Part 31

241 28 0
                                    

Vote
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

***

Tidak terasa hari berganti hari minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Kini mereka sedang mendekati ulangan sekolah semester 2,sudah tak terasa mereka nanti akan naik kelas tiga.

Walaupun waktu dan beberapa bulan telah berlalu tapi rasa cinta Fauzan pada Syifa tidak akan pernah berlalu dan pergi begitu saja.

Hati Fauzan masih menetap menanti cinta Syifa, sekian lama sudah berlalu namun ia masih belum menemukan titik celah menghancurkan hubungan kepercayaan Bastian dan Syifa yang semakin  hari mereka semakin dekat dan selalu menunjukkan binar cinta.

Jika keduanya tanpa sengaja bertatapan mata. Berulang kali ia mencari cara seperti dengan sengaja mengundang emosi Bastian tapi itu tetap tak terpancing, perubahan Bastian makin hari makin drastis meningkatnya.

Bastian sepertinya benar-benar berubah seperti dirinya yang dulu walaupun tak sepenuhnya tapi sedikit demi sedikit dia mulai menemukan sosok dirinya yang dulu.

***

'Sialan! Rencana aku gak berhasil mengundang emosi Bastian' umpat Fauzan dalam batin yang memanas karena telah gagal membuat Bastian bertengkar di depan Syifa

Fauzan berniat Bastian memukulnya supaya Syifa bisa melihat seberapa emosionalnya Bastian apalagi saat bertengkar tanpa rasa tak ada ampun buat lawannya. Tapi sayang rencana sia-sia.

***

Fauzan berjalan membawa segelas air teh es yang baru saja ia beli. Niatnya ingin memberikannya kepada temannya yang sudah duduk dalam kelas karena ia enggan untuk pergi ke kantin untuk membeli minuman.

Ia hanya menitipkan uang dan minta dibelikan oleh Fauzan lalu diantar ke kelas.

Beberapa langkah Fauzan sudah berada di depan pintu kelas, ia melihat diam-diam Bastian mencuri pandangan saat mereka dan Syifa duduk dan bercanda gurau, seketika itulah muncul ide Fauzan untuk menumpahkan minuman yang ia bawa kedalam wajah tampan Bastian dan berharap Bastian murka lalu memukulnya di hadapan Syifa.

Karena cara itulah ia tidak akan melawan Bastian tapi ia membiarkan Bastian memulul wajahnya demi mendapat perhatian Syifa nantinya.

Fauzan berjalan menghampir mereka yang sedang duduk, kebetulan juga Fauzan harus melewati mereka sebelum menghampiri temannya.

Saat melewati Bastian ....

"Aduhh, maaf Bas aku gak sengaja," ucap Fauzan setelah berhasil menumpahkan minuman tepat di wajah Bastian dan membuat air yang mengenai wajah Bastian menetes di bajunya.

Bastian masih saja diam sambil mengusap wajahnya dengan kasar karena terkena air teh es manis yang mulai melengket di pipi mulusnya.

Sedangkan Fauzan, ia masih berekting pura-pura tidak sengaja hdengan kaki tersandung padahal dengan jelas tangannya terangkat melemparkan air teh es di wajah Bastian.

"Sekali lagi maaf Bas, aku beneran gak sengaja," ucapan Fauzan lagi tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Iya tidak apa-apa Zan, santai saja," ucap Bastian sambil tersenyum ke arah Fauzan.

Seketika mata Fauzan melotot tak percaya dengan jawaban Bastian. Bukan hanya Fauzan tapi Aira, Syifa, Andre dan juga Niko itu tercengang dengan jawaban Bastian.

Bagaimana mungkin seseorang tidak marah ketika semua minuman tumpah ke wajahnya hingga membuat bajunya basah dan itu di depan banyak orang.

Bastian hanya tersenyum melihat ekspresi mereka. 'Fauzan, kau pikir aku tak tahu kau sengaja melakukan ini? Aku tahu Fauzan, tapi aku pura-pura tidak tahu karena aku tahu ini rencanamu untuk membuatku emosi lalu menamparmu tanpa ampun dan Syifa yang berada di sini melihat sikapku mulai menjauh dan tak ingin dekatku lagi' batin Bastian.

"Aku jadi gak enak sama kamu Bas, gara-gara aku wajah dan bajumu basah," ucap Fauzan masih melanjutkan actingnya.

"Iya tidak usah begitu santai saja lagi pula kamu kan tidak sengaja betulkan Fauzan?" ucap Bastian sambil menekankan kata tidak sengaja.

"Iya," ucap Fauzan sambil tersenyum masam.

Andre dan Niko yang mendapat aba-aba dari mata Bastian untuk tidak ikut campur dalam masalah Fauzan yang sengaja menumpahkan teh es di hadapannya hanya bisa mengangguk dan diam  tanpa ikut campur atau memulai perkelahian dengan Fauzan.

Syifa yang melihat Bastian dengan wajah yang masih agak basah langsung mengambilkan sapu tangan dan mengusap wajah Bastian.

"Sini biar aku bantu mengeringkannya," ucap Syifa sambil berdiri medekati Bastian dan mengusap wajah tampan itu dengan pelan.

Deg!

Hati Fauzan serasa diremas melihat Syifa begitu perhatian dan dekat dengan Bastian.

'Harusnya aku yang kamu perlakukan seperti itu Syifa, bukan dia!' batin Fauzan menatap nanar pemandangan yang begitu menyakitkan.

Beda halnya dengan Bastian ia tak henti-hentinya menatap wajah cantik Syifa yang kini mengusap pelan wajahnya. Matanya tak sekalipun berkedip ketika memandang wajah sang pemikat hati.

Syifa masih saja serius mengusap wajah Bastian dengan sapu tangan.

Sadar akan sikapnya yang berlebihan begitu berani mengusapa wajah Bastian, Syifa menghentikan pergerakan tangannya dan mulai mundur dengan kepala menunduk.

"Maafkan aku yang terlalu berani menusap wajahmu, Bas," ucap Syifa gugup.

"Tidak papa Syifa, tidak perlu minta maaf malah aku yang harus mengucapkan terima kasih sudah membantuku mengeringkan wajah yang basah ini." ucap Bastian menatap Syifa dengan senyum hangat.

"Iya, ini sapu tangannya kamu pakai saja untuk mengurang sedikit air yang basah dalam bajumu," ucap Syifa sambil memberikan sapu tangan ke hadapan Bastian.

"Terimakasih," ucap Bastian langsung mengambil sapu tangan yang diberikan Syifa.

"Iya, sama-sama," ucap Syifa tersenyum hangat.

Tak tahan melihat pemandang yang begitu menyakitkan Fauzan segera pergi meninggalkan mereka dengan hati yang sakit bercampar marah.

***

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang