BAGIAN 36 - PROYEK BARU

2.2K 203 0
                                    

"Aira, rewel ya?" tanya Ali yang baru saja pulang dari masjid dan mengetahui Amira yang sedang menggendong Aira.

Amira menoleh, "Mas? Mas udah pulang?"

Ali tersenyum ke arah Amira dan mendekatinya, "Aku tadi sekalian sholat isya di masjid jadi sedikit lama."

"Iya nggak papa,"

"Sudah sholat?" tanya Ali ke arah Amira yang sedang menggendong Aira sembari tangan kanannya memegang botol dot susu bayi.

"Sudah Mas, ini Aira tadi kebangun sebentar ternyata dia pipis. Terus Amira ganti popoknya dia tidur lagi."

"Anak papa memang pintar," puji Ali seraya tangannya mencubit ujung hidung anaknya.

Amira terkekeh pelan saat Ali memuji Aira sedangkan anaknya yang dipuji masih terjaga dalam tidurnya. Susah payah Amira menidurkan Aira, tapi malah dirusak papanya dengan mencubit ujung hidungnya, "Mas jangan dicubit nanti Aira bangun,"

"Habisnya dia lucu kalau tidur. Mirip aku,"

Ali mengerutkan dahinya saat Ali mengucapkan kalau dirinya lucu dan mirip dengan Aira, "Aira sayang, semoga nanti kalau kamu sudah besar jangan punya sikap percaya diri berlebih seperti bapakmu ya Aira,"

Ali terkekeh keras yang membuat Amira semakin kesal. Ia memukul lengan Ali pelan, "Ketawanya dijaga, Aira lagi tidur!"

"Arrrggh sakit Mir," rintihnya.

"Cuma pelan doang masa sakit?"

"Kalau nggak percaya sini aku praktekkin,"

"Nggak....Nggak... Mas Ali tangannya gede ya jelas sakit lah kalau mukul Amira! Ahh...Udah Mas, jangan becanda mulu besok pagi Mas harus ke kantor inget!"

"Iya iya," jawab Ali pasrah.

Amira menidurkan kembali Aira di ranjang box bayi miliknya. Ia juga menaruh botol for bayi sisa Aira di atas meja dekat dengan ranjang bayi.

"Mir?" panggil Ali yang mulai beranjak duduk di sisi ranjang.

"Apa?"

"Kamu tidur disini saja." pintanya pada Amira.

Hah?

"Maksud Mas Ali?"

"Ki-Kita bagi tempat tidur."

Amira terkejut bukan main mendengar kalimat yang diucapkan Ali. Ia sedikit terpaku. Tak percaya dengan apa yang diucapkan Ali. Tidak! Bagaimana jadinya nanti jika Amira satu ranjang dengan Ali.

"M-Mas Ali saja yang tidur di kasur, Amira tidur di kamar sebelah saja,"

"Jangan khawatir Mir, aku tidak akan melakukan apa-apa. Lagi pula aku tidak mau salah satu dari kita merasa tidak nyaman hanya karena tempat tidur,"

"Tapi Mas-"

"Ya sudah tidak apa-apa kalau kamu merasa kurang nyaman. Maaf-"

"Iya Mas, Amira tidur disini," jawab Amira yang tak enak menolak permintaan Ali. Sekarang posisi Amira adalah istri Ali jadi mau tidak mau ia tidak boleh menolak permintaan suaminya. Meskipun nantinya ia tidak tahu bagaimana keadaan jantungnya jika tidur dekat dengan Ali.

Dengan rasa sedikit canggung, Amira tidur di samping Ali. Jantungnya tidak berpacu secara normal lagi. Ah, lagi-lagi seperti ini! Kalau setiap hari seperti ini, bisa-bisa kesehatan jantung Amira tidak terkontrol.

Ali yang tadinya membelakangi Amira, berbalik menghadap Amira. Ia baru menyadari bahwa Amira tak kunjung tidur, "Kenapa belum tidur?"

Amira menoleh ke arah Ali, "M-mas Ali sendiri ke-kenapa belum tidur?"

AMIRA AZZAHRA  [RE-PUBLISH]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz