Part 40

238 25 0
                                    

Vote
.
.
.
.
.
.

Kedua ayah dan anak itu saling tertawa lepas dengan cerita lucu yang mereka ciptakan sendiri.

Senyum saling melekat jelas di wajah keduanya. Mereka mengabaikan istri dan Ibu tiri yang melihat mereka akor. Jelas terpampang tidak suka di wajah Diya (nama Ibu tiri Bastian) melihat perlakuan  Santoso yang lebih memberi banyak perhatian untuk Bastian dibandingkan untuknya.

'Ini semua gara-gara anak sialan ini, hingga semenjak istri pertamanya meninggal mas Santoso tidak pernah perhatian lagi padaku. Ia hanya menikahiku untuk menjadi Ibu dari Bastian sedangkan dia, dia tak menganggapku istrinya, bahkan menyentuhku pun tak pernah. Bagaimana aku bisa hamil dan memberikannya anak kalau dia sendiri meniduriku juga tidak!' umpat Diya sambil menatap sinis Bastian.

"Pada ngomong apaan sih? kayanya seru banget." tanya Diya pura-pura baik.

Bastian langsung merubah ekspresi wajahnya yang tadi cerah merekah dengan senyum. Sekarang berubah menjadi datar kayak jalan aspal.

"Yah, Bastian mau pamit dulu kumpul sama Andre dan Niko," pamit Bastian.

"Lho, kok pergi Nak?" tanya  Santoso saat Bastian sudah berdiri dan ingin melangkah pergi.

"Bastian udah janji sama mereka kumpul sambil belajar di rumah Niko," jelas Bastian.

"Ouh ... yaudah kalo gitu hati-hati di jalan jangan ngebut,"  tutur Santoso lembut.

Bastian hanya mengangguk lalu menyalimi tangan ayahnya dan segera mengambil kunci mobil yang terletak di depan meja tepat di hadapan Ibu tirinya.

Bastian melenggang pergi begitu saja setelah mengucapkan salam.

Bastian memang tidak pernah berbicara sekalipun dengan Ibu tirinya, ia sungguh tidak menganggap adanya Diya, baginya, Ibunya cuma satu yang sekarang berada di sisi Allah.

***

Setelah Bastian pergi Diya duduk mendekati Santoso. Ia mulai memegang jari-jemari  Santoso dengan manja.

Sedangkan Santoso langsung melepaskan pegangan Diya. Terlihat jelas ada raut wajah kekesalan Diya pada sikap Santoso, bukan kali ini Santoso tidak mau di sentuhnya, bahkan setiap kali Santoso berperilaku seperti ini dengan Diya, tidur seranjang pun tidak pernah.

"Santoso, kenapa sih kamu tak pernah menyentuhku?!" tanya Diya emosi.

"Karena aku tak mencintaimu," ucap Santoso datar.

"Semua pasti karena kau masih mencintai Alm. Istrimu itukan!" tebak Diya mulai meninggikan suaranya 2 oktaf.

"Ya," jelas Santoso datar.

"Dasar tak punya hati, ceraikan aku sekarang! Aku tak sudi jadi istrimu! Kau hanya menikahiku untuk menjadi Ibu dari anakmu Bastian!" teriak Diya mulai emosi.

"Bukankah itu kesepakatan kita, kau menikahiku demi uang dan aku menikahiku demi memberikan kasih sayang pada putraku, tapi sayang ternyata  kau tidak bisa menjadi Ibu untuk anakku. Kau hanya menguras uangku saja tanpa menepati janjimu!" ucap Santoso mulai meninggikan suaranya 1 oktaf.

"Hahaa ..., Santoso, Santoso, aku menikahimu memang demi uang, aku ingin menjadi ratu di rumah ini bukan pembantu yang mau mengurusi anakmu!" tawa Diya dengan senyum liciknya.

Yaa Diya memang menikahi Santoso demi harta, dulu Santoso memang mencintainya sehingga mengkhianati istrinya. Tapi dia sudah tahu sifat asli Diya dan disaat dia mengetahui itu istri nya sudah masuk rumah sakit, dan karena itu Santoso menyesali perbuatannya. Ia menjenguk istrinya disaat Bastian sedang pergi dia sempat berbicara dengan istrinya.

Sulit dipercaya istrinya meminta dia segere menikahi selingkuhannya. Sempat menolak tapi akhirnya Santoso menerima dengan alasannya permintaan istri dan untuk menjadi Ibu buat Bastian. Tapi sayang Diya tidak pernah menjadi Ibu pengganti untuk Bastian.

"Dasar wanita licik, hari ini juga aku talak kamu kita pisah!" teriak Santoso. Seketika itu juga mereka pisah karena mereka menikah siri jadi tidak perlu kepengadilan untuk bercerai secara resmi.

"Baiklah Santoso, mulai sekarang kita tidak mempunyai hubungan apapun. Tapi aku minta uang 1 miliyar sebelum aku pergi." ucap Diya dengan angkohnya.

"Baiklah aku akan transfer sekarang, tapi kau harus pergi dari rumah ini jangan sampai aku melihat wajahmu lagi!" ucap Santoso emosi.

"Baiklah, aku janji tak akan kembali jika kau sudah memberi uang itu," senyum licik Diya terus terpampang jelas di wajahnya.

"Udah cepat beresin barang-barangmu dan pergi dari rumah ini, uangnya sudah aku transfer." Usir Santoso.

Diya tersenyum puas melihat uang itu masuk dalam rekeningnya, dengan segera iya membereskan pakaiannya dan pergi dari rumah itu.

Santoso merasa senang akhirnya Diya pergi dari hidupnya dan sekarang tugasnya berusaha menjadi ayah yang baik untuk Bastian.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Where stories live. Discover now