak?"

"Ini." Michael menarik pinggang Ayomi, mengangkat dagunya untuk menciumnya.

-emmmh- kecupan lembut di bibir Ayomi.

Ayomi tidak menolak tapi dia juga tidak membalas.

"Kamu pasti tahu kalau aku menyukaimu." Dengan tetap memeluk Ayomi, Michael berbicara hanya seinci jaraknya dari Ayomi, ke empat mata saling memandang, ada sorot lain di bola mata Ayomi.

"Maukah kamu menjadi istriku?"

Tanpa menunggu jawaban Ayomi, Michael mencium lagi bibir Ayomi, kali ini Ayomi membalas ciuman Michael.

Michael memandang Ayomi 'is it yes?' itu yang ada dipikiran nya.

Mereka kembali berciuman, semakin intens hingga mereka kehabisan oksigen.

"Kamu bersedia Omi?"

Ayomi terdiam, dia masih terlalu takut, tapi dia sadar ketika berada di dekat Michael dia merasa nyaman, anaknya merasa nyaman juga.

"Kenapa? Kenapa saya? Saya sudah punya anak pak. Bapak tidak tahu masa lalu saya."

"Aku tidak peduli dengan masa lalu mu, semua punya masa lalu."

"Hmm bisakah aku memikirkannya dahulu?"

Michael tersenyum, ini berarti dia sudah mendapat kunci masuk ke hati Ayomi.

"Aku akan menunggu mu selama yang kamu mau, saat kamu bilang bersedia menjadi istriku, kita segera menikah."

Michael memeluk Ayomi.

"Terimakasih." Dia mencium kening Ayomi.

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Donde viven las historias. Descúbrelo ahora