31.Menanti

402 40 0
                                    

Menantimu di ujung senja menjadi hal terindah untukku.
Memperjuangkanmu dalam do'a adalah hal terindah dalam hidupku.
Memintamu pada Nya dalam setiap sujudku adalah pilihanku.
Sampai Allah mempersatukan kita dalam ikatan halal.

~Sajadah Cinta~

Mahisya POV' 10 tahun yang lalu.

Hatiku berdebar hebat saat bang riko berusaha mecubit pipiku.

Ya saat itu aku masih duduk di Sekolah Dasar.

Saat itu pipiku sagat subur,sampai semua orang sangat gemas padaku termasuk bang riko dan mahira mereka berdua berlomba-lomba mencubit pipiku.

Aku terus berlari menghindari mereka berdua.

"Umiii... kak hira sama bang riko kejar hisya..." trriakku mengadu pada umi.

Namun umi hanya melihat tan tersenyum,seketika aku mencebikkan bibirku dan ternyata itu menambah kelucuanku sehingga kak riko berhasil mencubit pipiku karena gemas.

"Ihhhhhhhh abang gemes baget sama kamu syaaaa.." kata bang riko.

Deg...
"Rasanya jantungku mau copot,kenapa ya???" Tanyaku dalam hati.

"Abang sakit ....." Teriakku
Saat itu aku dan mahira sagta berbeda mahira tumbuh dengan badan mungilnya sedangkan aku?? Aku tumbuh dengan tubuh yang subur degan pipi yang cubby.

"Abang adeknya jangan di gituin ,sakit  itu pipinya" umi menginstrupsi bang riko dengn menggendong adek kecil kami.

Saat itu kami belum mengetahui kalau kami adalah bukan kakak dan adik kandung.

"Umi tubuh hira kok beda sama hisya sih... pengen deh punya pipi kayak hisya" celetuk hira.

"Kamu makan yang banyak aja sayang,nanti juga gendut kayak hisya" jawab umi sambil terkekeh.

Aku juga ikut terkekeh mendengar perkataan hira.

Saat itulah perasaan cinta itu tumbuh namun aku hanya mengira mungkin crasa itu hanya sebatas rasa kasoh sayang antara kakak dan adik.

Namun sejak tumbuh dewasa aku baru menyadari bahwa rasa ini bukan rasa antara kakak dan adik.. tapi rasa cinta pada lawan jenis.

Di setiap sujud ku ku sematkan do'a untuknya agar tak terjadi apa-apa saat bang riko bekerja.

Dan aku meminta pada Allah agar rasa ini hilang,aku tahu bahwa rasa ini salah .Tak sepantasnya aku menyimpan rasa pada kakakku  sendiri.

Sampai suatu hari Abi dan umi menjelaskan bahwa bang riko bukanlah kakak kandung kami saat itu usiaku sudah 17 tahun.

"Hira hisya abi dan umi mau bicara"ucap abi pada kami.

"Sini duduk nak" ucap umi mengistrupsi agar aku dan hira duduk.

Kuteliti se isi ruangan ada bang riko juga..

"ada apa ini??" Tanyaku dalam hati.

"Jadi begini sekarang mahir adan mahisya kan sudah remaja dan itu artinya harus bisa menjaga diri" abi menjeda ucapan beliau.

Aku dan mahira mendengarkan abi dengan serius.

"Bang riko sebenarnya bukan anak kandung abi,tapi abi dan umi sudah menganggap abangmu ini bagian dari keluarga kita,nah abi berpesan agar kalian menjaga jarak satu sama lain,kalian pasti dudah tau batasan-batasan antara lawan jenis yang bukan mahrom".ucap abi denag lembut namun berwibawa.

Deg.. "bang riko bukan abangku??,berarti aku masih bisa memperjuangkannya?? Benarkah???" Batinku.

"Yaahhh hira udah anggap bang riko seperti abang hira sendiri lho bang'' ucap mahira sedih.

"Sayang kalian tetap jadi adiknya bang riko kok" ucap umi membelai mahira lembut.

Sedangkan aku haya diam tak beekutik dan sibuk dengan pikiranku sendiri.
Dari situlah aku mulai memperjuangkannya,menyebutnya dalam setiap do'a dan sujud ku,membintanya pada sang pemilik hati agar kelak dia yang menjadi imam dalam rumah tanggaku.

____________

Assalamu'alaikum
Maaf ya lama updatenya hehheh semoga menarik ya part ini😁

Mampir juga di Senja di Atas sajadah ya🤗🤗

Jangan lupa vote  dan coment ya.

Semoga bermanfaat☺️

Sajadah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang