Kak Ferdi

24.1K 1.2K 13
                                    

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca. Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan comment ya....

-

- Rabu, 6 Januari 2016 -

Aku berada di teras rumahku. Aku menunggu pria itu menjemputku. Semalam dia ada jadwal penerbangan sehingga tidak bisa. Ternyata, pria itu bekerja di bagian penerbangan. Mungkin dia pilot atau pramugara. Tapi aku tidak menanyakan namanya. Aku tidak tau cara memulai perkenalan.

Dia tinggi, tampan, dan tubuhnya kurus seperti model.

Apa mungkin dia sudah tua? Tapi, tampangnya tidak cocok kupanggil paman. Jadi, aku harus memanggil dia apa?

Tit tit

Suara klakson mobil. Ah, dia sudah sampai.

"Ayah, ibu, aku pergi dulu."

"Iya, nak. Jangan pulang malam-malam."

Sebenarnya, aku berbohong pada ayah dan ibu. Aku mengatakan bahwa aku ingin belajar kelompok untuk UN. Ayah dan ibu langsung setuju mengingat aku memilih tidak kuliah.

-

Dimobil,

Kami diam-diaman. Aku juga tidak tau harus berkata apa.

"Nanti habis masak, jangan lupa diberesin juga sekalian." Akhirnya suara sunyi dan canggung ini pecah.

"Baik...."

"...pak." Panggilan pak ini sepertinya cocok, mengingat aku kerja part time dengannya. Dia atasan dan aku bawahannya.

"Kamu panggil apa tadi? Pak? Saya masih 24 tahun, masih terlalu muda dipanggil pak." Dia tersenyum geli.

Aku terdiam. Jadi harus memanggil apa.

"Bagaimana kalau kakak?"

"Oke. Itu lebih baik." sautnya.

Suasana mobil masih hening. Waktu baru berlalu 5 menit tetapi rasanya sudah 1 jam aku disini.

"Btw, aku belum tau namamu. Aku Ferdi."

"Aku Kaila."

"Kamu kelas berapa?"

"Kelas 12 kak. 4 bulan lagi lulus."

"Ooo, sudah mau lulus. Kamu mau kuliah dimana?"

"Aku berencana langsung kerja kak."

"Kenapa?"

"Gakpapa kak. Pengen kerja langsung aja."

"Pasti ada alasan khusus dong."

"Malas belajar aja kak. Hehe.."

"Kok malas? Kuliah perlu juga buat cari pekerjaan."

Aku tau. Tapi biaya sudah tidak ada. Gimana mau kuliah. Kali ini, aku lebih memilih diam. Aku tidak mau diceramahi sesuatu yang aku tau. Ini juga karena keadaan yang memaksaku begini. Begitu pula kerja part time ini.

-

Aku sampai dirumah kak Ferdi, lebih tepatnya seperti apartemen. Kami naik ke lantai 12 menggunakan lift.

"Kakak sewa disini?"

"Tidak."

"Kakak kerja apa?"

"Pramugara."

Kalau dihitung-hitung, kakak ini sepertinya baru 1-2 tahun menjadi pramugara tapi bisa memiliki apartemen tetap seperti ini?

"Password rumahnya 921201, selanjutnya kaila sendiri ya datang ke sini."

-

Sampai di dalam apartemennya, hanya satu kasur, dapur, satu sofa panjang untuk dua orang, kamar mandi, TV, meja dengan buku-buku. Cukup untuk ditinggali 2 orang.

Aku segera ke dapur untuk memasak. Kali ini, aku memasak ayam goreng dan nasi aja. Hanya ini yang terpikir olehku. Aku memasak untuk satu porsi orang.

-

"Kak, aku pulang dulu, ya."

"Iya, hati-hati, terimakasih makanannya."

Selesai masak, aku langsung pulang ke rumah dengan naik gojek. Dia memberiku upah 50 ribu tadi. Bisa buat jajan, dan bisa buat bayar gojek.

Dia sangat murah hati. Padahal aku yang sudah merenggut nyawa ibunya. Dia juga yang memberiku bayaran ini.

Lebih baik aku tidak menggunakannya selain gojek ini. Akan kusimpan terlebih dahulu.

Sesampai dirumah, aku segera mandi dan ikut makan malam.

"Maaf bu, aku kelamaan dirumah teman."

"Tidak apa-apa, nak. Makanlah yang banyak."

Sehabis makan, aku segera belajar. Aku perlu belajar serius untuk nilai-nilai ijazahku.

Tiba-tiba, SMS masuk.

Dari : Kak Ferdi

Seminggu ke depan, aku tidak di apartemen. Jadi, nanti aku hubungi lagi untuk makan malamnya.

Aku meletakkan handphoneku dan kembali belajar.

-

Jangan lupa vote dan comment ya....

Terimakasih dan stay tune :)

This is Love Story (END)Where stories live. Discover now