Part 01

2K 74 0
                                    

Pov 1.

"Brukkkk ...." Suara bukuku berjatuhan di lantai saat tubuhku bertabrakan dengan seseorang.

"Eh, maaf saya tidak sengaja," ucap seorang laki-laki sambil membantuku merapikan buku yang jatuh berserakan di lantai.

"Iya, tidak apa-apa," ucapku yang juga ikut mengambil buku dan tanpa sengaja kami mengambil buku yang sama hingga membuat lenganku terpegang oleh lengannya.

Sontak aku menatap pada wajah orang yang telah memegang tanganku dan dia pun begitu. Sempat beberapa menit kami saling manatap mata satu sama lain hingga tersadar.

"Astaghfirullahal azim," ucap kami berdua serentak lalu menundukkan pandangan masing-masing dan dia langsung melepaskan tanganku, sedangkan aku langsung mengambil buku tadi dengan cepat.

"Maaf. " Lagi ucap kami serentak lalu berdiri setelah semua buku terkumpul.

"Sekali lagi saya minta maaf ya, sudah menabrak kamu dan membuat bukumu berantakan jatuh ke lantai," ucap laki-laki itu dengan sedikit canggung.

"Ya tidak apa-apa, lagi pula itu tidak sepenuhnya salahmu karena saya juga tak memandang arah jalan yang saya lalui hingga menyebabkan kita tabrakan," ucapku sedikit tertunduk merasa canggung.

"Iya, mmm ... ini bukumu," ucap laki-laki itu sambil memberikan buku yang dia pegang.

"Iya, terima kasih," ucapku sambil mengambil buku itu.

Entahlah mengapa diriku? ingin sekali lagi melihat wajah lelaki yang tengah berdiri di hadapanku.

Aku mulai mengangangkat wajahku hingga netra mata kami bertemu lagi, ternyata dia juga melihat wajahku dan menatap mataku juga. Aku tersadar dari tatapan itu dan dia pun sama. Tanpa pikir lagi aku langsung pergi mengingat tujuanku tadi, sambil berkata. "Maaf saya buru-buru, terima kasih sekali lagi," ucapku sambil berlari tanpa menunggu jawabannya.

***

Aku tiba di depan pintu melihat guru sudah masuk dan mengajari siswa-siswi di dalam kelas.

'Masuk nggak yaa?' aku membatin ragu.

Tidak aku duga ternyata guru melihatku dan mempersilahkanku masuk ke dalam.

Seketika semua mata tertuju melihatku, sedangkan aku hanya menunduk malu bercampur takut.

Aku sudah berdiri di samping wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan elegan, padahal beliau sudah memiliki keluarga lengkap, ya beliau adalah guru yang memanggilku tadi namanya Bu Desi.

"Okay, anak-anak kita hari ini kedatangan murid baru."

"Silahkan perkenalkan dirim, Nak, " lanjut Bu Desi sambil menatapku menyunggingkan senyumnya.

Aku menarik napas dengan panjang mengontrol detak jantung yang mulai merontak karena gugup.

"Assalammu'alaikum semua, perkenalkan nama saya Asyifa Mardhatilllah, saya biasa dipanggil dengan Syifa!" ucapku sedikit lantang agar semuanya bisa mendengar ucapanku.

"Wa'alaikumsalam, Syifa," ucap semuanya serempak. Dan aku hanya menyunggingkan sebuah senyuman pada mereka semua.

"Baiklah Syifa silahkan duduk di kursi yang kosong dan satu lagi ... jangan terlambat datang ke kelas ya," ucap blBu Desi.

"Baik, Bu," ucapku sambil mengangguk lalu berjalan menuju kursi yang kosong.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang