Diculik

1K 48 0
                                    

Pagi hari seperti biasanya Ayomi membeli sayuran dan bahan makanan lainnya untuk keperluan warung makanan nya. Sejak tidak menjadi sekretaris Presdir, Ayomi membuka warung soto, hasilnya cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.

Hari itu cerah, saat jam makan siang banyak pelanggan yang datang, Ayomi sedikit sibuk, untung nya sahabatnya datang, jadi dia bisa minta tolong bantuannya.

"Kamu tolong bikinin minuman ya Vi."

"Kamu yang bawain ke tamu ya Ndre."

"Siap boss."

Walau hanya menjual soto, lotek, dan minuman biasa, tapi kalau pelanggan datang berbarengan agak cukup merepotkan.

Sesibuk-sibuknya Ayomi, dia tetap memperhatikan Alur, maklum anak balita seusia Alur sedang senang-senangnya bermain, tapi karena jantung Alur lemah, dia tidak boleh terlalu lelah bermain, juga karena banyak kendaraan lalu lalang. Kalau Alur sudah jauh dari pandangannya dia akan segera memanggil dan mengingatkan anaknya.

"MBAK MBAK MBAK MBAK OMI!" Seorang tetangga berteriak-teriak memanggil namanya.

"MBAK, ALUR DICULIK, ITU DIBAWA MOBIL BOX HITAM." sambil menunjuk ke arah mobil yang melaju kencang.

"Apa?" Ayomi segera mengambil kunci kontak motor milik Andre. Tanpa banyak pikir dia langsung menggeber motor CBR 250R milik Andre.

"OMIIIIII!" Andre berteriak memanggil Ayomi.

"TELPON POLISI!"

"Omi, itu belum lunas...hwaaa hwaaa." Andre menangis sedih.

"Kamu tuh mas, ini musibah, malah mikirin motor! Ayo ke kantor polisi, pake motor Omi."

"Kamu ke kantor polisi ya sayang, aku ikut kejar Omi, bahaya kalau sendirian."

"Iya, hati-hati mas."

Evi, pacarnya menyentak Andre. Demi kerang ajaib! siapa yang berani menculik anak kecil di siang bolong begini?!

Warga kampung berdatangan, mereka penasaran dengan penculikan ini.

"Ada apa ya Bu? Kok rame-rame?"

"Anu mas, ada anak kecil diculik."

"Anaknya siapa Bu?"

"Ini yang punya warung mas."

"Apa?"

Burhan menerima kabar dari spion yang ditaruhnya di warung Ayomi. Dia segera memberi tahu boss nya walau saat itu sedang dalam rapat penting.

"Apa?! Kirim orang-orang mu, cari mereka. Pastikan anakku selamat!"

Michael segera mangkir dari rapat penting, dia mengendarai mobil sportnya untuk segera mencari Ayomi.

"Burhan dimana lokasi mereka sekarang?" Michael terhubung dengan Burhan di teleponnya.

"Menurut GPS tuan Alur, sekarang ada di sekitar jalan Kaliurang km. 11, sinyal hampir hilang pak, memasuki wilayah hutan kemungkinan."

"Lokasi Omi?"

"Ibu Omi tepat 50 meter dibelakang tuan Alur."

"Apa? Ngebut sekali dia! Tetap kabari saya. Suruh orang-orang kita bergerak cepat."

"Damn it!!! Siapa yang berani menculik anak dari Rahmat! Oh God, semoga Alur baik-baik saja."

Michael sudah cukup kalut, bagaimana kalau Alur nangis, kalau dia takut, kalau jantungnya....

"AAAAAARRRRGGGGH BANGSAT!"

"Bro, anak gw diculik, cari tahu siapa dalangnya?" Michael menghubungi Sofio, Sofio cukup bisa diandalkan.

"Apa? Oke bro, gw telpon orang-orang gw dulu." Sebagai pebisnis kelas hiu tidak heran mereka punya beberapa musuh, tapi biasanya musuh-musuh mereka tidak menyerang fisik, mereka tidak akan melawan hukum, siapa orang nekad ini?

Di persimpangan jalan yang cukup ramai, Ayomi kehilangan jejak mobil itu box hitam itu.

"Oh tidak, Alur, kamu dimana? Tenang Omi, tenang, ayo berpikir." Ayomi menenangkan diri, dia lalu membuka hp nya dan melacak Alur dari jam tangan yang dibawa Alur.

"Ketemu!" Jaraknya sekitar 1 km dari posisi Ayomi saat ini.

Ayomi menggeber motornya tanpa rem, dia melesat seperti sedang ikut kejuaraan moto GP.

"Kosong, ini hanya hutan." Lokasi GPS tepat dimana Ayomi berada tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Alur.

"Oh tidak, Alurrrr..." Jam tangan milik Alur dibuang oleh penculiknya, Ayomi kehilangan jejak.

"Ya Tuhan! Hwaaaaaaaa" Ayomi menangis keras-keras, dia berharap Tuhan atau siapapun menolongnya saat ini, selamatkan anaknya.

-Ciiiit- suara rem mobil sport milik Michael.

"Omi, kamu gak papa!"

Ayomi menoleh dan dia melihat Michael. Dipeluknya Michael, dia butuh kekuatan.

"Aku kehilangan Alur, jam tangannya dibuang, kita cari kemana... Hwaaaa hwaaa..." Ayomi menangis sejadinya pada Michael.

"Tenang. Burhan dan Sofio sudah melacak mereka, sebentar lagi kita dapat infonya." Michael memeluk Ayomi, mengusap punggung Ayomi yang bergetar hebat.

-suara nada dering berbunyi-

"Dimana? Oke."

"Ayo Omi, mereka 1 km didepan kita."

"Kirim lokasinya padaku, aku akan kejar dengan motor, kamu dengan mobil, 2 orang lebih baik dari pada 1."

"Omi, bahaya!"

"Cepat!" Ayomi tidak ingin berdebat. Anaknya dalam bahaya, apalah arti keselamatan dirinya sendiri.

"Baiklah" Michael tidak akan pernah menang berdebat dengan Ayomi.

Mereka berdua berkendara terpisah. Melihat Ayomi yang membawa motor dengan kecepatan seperti itu membuat Michael makin panik, sudah anaknya diculik, istrinya lagi jadi pembalap. Awas saja orang yang berani melakukan ini, mati!

Ketika mereka tiba dititik lokasi, para penjahat sudah mengganti kendaraan mereka, mobil box hitam itu sudah ditinggalkan begitu saja.

"Alur... Hwaaa hwaaa hwaaa kamu dimana nak..." Ayomi semakin frustasi.

Michael sibuk berkoordinasi dengan Burhan dan Sofio.

-bruukh-

Ayomi pingsan.

"Sayang, sayang! Omi!"

Jatuh Cinta Si Pemerkosa Where stories live. Discover now