Part 45

219 24 0
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
Sudah beberapa bulan berlalu ulangan sudah lama selesai dan sekarang hari di mana pembagian Raport tanda kenaikan kelas.

Guru memanggil siswa-siswi satu persatu maju mengambil raport.

Dan setelah pemberian Raport guru mengumumkan siapa saja yang mendapat rengking.

Rengking pertama didapatkan oleh Bastian, Rengiking kedua didapatkan oleh Fauzan, dan rengking ketiga didapat oleh Ziarah.

Syifa dan Aira masuk ke dalam sepuluh besar. Sedangkan Andre dan Niko walaupun tidak masuk sepuluh besar tapi mereka mendapatkan nilai yang lumayan bagus.

Semua siswa-siswa lulus ke kelas tiga, tawa dan kebahagiaan menyelimuti di kelas 2 merake bersorak gembira karena lulus dengan nilai bagus.

***

Sudah beberapa bulan mereka menjadi kakak kelas yang bisa dibilang senior.

Hari ini masih saja seperti dulu di mana Bastian dan Syifa makin jauh dengan jarak yang kian memisahkan komunikasi keduanya.

Bastian berjalan melalui Syifa dan begitupun Syifa melalui Bastian. Saat keduanya bertemu Bastian selalu memasang wajah datar dan terlihat cuek. Sedangkan Syifa ia hanya menundukkan kepalanya tanpa ingin melirik Bastian.

***

"Syifa apa kamu gak ingin mencoba menegur Bastian?" tanya Aira setelah melihat Syifa duduk dengan buku yang ia pilih di perpustakaan.

"Buat apa?" tanya Syifa balik.

"Yaa dekat kayak dululah, apa kamu udah gak suka lagi sama Bastian?" tanya Aira lagi.

"Udahlah Aira aku males bahas Bastian. Buat apa juga aku mempertahankan rasa ini jika dia sendiri tidak menginginkan rasa ini ada untuknya," jelas Syifa.

"Tapi ...," ucap Aira terpotong oleh Syifa.

"Sudahlah Ra, aku udah pasrahkan semuanya pada sang pemilik hati yang sesungguhnya yaitu 'Allah' jika memang dia jodohku pasti akan Allah persatukan dalam ikatan yang halal. Namun jika bukan aku bisa apa?" jelas Syifa lalu fokus membaca novel.

Aira hanya manggut-manggut mengiyakan ucapan Syifa. Lalu ia juga fokus pada novel yang ia ambil tadi.

***

'Aku udah kelas tiga gak terasa bentar lagi akan ujian, aku harus cepat mengungkapkan perasaanku pada Syifa.' batin Bastian.

"Woy! Bas, ngapain ngelamun," kaget Andre dan Niko.

"Eh, siapa yang ngelamun?" elak Bastian.

"Yee elo-lah, siapa lagi jika bukan lho?" cerocos Niko.

"Santuy oyy, gak usah ngegas." ucap Bastian sambil menunjukkan muka keselnya.

"Udah ahh, serius nih." ucap Andre.

Bastian hanya melihat Andre dengan bola mata malas. Sedangkan Niko hanya cengengesan.

"Udah ahh, males aku bahas cinta, biarkan Allah aja yang ngatur semuanya gak usah dibahas lagi," ucap Bastian.

"Terserah deh," rajuk Niko dan Andre.

"Aishh! Ngambek nih anak, lagian napa kepo amat sih dengan cerita gue," ucap Bastian so.

"Au ah," ucap Niko dan Andre kompak.

"Oke deh, aku kasih tahu kalau aku akan deketin Syifa lagi aku akan perjuangin cintaku dan akan menyatakan perasaanku untuknya," jelas Bastian.

"Serius lho Bas, kapan lho nembak Syifa?" tanya Niko dan Andre antusias.

"Gak akan lama lagi kok, aku nembak Syifa bukan buat pacaran tapi ingin ngajak dia nikah nanti setelah aku lulus dan Syifa lulus sekolah." ucap Bastian semangat sambil menghayal ia menikahi dengan Syifa.

"Hahahaaaa ...." Tawa Andre dan Niko pecah.

"Belum tentu diterima udah main nikah aja," ejek Niko.

"Lho halu yaa? Setan apa yang merasukimu?" tanya Andre sambil menyanyi.

"Eleh, bilang aja lho berdua sirik!" tukas Bastian.

"Siapa yang sirik malah kita bahagia jika kamu bisa bersatu sama Syifa, dan bukan kita doang readers juga suka lho," ucap Andre serius.

"Waahh kalo gitu doain yaa, aku bisa ngajak Syifa nikah." ucap Bastian penuh semangat.

"Pasti," ucap Niko dan Andre serentak.

Kemudian mereka menceritakan hal yang lain dan sesekali diirringi tawa.

Bersambung ....

Rahasia_Takdir (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang