7

64 41 0
                                    


Jun-Fan masih terus mengamati pergerakan putrinya yang sedang memainkan pedangnya. Dan ini saatnya Jun-Fan menguji ketangkasan putrinya. Di ambilnya juga sebuah Katana yang sudah tertata di meja. Tanpa aba-aba Jun-Fan langsung menyerang Lian. Tapi serangan Jun-Fan mampu di tahan Oleh Lian.
Mereka saling berhadapan dengan katana yang saling menempel satu sama lain. Lian tersenyum menghadapi Jun-Fan. Lalu lian memundurkan sedikit langkahnya sambil menangkis pedang milik Jun-Fan dengan pedangnya.

Kini berganti Lian menyerang Jun-Fan lebih dulu. Jun-Fan dengan tangkas menahan serangan Lian. Kini Lian memutar tubuhnya dan mencoba menyerang Jun-Fan dengan kecepatannya. Namun masih saja bisa di tangkis oleh Jun-Fan.
Jun-Fan tersenyum menatap Lian. Dan di saat yang sama Jun-Fan menyerang Lian dengan sangat cepat. Hingga Lian tidak bisa mengontrol dirinya dan akhirnya pedang yang ada di tangan Lian terhempas ke udara. Dengan cepat Jun-Fan menodongkan pedangnya tepat berhenti di bagian sisi kiri leher Lian membuat Lian mematung dan tak bergerak.

"Kau Harus lebih fokus Lian." Jun-Fan menarik katananya dari Lian lalu memasukkan katananya ke dalam sarungnya.

"Papa sangat hebat memainkan Katana."

"Jangan memujiku. Perbaiki sikapmu saat bermain dengan pedang. Karena pedang juga bisa menjadi lawan untuk tuannya."

Lian mengangguk. "Lian akan berusaha lebih giat lagi papa."

"Bagus, satu hal lagi Lian jangan pernah kau anggap remeh musuhmu. Sebaik apapun dirimu, jika kau meremehkan seseorang maka di situlah kau akan tamat."

Lian tersenyum "Lian akan selalu mengingatnya.".

Jun-Fan kini menatap Jingmin yang sudah berdiri di belakang Lian. Lalu di pandangnya lagi putri kesayangannya itu."Ya, kalau begitu istirahatlah nanti sore papa akan mengajarimu cara menggunakan pistol. Papa masih ada urusan. Kau baik-baik di rumah."

Lian mengangguk paham lalu pergi meninggalkan Jun-Fan yang kini telah di hampiri oleh Jingmin.

▪▪▪

Di kantornya Kaibo yang sedang duduk di kursi kebesarannya di kejutkan dengan kedatangan Chyou, Chyou adalah sahabat Lian,

"Kai," Chyou lalu berjalan mendekat ke arah kaibo. "Aku merindukanmu."

"Ck... pergilah jangan ganggu aku."

"Mengapa kau sangat dingin kepadaku Kai,apakah kau tidak ingin mencari pengganti Lian?"

"Pergi dari sini kataku"

"Kai, aku bisa menggantikan posisi Lian di hatimu. Karena aku mencintaimu."

"Kau tidak akan pernah bisa menggantikannya. Kau berbeda dengan Lian."

"Ayolah Kai, dia sudah meninggal. Aku bisa menyenangkanmu lebih baik dari Lian."

"Jalang."

"Ya, aku akan menjadi jalangmu Kai." Chyou mendekat ke arah Kai mendudukkan bokongnya di paha Kai, sambil merangkul leher Kai dengan kedua tangannya.

"Kau tau Kai, aku lebih cantik dan seksi ketimbang mantan kekasihmu itu." Tanpa aba-aba, Chyou mengecup bibir Kai, sesekali memainkan lidahnya menyapu bibir Kai.
Kai yang menerima ciuman dari Chyou. Akhirnya membalas ciuman itu dan melumat habis bibir Chyou.
Chyou tersenyum senang bisa membangkitkan gairah Kai.
Kai yang kini di mabuk oleh ciuman Chyou akhirnya menggendong tubuh Chyou ke sofa besar yang ada di ruangan tanpa melepas pagutan mereka.
Mereka terus berciuman sampai pada akhirnya mereka berdua sudah bertelanjang tanpa ada sehelai benangpun yang melekat di tubuh mereka. Kai kini menciumi tubuh Chyou dengan penuh nafsu. Chyou yang di bawah kendali Kai tersenyum penuh dengan kemenangan karena bisa membuat Kai memasuki dirinya.

REVENGE IN LOVEWhere stories live. Discover now