2. Kecantikkan Yang Melahirkan Bencana

769 110 12
                                    

🍁🍁🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Istana Le Bing, kediaman Pangeran ke-4.

Jauh dari aula kerajaan, tempatnya terpencil dekat dengan hutan bambu, ada sebuah kediaman kecil tempat Pangeran ke-4 tinggal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jauh dari aula kerajaan, tempatnya terpencil dekat dengan hutan bambu, ada sebuah kediaman kecil tempat Pangeran ke-4 tinggal.

Halaman itu tidak terlalu luas, namun juga tidak terlalu kecil. Halamannya masih terawat, dengan pemandangan pohon plum yang menghiasi aula depan.

Hari menjelang pagi, para pelayan di Istana Le Bing mulai beraktifitas untuk melayani tuannya.

Li Rou salah satu pelayanan di istana Le Bing mengetuk pintu kamar Pangeran ke-4, dia bertanya dengan nada pelan agar tidak mengganggu, "Yang Mulia, apa anda sudah bangun?".

Awalnya tidak ada suara, setelah beberapa detik, suara yang pelan namun indah dan merdu terdengar dari dalam kamar. "Ya, masuklah".

Li Rong yang mendengar jawaban dari dalam kamar dengan semangat membuka pintu, setelah masuk pandangannya melacak seluruh penjuru ruangan dan berhenti pada sosok pemuda cantik yang tengah duduk dikasur.

Pangeran ke-4 yang baru saja bangun memiliki wajah halus dan tempramen malas, mata biru lautnya sedikit basah, helai rambut peraknya yang panjang terlihat tersebar dikasur. Wajahnya yang kusut dan sedikit pucat entah mengapa malah membuatnya terlihat sensual.

Dan pemandangan yang indah dan sensual ini adalah sarapan pagi yang menggiurkan bagi pelayan kecil Li Rong yang lucu dan menggemaskan tetapi sebenarnya tidak naif.

Li Rong diam-diam mendesah bahagia didalam hatinya, 'Sungguh kebahagiaan untuk bisa melihat kecantikkan dipagi hari yang sibuk ini'.

Ketika Li Rong mendekat, Pangeran ke-4 segera bergerak untuk mengambil kain untuknya membersihkan wajah.

Li Rong dengan hati-hati melayani. Dia tidak ingin ada sedikit kekuarangan pun untuk melayani tuannya, dengan handal dia menyelesaikan semua keperluan Pangeran ke-4.

Li Rong bertanya, "Yang Mulia, untuk sarapan apakah ada yang ingin anda tambahkan?".

Pangeran ke-4 yang selesai berpakaian dengan jubah putih bersulam anggrek menoleh ke arah Li Rong, sambil tersenyum samar dia berkata, "Tidak perlu, bubur yang dibuat koki di dapur kemarin sudah sangat baik. Mereka sudah berkerja dengan giat".

BL- It's Soo bad! I Was Transmigrated to a Novel and Became a Beautiful PrinceWhere stories live. Discover now