15

34 23 0
                                    

Kaibo terpaku melihat seseorang yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Mari pulang bersamaku." Kata Seseorang yang masih setia menatap Kai dengan tatapan dinginnya.

"Tidak, aku akan pulang ke apartemenku. Ayo Alex antar aku." Kai dan Alex berjalan melewati Orang itu.

"Kaibo -Tan. Ikut atau aku akan menyeretmu."

Kaibo masih menatapnya dengan tajam. "Antoni-Tan. Tidak bisakah kau tidak mengusik hidupku."

"Kalau begitu aku tidak punya pilihan." Antoni menyuruh beberapa anak buahnya untuk membawa Kai bersamanya. Alex tak bisa melawan karena dia sadar posisinya ada di mana, tidak bisa ikut campur dengan urusan keluarga. Antoni-Tan adalah kakak dari Kaibo. Seorang yang berambisi kuat.

"Lepaskan." Teriak Kaibo pada anak buah Antoni. Dan menatap Antoni dengan tidak kesukaannya.
Anak buah Antoni membawa Kaibo masuk ke dalam mobil mewah milik Antoni dan mengunci setiap gerakan Kai agar tidak bisa kabur dari Antoni. Mereka membawa Kai menjauh dari Area rumah sakit.

Setelah sampai di sebuah mansion yang sangat mewah Antoni langsung menyeret membawa Kai masuk ke dalam mansion itu.

"Aku bisa berjalan sendiri." Desis Kai sambil melepaskan diri dari cengraman Antoni. Dan berjalan masuk mendahului Antoni.

"Kai, sampai kapan kau memberontak. Aku kakakmu, seharusnya kau berada di sisiku."

"Sampai aku mendapatkan pengakuan darimu bahwa aku bukan seorang pecundang besar yang hanya menikmati hasil kerja kerasmu."

"Kau masih saja mengungkit itu." Antoni menghela nafas sambil mengusap wajahnya dengan gusar.

"Kau masih ingat rupanya."

"Sudahlah. Lupakan apa yang di katakan papa padamu."

Flashback On.
Sejak kecil Kai selalu di banding-bandingkan dengan Antoni oleh ayahnya Bian Tan. Selalu merasa di nomor duakan. Sampai usianya menginjak 17tahun.

"Lihat Kakakmu Kai, dia selalu bisa aku andalkan dan kau Sampai kapan kau seperti ini. Begajulan pembangkang dan tidak pernah menyenangkan hatiku.."

Kai hanya diam mematung saat dia selalu di nomor duakan oleh ayahnya itu. Bukan dukungan yang dia dapat tetapi malah cacian .

"Papa, jangan seperti itu. Kasihan Kai." Bela Antoni.bukannya senang atas pembelaan dari Antoni Kai malah semakin benci dengan keduanya. Hingga sampai akhirnya Kai lebih memilih keluar dari rumahnya dan tinggal sendiri.

Flashback off.

"Tidak akan pernah." Desis Kai.

"Lupakan Kai, tidakkah kau memaafkan Papa, biarkan dia tenang di sana. Asal kau tau, papa ingin kau menggantikan posisi papa di Mogui."

"Semudah itu dia mengatakan itu. Aku tetap tidak akan kembali."

"Aku mohon, Kai".

"Baik. Aku ingin geng Mogui di ganti menjadi Wolf. "

Antoni mengerutkan dahinya, dia tampak berfikir mungkin ini keputusan yang tepat jika Mogui yang selama ini mereka banggakan berganti dengan Wolf. "Baiklah jika itu bisa membuatmu kembali ke rumah ini."

Kai tampak tersenyum dengan kemenangannya. Dia berjalan menuju kamar yang selama ini dia tinggalkan.

●●●●●

Kini saatnya Jun-Fan untuk menguji kelayakan Lian untuk memimpin Long Jian.
Mereka berdua telah siap dengan katana yang ada di tangan mereka. Dan Aaron menjadi wasitnya.
Lian mulai menyerang Jun-Fan terlebih dahulu. Masih bisa di tangkis oleh Jun-Fan. Lian dan Jun-Fan saling beradu pedang, mempertahankan ketangkasan masing-masing dari mereka. Suara dentingan pedang yang beradu terus terdengar nyaring di telinga siapa saja yang ada di dekatnya. Sampai pada akhirnya Aaron membuka suara. "Ingat apa yang ku ajarkan padamu Lian. Konsentrasilah. Lupakan yang di depanmu ini adalah Papa."

Lian memundurkan langkahnya. Mencoba berkonsentrasi dengang apa yang selama ini telah dia pelajari dari Aaron.

REVENGE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang