Ayomi tahu

982 53 0
                                    

Hari ini Michael dan Ayomi terbang ke Jakarta dengan penerbangan pertama, Alur dititipkan pada Kakek Tulus, Ayomi cukup gugup untuk bertemu dengan calon mertuanya.

Dia sudah menyiapkan yang terbaik untuk pertemuan nanti malam, gaun dan sepatu pemberian Michael akan dia pakai, dia juga sudah menyiapkan beberapa bahan obrolan yang mungkin akan disukai oleh orang tua, dia juga membawa oleh-oleh khas Jogja.

Dia berharap semua akan berjalan dengan baik, tapi kalau mereka menolak Ayomi...

'ahh aku tidak mau memikirkan hal yang buruk' menurut buku pengembangan diri yang Ayomi baca, kita harus berpikir positif untuk menarik hal-hal yang positif.

Selepas turun dari pesawat ada telepon masuk ke hp Ayomi dari nomor asing, mungkin berhubungan dengan pekerjaan pikirnya.

"Halo, iya, dengan siapa?"
"Baik, saya akan datang."

"Telepon dari siapa sayang?"

"Dari teman. Mas aku pergi ke tempat teman boleh?"

"Boleh, aku antar ya?"

"Kamu pulang saja dulu, nanti malam kita ketemu di tempat acara ya? Gimana?"

"Emh... ga mau ahh, nanti aku kangen gimana? Kalau aku diculik gimana?"

Ayomi menahan tawa.

"Mas, aku itu gugup ketemu orang tua kamu, aku pengen ketemu temanku dulu, menghilangkan gugupnya."

Dengan cemberut Michael mengangguk.

"Jangan telat loh nanti malam."

"Iya mas..."

Ny. Erika menelepon Ayomi dan memintanya untuk bertemu secara pribadi. Apa yang beliau inginkan? Kenapa harus pribadi? Apakah ini kebiasaan dari keluarga mereka? Semua pikiran itu bersarang di kepala Ayomi. Dia akan segera menemui Ny. Erika setelah ini.

Ayomi menggunakan mobil yang dikirim Ny. Erika untuk mengantarnya sampai ke tempat tujuan, cukup jauh juga dari Jakarta, Ayomi bahkan sempat tertidur pulas didalam mobil mewah itu.

Ketika mobil hampir dekat dengan tujuan, Ayomi menyadari sesuatu, jalanan ini terasa tidak asing, seperti dia pernah kesini. Tapi tidak terlalu mengusik pikirannya.

Mobil terparkir tepat di depan pintu masuk sebuah villa mewah, villa ini baru di renovasi karena masih terlihat sisa-sisa bahan bangunan dan masih tercium bau cat.

"Lewat sini nona, nyonya menunggu di taman belakang."

"Baik" Ayomi melangkah mengikuti pelayan yang mengantarnya.

Saat masuk kedalam rumah, dia teringat kejadian 5 tahun lalu.

'rumah ini, ruangan ini... Bukankah ini ruangan saat orang itu memberikan ku ATM, atau ini hanya mirip saja? Tangga ini, bukankah tangga tempat aku jatuh saat berlari karena ketakutan?'

Kepala Ayomi terasa pusing. Jantungnya berdebar cepat, keringat dingin muncul dari pelipisnya.

"Maaf pak, apa bapak kenal dengan pak Luki Laksono?"

"Apakah bapak punya fotonya?"

"Ada, tapi buat apa nona?"

"Saya hanya ingin memastikan, apakah saya benar atau tidak, ada yang mau saya bicarakan dengan nyonya."

Karena pelayan ini tahu bahwa gadis ini adalah kekasih majikannya, maka dia memperlihatkan salah satu foto dari galeri hp nya.

"Ini nona."

-Jeger-

Bak disambar petir, benar orang ini yang memberi aku minuman itu dan dia yang memberikan kartu ATM.

"Kalau boleh tahu, pak Luki jabatannya apa ya pak?"

"Dia asisten pribadi nyonya."

"Oh begitu, terimakasih pak."

Ayomi mencoba merangkai puzzle yang ada dipikirannya. Kalau Luki adalah asisten nyonya, lalu siapa laki-laki waktu itu? Tunggu, apakah Luki baru bekerja untuk nyonya atau sudah lama? Aku harap ini bukan seperti yang kupikirkan.

"Maaf pak, pak Luki sudah berapa lama bekerja dengan nyonya?"

"Kalau ga salah, sekitar 5 tahun ini, sebelumnya pak Luki menjadi asisten nya tuan Michael."

'Apa?'

Ayomi bertemu dengan ny. Erika berliau masih terlihat muda bahkan diusia nya yang sudah 55 tahun.

"Silahkan duduk."

"Terimakasih Bu. Boleh saya tahu, tujuan ibu memanggil saya secara pribadi?"

"Wa, saya senang sekali dengan keterus terangan anda nak Ayomi."

"Ada beberapa hal yang hendak saya konfirmasi dari kamu secara pribadi."  Sambil menyesap teh panas nya ny. Erika menunjukan siapa yang berkuasa disini.

"Apakah kamu benar sudah memiliki anak?"

"Benar Bu."

"Mike tahu?"

"Tahu Bu?"

"Apakah anakmu hasil perkosaan?"

Ayomi bergetar, dia mengepalkan tangannya, dia tidak rela Alur disandingkan dengan kata 'hasil perkosaan', Alur adalah anaknya, dia mencintai Alur.

"Dari hasil apapun, anak saya tetap anak saya, Bu."

"Berapa yang kamu mau?"

"Maksudnya Bu?"

"Berapa banyak yang kamu mau agar kamu pergi meninggalkan Mike? Kamu sadarkan, dia harus dapat yang lebih baik dari kamu?"

Ayomi hanya tersenyum. Dia tidak menjawab pertanyaan itu.

"Saya kira saya harus pergi Bu, permisi."

"Hey, saya belum selesai! Hey, hey!"

Ayomi pergi dengan tergesa-gesa, dia melihat lukisan yang sedang teronggok di dekat sebuah gudang, dia ingat dulu ada lukisan seperti itu dikamar saat terjadi kejadian itu. Dia ingat sekali lukisan itu. Ini berarti yang melakukan nya adalah... Dia tidak bisa menerima kenyataan ini.

Ayomi berlari, ia ingat jalanan ini.

Ayomi langsung menuju bandara dan kembali ke Yogya.

'apakah Michael tahu ini?'
'apakah dia mempermainkan ku?'

Ayomi takut, memori itu datang kembali, perasaan ini muncul kembali.

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang